Kolam Susu


Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kautemui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Lagunya bagus. Liriknya bagus. Kalau ngedengerin lagu itu rasanya adem. Terasa wuoh, Indonesia sebenernya keren ya. Kalau dari lagu itu tergambarkan kalau Indonesia tanahnya subur, bahkan sampek digambarkan tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman. Sumber daya alamnya banyak, biodiversitivitasnya tinggi, kail dan jalan cukup menghidupimu. Negerinya makmur, katanya kita ga bakalan nemu badai dan topan di tanah ini, bisa tenteram saja. Intinya sebenarnya di Indonesia semuanya serba cukup dan berasa kayak surga dunia.

Tapi bentar dulu. Kalau dikatakan yang enak-enak begitu, bukan berarti maknanya lantas hidup di Indonesia bisa gratis, ya kali. Kerja keras itu mutlak perlu. Bukan serta merta kita bisa enak-enakan menikmati hasil laut tapi ada caranya kan kita mengembangkan potensi laut itu. Bukan kita cuma sedia benih trus ditanam dan dia akan menjadi tanaman yang baik tapi ada proses menuju hasilnya yang baik. Perlu dipupuk, perlu disiangi, perlu dirawat, dijaga dari hama, perlu pengembangan agar perawatannya memberikan hasil yang semakin baik. Tak mungkin kita bisa menikmati hidup jika tak bekerja keras, kecuali kita mau hidup yang biasa-biasa saja, yang sebenarnya semakin lama membuat semakin terpuruk.

Menjaga etika itu mutlak perlu. Hidup di tanah yang katanya berlimpah ruah sumber daya begini dan memang begitu nyatanya, tak bisa kita seenaknya memanfaatkannya. Ada etikanya. Tak pantas kita mengharapkan hasil dari sungai kalau kita masih dengan senang hati membuang barang-barang tak berharga, sampah-sampah kita ke sungai. Tak pantas kita mengharapkan nyamannya berkendara lantas kita masih ga menghargai hak orang lain menggunakan jalan. Tak pantas kita seenaknya memanfaatkan sumber daya alam nan banyak ini lantas kita merusaknya, tak menjaganya, tak tahu berterima kasih. Tak pantas kita menikmati nikmatnya wisata kalau kita tak menjaganya. Jangan mengharapkan negeri ini maju jika kita belum bisa menghargai karya anak negeri. Jangan harap manusia di negeri ini berkarakter baik kalau masih dicekoki acara televisi yang tak mendidik. Kita tahu budaya kita sangat kaya, jangan harap anak cucu kita masih bisa melihat dan mengenal budayanya kalau kita tak melestarikannya, at least membantu upaya melestarikannya. Tak pantas kita mengharapkan negeri ini benar-benar kaya dan makmur seperti di lagu itu lantas korupsi masih ada. Sementara itu tak layak kita mengharapkan korupsi punah jika kita masih tak jujur. Rugi kalau kita jadi orang kaya, pengennya disegani orang, kalau kita masih belum mau menghargai orang lain, masih membiarkan orang lain menderita.

Tak pantas kita mengharapkan negeri ini menjadi surga jika kita tak bekerja keras dan beretika terhadap segala sesuatu di dalamnya. Hanya ingin mengingatkan kalian pembaca yang budiman -- emang ada yang baca?, emmm dan tentu saja diri saya sendiri agar tak terlena terlalu jauh. Benar bahwa negeri ini kaya, potensinya besar bahkan katanya ekonominya semakin membaik hingga saat ini tapi kita perlu menjaganya. Kita juga perlu mengupgrade etika kita karena suatu saat akan datang masa kita yang "memegang" negeri ini.

Tiba-tiba pengen nulis begini nih. Semoga berguna.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan