Something I Have to Throw Away
Ehm, Sebenernya judul ini muncul dari cerita saya tentang salah satu
sifat saya. Buat pengantar sekaligus penggambarannya saya mau
menceritakan seorang kakak tingkat saya dulu. I know him, but I don't
think he does know me, I mean mungkin dia cuma familiar sama wajah saya.
Oke, mari kita sebut dia kak Sy.
Saat ini, Kak Sy menjadi salah satu list orang-orang yang saya kepoin blog-nya. Sebenernya awalnya karena kepo cerita tentang exchange sih tapi karena membaca blog orang lain itu menyenangkan sampai sekarang jadi langganan. Jadi saya tahu kakak ini karena suatu seminar exchange, dia menjadi salah satu pembicara saat itu karena tahun sebelumnya dia jadi peserta exchange tersebut. Sejak saat itulah saya jadi kepo and I found him an inspirational person. Impressed by his spirit and his "maybe well planned" future.
Saya juga pernah ngontak Kak Sy dua kali. Yang pertama tanya-tanya tentang exchange. Saat itu saya mau daftar exchange tapi ga jadi karena ternyata banyak aspek dalam diri saya yang belum siap. Yang kedua ngasih tau info praktikum yang kebetulan ternyata kak Sy ambil di semester yang sama seperti saya karena dia cuti setahun buat exchange. Tiap ketemu di jalan, I tried to say hi, but what happened next was I only nodded my head instead of saying Hi. Hahaha kikuk juga.
Beberapa hari yang lalu juga begitu, pagi-pagi saya berangkat KP, I found him sitting on a bench in front of parkiran Sipil. Sebuah helm bersamanya. Mungkin dia menunggu seseorang. Bukannya menyapa, saya malah ngurusin SMS. Dan saat di kantor, pas mau ketemu Pak Ridlo buat tanya-tanya, saya kaget ada kak Sy lagi ngerjain sesuatu di meja di seberang meja pembimbing saya. Mungkin dia kerja di perusahaan yang sama dengan tempat KP saya, saya pikir. Oh meeeen, kenapa harus sering dipertemukan (lagi) dengan orang yang saya tahu tapi dia hanya familiar dengan wajah saya? dan ga cuma sekali ini kasus seperti ini terjadi. Ada beberapa orang yang saya tahu, sering ketemu, tapi karena belum ada sesi kenalan yang "formal" saya jadi ga berani menyapa. Yaaah, I think it's something I have to reduce if I want someone to be my friend. Dan saya malah sering ketemu dengan mereka. Mungkin Allah ingin saya mengurangi sifat ini. Insyaallah, I'll try.
Saat ini, Kak Sy menjadi salah satu list orang-orang yang saya kepoin blog-nya. Sebenernya awalnya karena kepo cerita tentang exchange sih tapi karena membaca blog orang lain itu menyenangkan sampai sekarang jadi langganan. Jadi saya tahu kakak ini karena suatu seminar exchange, dia menjadi salah satu pembicara saat itu karena tahun sebelumnya dia jadi peserta exchange tersebut. Sejak saat itulah saya jadi kepo and I found him an inspirational person. Impressed by his spirit and his "maybe well planned" future.
Saya juga pernah ngontak Kak Sy dua kali. Yang pertama tanya-tanya tentang exchange. Saat itu saya mau daftar exchange tapi ga jadi karena ternyata banyak aspek dalam diri saya yang belum siap. Yang kedua ngasih tau info praktikum yang kebetulan ternyata kak Sy ambil di semester yang sama seperti saya karena dia cuti setahun buat exchange. Tiap ketemu di jalan, I tried to say hi, but what happened next was I only nodded my head instead of saying Hi. Hahaha kikuk juga.
Beberapa hari yang lalu juga begitu, pagi-pagi saya berangkat KP, I found him sitting on a bench in front of parkiran Sipil. Sebuah helm bersamanya. Mungkin dia menunggu seseorang. Bukannya menyapa, saya malah ngurusin SMS. Dan saat di kantor, pas mau ketemu Pak Ridlo buat tanya-tanya, saya kaget ada kak Sy lagi ngerjain sesuatu di meja di seberang meja pembimbing saya. Mungkin dia kerja di perusahaan yang sama dengan tempat KP saya, saya pikir. Oh meeeen, kenapa harus sering dipertemukan (lagi) dengan orang yang saya tahu tapi dia hanya familiar dengan wajah saya? dan ga cuma sekali ini kasus seperti ini terjadi. Ada beberapa orang yang saya tahu, sering ketemu, tapi karena belum ada sesi kenalan yang "formal" saya jadi ga berani menyapa. Yaaah, I think it's something I have to reduce if I want someone to be my friend. Dan saya malah sering ketemu dengan mereka. Mungkin Allah ingin saya mengurangi sifat ini. Insyaallah, I'll try.