AUS : Behind The Scene - Part 2

Halo! Lagi-lagi pengennya nulis behind the scene-nya, bukan kegiatan utamanya. Hihi *mringis*

Banyak halangan yang saya dapat untuk berangkat ikut AUS ini. Saya hampir nyerah waktu itu tapi bapak saya tetep nyuruh buat berusaha.

Keputusan siapa yang akan berangkat sudah jelas. Saya tinggal menyiapkan keberangkatan. Daftarlah saya untuk membuat paspor. Online. Dapat jadwal ke kantor imigrasi tanggal 17 Juni. Ke sana deh . . . jeng jeng jeng. Salah saya, ga memperhatikan persyaratan. Saya ga bawa dokumen asli yang diperlukan : Akte kelahiran dan Kartu Keluarga. Saya langsung bilang ke rumah deh untuk mengirimkan keduanya. Saya bilang, kalau akte saya ga ada di rumah, berarti di kosan.

Tiga hari kemudian yang saya tunggu2 datang. Salah saya lagi, ga ngecek di kosan sebelumnya. Ternyata akte saya di rumah ga ada. Saya cari-cari di kosan juga ga ada. Sumpah panik banget. Besoknya langsung ke kantor imigrasi nanyain. Hasilnya : ga bisa tanpa yang asli. Okay. Tapi katanya boleh pakai ijazah.

Saat itu saya langsung down. Kan ada batas waktu kedatangan ke kantornya. Saya lupa menanyakan maksud keterangan "paling lambat 7 hari dari yang dijadwalkan" itu seperti apa. Tujuh hari kerja atau tujuh hari biasa. Karena down, baru malamnya saya nelpon ke rumah. Cerita. Saya bilang, "bisa diganti ijazah sih tapi ga tau ini nanti pas ijazah udah nyampe masih boleh diurus ga. " Waktu itu lagi ga punya uang lagi buat daftar bikin paspor lagi. Saat itu pikirannya "Mungkin memang belum rezekinya." Tapi bapak langsung bilang, "besok ijazahnya biar dikirim, pakai yang kilat. Kalau masih boleh diurus ya Alhamdulillah, kalau ga ya udah. Yang penting berusaha sampai maksimal dulu."

Bahkan orang tua saya waktu itu lebih panik daripada saya yang menjalaninya. Saya mah udah pasrah. Trus jadi inget, saya pernah bilang gini kalau ga salah "Pokoknya pertama kali saya naik pesawat harus ke Jepang." Ini cuma ingatan buram saya. Haha. Trus jadi mikir, apa kejadian itu buah dari omongan saya waktu itu ya?

Ternyata paketnya beneran kilat. Besoknya sampe. Tanggal 27 Juni saya langsung ke kantor imigrasi. Ternyata aplikasi saya masih bisa diurus. Masih masuk ke dalam 7 hari yang dimaksud. Ternyata itu 7 hari kerja, Kawan. Saya bersyukur banget masih bisa diurus. Kalau hari itu diurus, berarti hari Kamis bisa diambil. Hahahaaa

Ternyata kena musibah lagi. Saya tidak dibiarkan bahagia begitu saja ternyata. Di tanggal 27 Juni itu juga, SISTEM KANTOR IMIGRASI ERROR. SERVERNYA DOWN. Omaigod. Down lagi. Besoknya saya ke sana, belum bisa. Besoknya lagi ke sana, belum bisa juga. Kamis tanggal 30 Juni baru bisa. Berarti baru bisa diambil tanggal 5 Juli. Tapi kalian tahu, mulai tanggal 4 Juli itu libur lebaran dan baru masuk tanggal 11 Juli. Jadi baru bisa diambil tanggal 12 Juli. Omaigod. Padahal saya harus berangkat ke Singapura tanggal 10 Juli,

Oke. Ini jatuhnya lebih dalam lagi. "Oke, sepertinya memang bukan rezeki saya. Sepertinya ini memang buah saya ngomong kalau flight pertama saya harus ke Jepang."

Langsung bilang ke Pak Fadhil dan Bu Tita. Bu Tita menyarankan saya nyusul saja. Sayang katanya. WOW. Nyusul. It means, saya ke sana sendirian. Ya Allah, saya belum pernah ke Singapura sebelumnya. Saya perlu waktu untuk berpikir dan mencari bantuan. Saya putuskan jika saya diizinkan dan bantuan sudah jelas, saya baru memberikan kabar ke Bu Tita.

Ternyata saya diizinkan oleh orang tua buat ke sana sendirian. Beberapa petunjuk sudah saya dapatkan dari Nandhini, teman peserta AUS yang kemarin ke Bandung. Oke, saya putuskan untuk jadi berangkat.

Tinggal menunggu hari. Uang saku yang tidak seberapa sudah disiapkan. Barang-barang yang akan dibawa juga sudah disiapkan.

Sore menjelang malam hari tanggal 11, saya dikontak Bu Tita. Beliau mengabarkan bahwa tiket dari Bandung sudah mahal semuanya. Beliau menanyakan (yang sebenarnya itu menurut saya meminta) saya untuk berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta saja. Oh man, ini H-1 loh dan sudah malam. Saya langsung nyari travel. Tiga travel saya datangi, satu jadwalnya ga pas, dua lagi ga ada rute ke Bandara. Waktu itu baterai HP habis jadi ga bisa searching internet. Saya sudah pasrah. Saya memilih membeli martabak manis pesanan teman dari NUS yang belum pernah ketemu. Jaga-jaga kalau saja saya besoknya jadi berangkat.

Sampai kosan, saya ditanyain bu kos,
"Nah trus gimana, Nala?"
"Ya abis ini nyari di internet dulu. Nanti kalau ada ya Alhamdulillah, kalau ga jadi berangkat ya udah."
Saya sudah pasrah. Waktu itu sudah jam 11 malam lebih dan saya belum mendapatkan travel untuk besok pagi. Saya harus dapat travel yang bisa berangkat ke Bandara paling lambat jam 10 pagi kalau mau jadi ke Singapur.

Langsung searching dan ketemu travel yang menuju Bandara langsung. Saya langsung telfon. Buset, ngangkatnya lama banget. Nanya-nanya, ternyata ada. jadwalnya pas. Ambil jadwal jam 9, which means, 8.30 saya harus sudah di sana. Oke saya ambil itu. Dapat travel Primajasa, tempatnya di depan museum geologi. Lega banget.

Beberapa menit kemudian ...

Saya baru sadar, ngambil paspor itu baru buka jam 8. Kalau antri, setengah 9 bisa nyampe ga ya? Saya neror travel itu sepanjang malam tapi ga diangkat2, saya mau minta pindah jadwal. Alternatif lain sih saya ambil paspor udah bawa2 koper. Tapi ya gimana yaaa, kalau bisa diundur, diundur lah.

Baru subuh-subuh saya nelfon lagi. Baru diangkat. Saya minta diundur ke jadwal terdekat. Dan itu 9:30. Cukup ada tambahan waktu. Jadi saya tukar ke itu. Alhamdulillaah. Oke. Saya sudah tenang.

Pagi hari, setengah 7 saya ke kantor imigrasi. Mampir-mampir ke ATM dan ke kantor dulu buat naroh barang. Dan ternyata hari Selasa kantor imigrasi buka dari jam 6. Jadi sekitar jam 7.30 saya udah nyampe di kosan lagi. Alhamdulillah.

Yah begitulah cerita sebelum keberangkatan saya. Di travel, saya baru ingat persisnya ucapan saya di masa lalu. Bukan "Pokoknya pertama kali saya naik pesawat harus ke Jepang," tapi "Pokoknya pertama kali saya naik pesawat harus ke luar negeri, kalau bisa ke Jepang." Trus, saya mbatin, Oooh jadi aslinya itu toh, mungkin karena itu juga saya masih bisa berangkat. Hihi

Masih ada beberapa cerita lain. Dibuat post lain saja ya.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan