14 Ramadhan 1436 H | Kali kedua “bertemu” Ricky Elson
Postingan ini dimaksudkan untuk dipost kemarin, tapi harap maklum, baru ada koneksi internet tengah malam begini hihi.
Hari ini (sebenernya kemarin, tapi karena ditulis kemarin yaaa bilangnya hari ini) saya sengaja datang ke masjid Salman, masjid depan kampus saya, untuk menghadiri acara yang diadakan setiap sore di bulan Ramadhan ini. Acara tersebut bernama Inspirasi Ramadhan. Tanggal 1 Juli ini sudah saya rencanakan untuk menghadirinya karena pembicara yang mengisi kali ini adalah Ricky Elson.
Hari ini (sebenernya kemarin, tapi karena ditulis kemarin yaaa bilangnya hari ini) saya sengaja datang ke masjid Salman, masjid depan kampus saya, untuk menghadiri acara yang diadakan setiap sore di bulan Ramadhan ini. Acara tersebut bernama Inspirasi Ramadhan. Tanggal 1 Juli ini sudah saya rencanakan untuk menghadirinya karena pembicara yang mengisi kali ini adalah Ricky Elson.
Beberapa waktu terakhir ini saya tahu bagaimana cerita Ricky
Elson, tentunya dengan kepo akun facebooknya. Dari kepo-an itu saya merasa menemukan sesuatu yang menginspirasi dari
seorang Ricky Elson. Makanya saya ingin sekali datang ke acara sore ini.
Kali ini saya dapati beliau dengan rambut yang lebih panjang
dibandingkan dengan terakhir kali saya “bertemu” beliau di acara yang sama,
tahun lalu. Di awal “ceramah”nya tadi pun saya sudah mendapatkan “tamparan”
sendiri.
“Saya bingung mengapa saya harus memberikan semangat kepada adik-adik. Seharusnya adik-adiklah yang memberikan semangat kepada adik-adik kita di luar sana”
Itu hanya perkataan beliau versi ingatan saya. Kalimat
tepatnya, saya sudah lupa.
Ada benarnya juga. Itu menurut saya. Saya tidak memungkiri, kita
semua memerlukan bantuan semangat dari orang lain. Saya tahu kita semua
memerlukan trigger dalam kehidupan
kita. Namun yang menjadi pertanyaan (ini sebenarnya pertanyaan untuk diri saya
sendiri), Apakah saya sudah memberikan
semangat kepada orang lain? Apakah kita sudah memberikan semangat, inspirasi
kepada anak-anak di luar sana agar mata dan hati mereka terbuka, agar mereka tahu
bahwa mereka bisa, agar mereka tahu bahwa cita-cita mereka sangat mungkin
dicapai, agar mereka tahu bahwa negeri ini sangat bisa diperbaiki dan mereka
bisa melakukannya. Jadi sedikit
melankolis hahaa.
Tadi Ricky Elson membawakan pembicaraannya dengan dilengkapi
slide yang saya pikir itu slide untuk mahasiswa yang KP di LAN,
Ciheras. Ah, mengingatkan kembali keinginan belajar ke sana.
Dilanjutkan dengan cerita beliau bahwa sebenarnya dari kecil
kita sudah belajar engineering,
terutama permainan zaman dahulu, bukan seperti zaman sekarang yang kebanyakan
mainnya sliding layar saja (meskipun
juga pasti juga melibatkan otak, tapi sliding
layar saja kan tidak menambah pengalaman secara fisik). Pembahasan berlanjut
hingga intinya kita ini bisa, banyak
orang-orang hebat di negeri ini, bukan hal yang tidak mungkin untuk membuat
negeri kita tidak tertinggal lagi.
Beliau juga menceritakan
beberapa ide yang terpikir oleh beliau yang membuat saya kagum. Tentang kincir
angin, dimana semua universitas dapat mengembangkan kincir angin dan datanya
dipaparkan secara terbuka dan online sehingga semua orang yang terlibat dapat
melihat kincir manakah yang memiliki performa yang lebih bagus kemudian yang
lain akan mengembangkan kincirnya menjadi seperti yang lebih baik itu, kemudian
pengembangan dilakukan dan looping terjadi hingga suatu saat akan ditemukan
kincir yang “paling baik” (saya beri tanda kutip karena saya yakin, manusia
akan terus berkembang dan melakukan pengembangan terhadap sekitarnya, jadi
maksud saya teknologi itu pasti akan bergerak menjadi lebih baik).
Setiap kali kita mengusahakan sesuatu, pasti akan ada banyak
rintangan. Sayangnya ada orang-orang yang baru melihat dinding rintangan itu
sudah takut duluan. Pesimis. Harusnya dinding itu diidentifikasi dulu sehingga
kita menemukan apa yang bisa kita lakukan untuk melewatinya, apakah bisa
dilompati, dihancurkan, atau kita harus menggali jalur di bawahnya. Bagi saya
itu jleb juga sih hehe, merasa masih begini-begini saja hahahaaa.
Ada bagian yang saya tangkap sebagai berikut, untuk berkarya
tentunya kita perlu mencoba, di situlah proses belajar terjadi. Bisa dimulai
dengan meniru. Apa salahnya dengan meniru? Asalkan tidak diakui sendiri tak apa
kan? Dari situ akan menemukan alternatif-alternatif pengembangan dan muncullah
karya yang baru.
Wah, sebagian yang lain saya lupa apa isinya apa hehee. Ya pokoknya intinya asalkan ada kemauan pasti ada jalan. Pasti bisa. Pasti bisa.
Wah, sebagian yang lain saya lupa apa isinya apa hehee. Ya pokoknya intinya asalkan ada kemauan pasti ada jalan. Pasti bisa. Pasti bisa.