AUS : Behind The Scene - Part 1

Hi everyone!

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya (?) tentang sebuah program bernama AUS. Sebenernya harusnya saya nulis tentang ilmu yang didapatkan di sana sih tapi ternyata keinginan menulis behind the scene-nya lebih besar. Di part ini saya akan mencerikan apa itu AUS dan bagaimana ceritanya saya bisa ikutan.

AUS stands for Asian Undergraduate Summit merupakan program yang diselenggarakan oleh National University of Singapore (NUS). Program ini berisi seminar-seminar, diskusi, dan project yang kebetulan kali ini temanya Smart Cities and Smart Citizens. Namun concern utama program ini sebenarnya adalah friendship, hubungan baik antaruniversitas.

Lalu bagaimana ceritanya bisa ikut?

Well, saya tahu acara ini dari milis Teknik Elektro. Sekitar awal bulan April ketua prodi mengumumkan program ini. Barang siapa yang berminat, diminta untuk mengontak beliau. Program ini diutamakan untuk mahasiswa yang saat itu sedang TA1 atau mahasiswa tingkat 3, syarat lainnya adalah belum pernah dibiayai ke luar negeri oleh fakultas.

Waktu itu saya TA2 tapi keadaannya saya tidak akan lulus bulan Juli (Asumsi saya, mahasiswa TA2 tidak diperbolehkan karena saat program harus mempersiapkan wisuda). Akhirnya saya mengontak ketua prodi. Ternyata saya diperbolehkan mendaftar.

Beberapa hari kemudian ada email dari ketua prodi yang ditujukan ke delapan orang. Beliau memilih delapan orang dari 20 orang yang mendaftar. Pertimbangan beliau berdasarkan kriteria berikut :

- Belum akan lulus pada oktober 2016
- Belum pernah dibiayai STEI/Prodi EL untuk kegiatan di luar negeri sebelumnya
- IPK > 2.75 untuk angkatan 2012 dan IPK > 3,5 untuk angkatan 2013

Di email itu juga diberikan pertanyaan yang menurut saya jawabnya gampang-gampang susah. Pertanyaan yang jawabannya harus meyakinkan seseorang. Keluarlah jawaban yang menurut saya memberikan kesan "menjual diri". Ya gimana ga menjual diri, salah satu pertanyaannya "Mengapa saya harus memilih Anda?"

Nah sekitar lima hari kemudian, ada email lagi dari beliau bahwa dipilih dua orang dari delapan orang yang dulu diemail. Ternyata semua mahasiswa ITB yang mengikuti program ini hanya dari STEI dan masing-masing jurusan mengirimkan dua mahasiswa, Bertemulah saya dengan Riva dan Ojan (IF), Ghani dan Wahid (STI), Siwo (EL), Laras dan Shasa (ET), Diva dan Daniel (EP).

Ohiya, kalau dari prodi lain, ada juga yang langsung ditunjuk untuk ikut.

AUS terdiri dari dua bagian. Pertama, mahasiswa dari Singapura dikirimkan ke beberapa negara yang ikut serta. Ini sekitar pertengahan bulan Juni. Saat itu datang delapan orang dari NUS yang ke ITB : Glennson, Benedict, Bennett, Simone, Cheryl, Andrea, Nandhini, Ivan. Hanya dua dari mereka yang berasal dari fakultas teknik, lainnya politik dan ekonomi.

Di ITB, kami bersepuluh berkoordinasi dengan Pak Fadhil dan Bu Tita selama keberjalanan acara. Kami yang mengatur bagaimana sarapan dan makan malam mereka (makan siang sudah diatur STEI). Kami yang mengajak mereka jalan-jalan. Kami yang mengatur bagaimana transportnya. Kalau ga salah waktu itu Ojan cuma dikasih uang sebanyak X dan alokasi ke masing-masing keperluan kami yang atur.

Selama di ITB, kebanyakan materi tentang teknologi smart city yang sedang dikembangkan di Bandung. Kadang banyak anak2 NUS ga ngerti bahasannya karena terlalu teknis. Waktu itu sempet ngomongin tentang pakai raspberry pi, pakai platform IOT dari ..... ya kali anak-anak ekonomi dan politik ngerti begituan.

Nah, acara kedua adalah mahasiswa universitas2 yang dikunjungi tadi datang ke NUS untuk mengikuti acara selama seminggu. Ini berlangsung 11-17 Juli. Acaranya tidak terlalu berbeda jauh dari acara yang di Bandung hanya saja di sana pesertanya lebih banyak.

Bahasan di sana lebih ke design thinking. Penjelasan teknologinya tidak terlalu detil. Sepenangkapan saya sih, acara kedua ini bertujuan untuk memenuhi "Smart Citizens"-nya dengan materi design thinkingnya.

Oke. Part 1 sampai di sini saja dulu. Masih ada cerita yang lain lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan