Posts

Showing posts from February, 2016

Ganteng Imajiner


Hari senin saya makan malam bareng Agung sama Ratih di Gelap Nyawang. Luar biasa perjuangan kami bertiga menembus hujan. Maneh Alay, Nal. Mungkin benar kata Candra, "kita itu dipertemukan dengan orang lain kemungkinan besar ada persamaan diantaranya." Kebetulan kami bertiga suka nonton anime. Jadi topik malam itu sudah jelas bukan?

Banyak banget anime yang diobrolin, terutama anime zaman kami masih SD. Zaman dulu kan banyak film kartun tiap hari minggu. Dan saya menemukan ternyata saya dan Ratih punya pemikiran yang sama. Beberapa tokoh anime kami sepakat dia ganteng. Ganteng banget. Trus nanya Agung deh.

Ratih :"Mas Agung, tokoh anime cewe yang menurut Mas Agung paling cantik siapa?"
Agung :"Ga ada."
Ratih :"Hah? masa ga ada? Bukannya biasanya di anime itu tokohnya cantik-cantik ya? kayak yang sempurna gitu lhooo. Ramping, kulitnya putih, ..."
Nala :"Hooo, berarti yang cantik bagi Agung itu yang di dunia nyata, Tih. Ga kayak kita."
Ratih : "Kita sukanya ganteng yang fana gitu ya, Mbak?"
Nala : "Hahaaa, iya, kegantengan yang tidak akan pernah ditemui dalam dunia nyata."

Obrolan berlanjut ke beberapa movie dari anime yang live action, maksudnya diperankan oleh manusia. Memang jadi kurang menarik sih menurut saya. Soalnya tokohnya ga mirip kayak di anime. Sepertinya perkataan Ratih "ganteng yang fana" itu lebih cocok kalau diganti "ganteng yang imajiner", ga punya komponen di sumbu real nya, ga bakal bisa ditemui di dunia real.

Trus sehabis makan diajakin Ratih dan Agung main piano di sebelah Galeri Soemardja. Saya baru tahu lah ada piano yang boleh dimainkan bukan anak seni rupa di sana. Trus Ratih diajarin Agung main doremidasolasido, ngelemesin jari sih. Saya nimbrung-nimbrung saja. Trus di akhir Agung kami minta main sebuah lagu. Lagunya terdengar ceria banget. ternyata musiknya ini, Summer by Joe Hisaishi. Sukaaaaa


Menuhankan Tuhan





Memang sih, seharusnya kita mengeluhnya, berharapnya, mengemisnya kepada Tuhan. Tapi jujur ya, ini menurut saya susah dilakukan. Secara tak sadar banyak yang ketagihan curhat ke manusia, termasuk saya. Caranya ada dua macam sejauh pengamatan saya. Yang pertama, langsung private ke orang tertentu. Yang kedua posting di media sosial. BTW blog termasuk media sosial bukan? 

BTW INI CUMA PENDAPAT SAYA YA. Saya juga masih susah mempraktikan pelajaran dari post ini. 

Manusia memang perlu yang namanya curhat. Biasanya habis curhat jadi lebih lega, lebih enteng. Semua manusia pasti pernah curhat ke orang lain. Sah-sah saja sih menurut saya tapi alangkah baiknya sebelum curhat ke manusia, curhat dulu sama Yang Memberi Masalah. Alangkah baiknya saat curhat ke manusia tidak mengharapkan apa-apa, hanya menjadi media mengeluarkan semua isi hati karena sejatinya manusia tak bisa apa-apa to tanpa Tuhan? Kalaupun saat curhat ke manusia dan kita dibantu menemukan solusi, bukankah itu cara Tuhan menolong kita?

Kalau menurut saya sih, biasanya ketika kita terbiasa menceritakan diri kita ke seorang teman, biasanya dia akan menjadi teman dekat kita. Saya yakin ini juga berlaku jika kita terbiasa curhat ke Yang Maha Kuasa. Bukankah Tuhan menyambut dengan sangat baik ketika kita mau mendekatkan diri pada-Nya?

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Yang menurut saya kurang bener adalah cara kedua. Mungkin saya juga pernah melakukannya. Gimana ya, saya bingung nulisnya. Untuk orang yang "suka menulis" biasanya lega setelah menuangkan isi hatinya ke dalam tulisan dan entah kenapa narcissistic manusia mudah muncul ke permukaan. Saya lega ketika sudah menulisnya tapi sering saya mikir, "kalau saya ngepost ini dan dibaca orang banyak, apakah itu bisa berarti saya sedang memohon kepada manusia? Apakah itu berarti saya ingin manusia tahu apa yang saya rasakan dan berharap orang mau bersimpati atau ekstrimnya berbelaskasihan kepada saya? Kalau sudah begini apakah saya sedang berharap pada manusia dan sedang kurang menuhankan Tuhan?". Dulu juga pernah diingatkan bapak, kalau nulis jangan sampai isinya keluhan, jangan sampai mengeluh pada manusia. trus selanjutnya galau apakah tulisannya dipost atau tidak. 

Hahaaa trus saya jadi bingung deh. Mungkin beberapa postingan lama secara tak sadar berisi keluhan hahaaa. Tapi entah kenapa saya dengan tololnya (karena masih bingung tentang ini) memperbolehkan diri saya ngepost tentang keadaan saya, bukan untuk mengeluh dan dikasihani manusia, tapi untuk mengingatkan yang membaca. Semoga kita semua istiqomah menuhankan Tuhan.

Kenangan Idul Adha 2015


Tiba-tiba saja teringat momen ini. Trus pas baca chat-nya pengen ketawa. Apa coba yang bikin ketawa? Hahaa suasana waktu itu sih yang bikin ketawa. Kalian yang tidak mengalami ga bakal tahu. Hahahaaaa


Gintama


Kyaaaa saya sedang ketagihan nonton anime. This is the same case as usual : awalnya ogah nonton setelah dipaksa teman yang "kecanduan" akhirnya sekarang ketagihan hahahaa. Katanya sih Gintama anime ga jelas, ngakak doang kalau nonton itu tapi menurut saya animenya bagus, malah saya banyak nemu nilai kehidupan yang disampaikan. Sepertinya dia bergenre slice of life dan komedi.

Kocak
Seperti yang dibilang sama yang udah nonton sih. Animenya kocak banget. Kadang kalimatnya vulgar eh vulgar atau "ga bener" tapi kocak ya? Trus tokoh-tokohnya sering digambarkan dengan tolol gitu.

Tokoh utamanya ~
Salah satu hal yang bikin betah nonton ini sih. Tokoh utamanya, Sakata Gintoki, GANTENG banget. Tapi ya sering digambarkan terlihat tolol dan kocak gitu. Tapi di balik itu, (saya merasa) hatinya baik banget, kekanak-kanakan, tapi kalau serius cool banget. Setipe sama Luffy di One Piece deh cuma Gin-chan jauh lebih kocak. Ada sih yang ganteng lagi, namanya Hijikata tapi dia ga sekeren Gintoki. Gin-chan tetep nomor satu deh di Gintama. Ya iya lah, lha wong tokoh utamanya.

Gin-chan lagi nggendong anak orang, episode 52

Duh, kalau Gin-chan lagi serius kelihatan keren banget. kyaaaa. Kenapa semua karakter anime yang ganteng kalau lagi serius terlihat keren? Trus kalau lagi terlihat keren gitu, anime apapun, entah kenapa jadi greget pas nontonnya. Setiap berapa detik sekali ngomong "kyaaa keren bangeet", kalau ga gitu "ganteng bangeet". Dasar Nala.

Saya baru ngikutin Gintama sih. Baru akan sampai episode 65. Semakin ketagihan pas nyampe episode-episode yang agak serius, yang banyak perangnya. Kyaaa Gin-chan keren banget. Sekarang semakin penasaran sebenarnya masa lalunya Gintoki seperti apa. Penasaran gimana Kabukicho (nama kotanya) keadaannya bisa seperti (hingga) episode 64 ini. Tokoh utamanya masih misterius masa lalunya, tapi udah terspoiler kalau dia sebenernya orang yang hebat dulunya cuma sekarang jadi kocak begitu. Wawawaaaaa ga sabar pengen tahu episode yang me-reveal masa lalunya Gintoki Sakata.

Ehm, TA apa kabar, Nal?

#Quote : Ga ada yang instant




Life is a MARATHON, not a sprint


-Naveen Gupta-
in Godrej Indonesia dream LOUD
February 20, 2016



Kita vs Kami


Sering banget saya ketemu anak ITB yang masih salah menyebutkan kita dan kami hahaa. Padahal udah gede wkwk. BTW saya dulu dengan sadar diri menyadari bahwa saya salah, dan itu baru semester 4 atau 5 gitu. Sebelumnya ngomongnya masih pakai "kita" melulu hahahaaa. Sekarang sudah bener kok haha.

Semakin tergelitik buat nulis ini gara-gara pas chat sama Wheland dia salah nyebut kami menjadi kita. Saya merasa lebih beruntung menyadari kesalahan sendiri, daripada si Wheland yang baru nyadar setelah ditegur dosen hahahaaa.

Jadi gini temen-temen. Kita harus tahu bedanya "kami" dan "kita". Itu kan pelajaran SD.

ki·ta pron 1 pronomina persona pertama jamak, yg berbicara bersama dng orang lain termasuk yg diajak bicara;

ka·mi pron 1 yg berbicara bersama dng orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca;

Tuh, jadi kita harus pakai "kami" kalau yang kita maksud tidak menyangkut yang kita ajak bicara. Jangan salah lagi ya, Kawan.

#Quote





Tenang! Semua orang pasti mati. Yang penting adalah bagaimana kau menjalani hidup




-Katakuriko Matsuidara, Gintama Eps 28-





Sholat



Beruntunglah kalian yang sholat tahajjudnya ga wacana. Beruntunglah kalian yang sholat lima waktunya bener, I mean ga bolong-bolong. Tadi pagi eh dini hari pas saya belum tidur, ada sms dari bapak, nyuruh saya sholat tahajjud trus minta didoakan. Belakangan ini bapak sering sms begitu, minta didoakan. Bodohnya, kerena belum tidur, saya ga balas dan “nanti deh, tidur dulu bentar”. Eeeeh ternyata wacana. Menyesal. Trus pagi-pagi baca Al-Qur’an, pas banget baca ayat ini.

“Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula sholat) Subuh. Sungguh Sholat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
Dan pada sebagian malam, lakukanlah Sholat Tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Q.S. Al-Isra (17) : 78-79

Jleb. Jleb. It stated clearly, sangat disarankan untuk Sholat Tahajjud, sedangkan tadi saya sudah diberi peringatan, nasihat lewat orang tua dan malah meninggalkannya. Haha dasar! Padahal bisa saja saya sholat dulu trus baru tidur. Sholat Tahajjud kan ga harus tidur malam dulu. Memang Nala orang super wacana. Makanya berubah, Nal! Berubah ini juga jangan wacana!

BTW keadaan saat ini berkali-kali mengingatkan bahwa saatnya untuk menjadi mandiri, secara material, mental ataupun spiritual. It doesn’t mean I don’t need anyone but, you know, I think I have to give more than before in tirakat, Ikhtiar, struggle, yah intinya harus mengusahakan yang terbaik dengan cara yang lebih baik.

Sekarang mungkin saatnya, kalau kata Harris J, di lagunya yang berjudul I Promise, "the table finally turns". Sebelumnya, entah kalian mau percaya atau tidak, ibadah dan doa orang tua saya sangat berpengaruh terhadap performa saya. Trus jadi pengen bahas seperti yang sempat dibahas Pak Pranoto di kelas DSKC bahwa jiwa kita punya aura, punya energi yang bisa mempengaruhi orang lain, dan saya pikir saya percaya itu. Sebelumnya, doa untuk keluarga hanya itu-itu saja maka sekarang harus ditambah. Harus. Saya sarankan kalian yang baca tulisan ini juga begitu. Bukankah doa bisa “mendekatkan” yang berdoa dengan yang didoakan? Sebelumnya masih harus dioprak-oprak buat Sholat Subuh, sekarang harus bisa bangun sendiri. Malu atuh, Nal. Adik kosan aja bisa. Sekarang bukan saatnya to be too dependent upon them, harus dikurang-kurangi mengeluhnya karena mengeluh memang sejatinya tak baik, menimbulkan pikiran-pikiran negatif.

Hahaa padahal judulnya sholat tapi ujungnya ngomongin beginian. Ya, Kawan, suatu saat kalian pasti akan mengalami turning table itu kecuali kalian dipanggil lebih dulu daripada orang tua kalian. Jadi mulai dari sekarang mulailah memperbaiki diri dan sering-sering mendoakan orang tua dan orang lain.

ala kadarnya


Barusan ikutan nimbrung ngedengerin kajian Abu Takeru. Judulnya You Love Naruto, I love Sakura. Hahaaa Sakura the real sakura maksudnyaaa. Itu lhooo bunga sakura. I love so haha. BTW ini pertama kalinya saya ngedengerin langsung pengajiannya. Sebelumnya ngedengerin file rekamannya hahaha. Intinya sih tadi ngebahas hukum ngegambar. Dan saya bersyukur, nonton kartun diperbolehkan menurut ulama hahaha. Jadi saya masih bisa puas nonton One Piece, Gintama, dll. Ya walaupun itu baru menurut ulama sih, hukum sebenernya hanya Allah yang tahu (iya ga sih? kalau menurut saya begitu).

Sekarang saya sedang dalam penantian #eaaaa. Udah gitu aja, ga usah dijelasin. Nanti saja kalau sudah mendapat kesimpulannya mungkin akan saya ceritakan :D

Kok blog beberapa recent postnya isinya agak menyimpang dari biasanya ya haha. Jadi kerasa kayak blog orang lain. Tapi memang lagi pengen nulis tapi ga ada topik sih jadi yaaa cuma bercerita ala kadarnya begini.

Tua


Hari ini saya belajar, saya tersadarkan hal yang lumrah haha. Hari ini saya belajar bahwa suatu saat setiap manusia akan mengalami yang namanya "tua", bukan dilihat dari sisi umur tapi dari sisi usia -- emmm emang bedanya umur sama usia apa, Nal? Bentar-bentar, maksud saya itu bukan dilihat dari berapa lama seseorang hidup di dunia tapi dilihat dari tinggal berapa lama lagi waktu hidupnya di dunia. Suatu saat mungkin setiap orang akan mengalami sakit penyakit "tua" yang saat ini sama sekali tak terpikir oleh kita. Suatu saat akan ada keadaan dimana manusia menjadi makhluk yang hanya bisa bergantung. Mungkin ada saatnya kita tak bisa apa-apa. Akan ada saatnya kita temukan itu pada orang sekitar dan saat itu juga kita diuji tentang kesabaran, keikhlasan, dan kesetiaan #eaaaa.


Terbatas





Kebanyakan manusia baru akan merasa bahwa sesuatu itu berharga ketika menyadari bahwa sesuatu itu terbatas. Oleh karena itu, Kawan, hargailah semua yang kau punya selagi bisa.

#apaandahNal



Paling Oke


Hahahaa ini ketiga kalinya saya ngepost hari ini. Rekor baru hahahaa. Sudah nge-spam chat ke line fitri banyak banget. Kayaknya besok pas dia buka bakalan ill feel haha. Sudah cerita semuanyaaa ke fitri (walau ngespam doang). Ke Wheland juga sih ceritanya. Alhamdulillah sudah lega. Kiriman gambar "fuel-color" dan chat di grup satria pramudhita alhamdulillah bikin ketawa setelah daritadi pengen ketawa biar ga lesu gitu.

Padahal biasanya saya kalau bilang pengen ketawa itu berarti saya bawaannya senyum melulu, ada sesuatu agak lucu dikit udah ketawa. Itu memang karena hati ingin tertawa tapi tidak ada trigger dari luar. Nah yang tadi sepertinya hati sedang bermuram durja, galau jadi pikiran pengen ngajak ketawa buat nylimur. Jadi tahu berarti "pengen ketawa" itu punya dua kemungkinan hahaha.

Wow sekarang sudah semester 8. TA gimana? Emmm I can't say it's OK. Hahahaa. Gara-gara tadi ngechat Fitri, Wheland, baca grup angkatan jadi inget sekre. Saya emang udah semester 8, biasanya anak "seumuran" saya nongkrongnya di lab. Saya belum seneng ngelab. Larinya masih ke sekre pstk. Hampir tiap hari ke sana barang cuma 15 menit. Emang pstk tempat paling oke buat nongkrong. Entah berapa kali dalam sehari "assalaamu'alaikum" muncul di pstk. Di sana rame, ga banyak angkatan baru yang ngajak ngomong sih tapi seru lihat mereka yang muda-muda. Sering banget baru masuk ke sekre ditanyain "apa kabar, mbak?" "TA mu gimana?" "Temen TA mu baik-baik aja kan ya?" BTW kayaknya udah lama saya ga masuk sekre dan langsung cerita-cerita ke semua orang se-sekre. Sampek semester lalu semua orang sekre tahu cerita TA saya, gimana partner saya, abis bimbingan apa. Makanya sekarang pun sering ditanyain gitu kalau masuk sekre tapi jawabnya lesu eheheheee

Jadi, TA gimana, Nal?

Makhluk Lemah

Manusia makhluk lemah. Ga bisa apa-apa tanpa izin Sang Pencipta. Harta yang dimiliki, bahkan keluarga cuma titipan Tuhan. Bahkan untuk mencari harta juga tak akan bisa kalau Tuhan tak mengizinkan. Untuk bisa memecahkan berbagai masalah dan muncul berbagai ilmu ini juga karena diberikan jalan oleh Tuhan. Lalu apa yang mau dibanggakan?

Makhluk sombong iya. Tak tahu berterima kasih. Dapat berhasil di perusahaan, misalnya, gitu saja sudah bangga banget. Malah mungkin beberapa lupa diri. Lupa Tuhan. Dasar manusia tak tahu berterima kasih. Coba dikasih ujian dikit, mengeluh, merana, bahkan ada yang menghujat Tuhan. Katanya Tuhan tak adil. Kalau dia diadili atas segala dosanya saat itu juga gimana? Lha wong syarafnya dibikin ga bener dikit aja udah ga bisa apa-apa.

Ada orang yang mengeluh karena lapar padahal bisa jadi ada orang lain yang ga bisa ngerasain lapar. Masih lebih beruntung kan daripada tak bisa merasakan lapar? Banyak banget yang kalau hujan "Yaaaah hujan" padahal hujan bisa membawa berkah. Kalau ga ada hujan, dia mau makan apa?
Tak tahu malu. Bangga dengan apa yang dimiliki. Coba kalau dosa ada bentuk fisiknya, masih punya muka buat bangga ga?

Lantas kalau sudah tahu ga bisa apa-apa kenapa masih menomor-sekiankan Tuhan (kalau masih percaya)?

Entah kenapa pengen nulis ginian. Kata-katanya kasar lagi. Saya nulisnya juga ngerasain jleb jleb jleb.

Waktu (Relatif)


Saya bingung mau menuliskan apa yang ingin saya tulis saat ini seperti apa agar kalian bisa merasakan apa yang saya maksud.

Entah sejak berapa tahun yang lalu saya kepikiran hal ini. Begini. Saya pikir dalam hidup ini ada beberapa level waktu emm gimana ya ngejelasinnya. Gini gini. Kita, manusia (penuh dosa) hidup di area waktu detik, menit, jam, dst. Kita menyelesaikan apa yang kita lakukan dalam satuan-satuan waktu itu. Nah, level waktu buat tubuh kita yang lebih dalam beda lagi. Misal nih, sistem respirasi kita levelnya udah bukan detik lagi. Kalau kita setiap detik bernafas, berarti tahap-tahap bernafas yang terjadi levelnya kurang dari satu detik dong. Lebih jauh lagi, tingkat sel, ga kebayang secepet apa mereka bekerja. Saya bisa ngetik secepet ini (ga secepet anak-anak informatika yang biasanya saya lihat sih haha), ga kebayang "orang-orang" level sel dalam tubuh saya secepet apa koordinasinya. Contoh yang lain, silakan cari sendiri haha.

Waktu kita berarti lama banget ya. Padahal enggak. Ada level waktu di atas level kita.

"..Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." 
Q.S Al-Hajj : 47

Apakah ini menarik bagi kalian? Saya ga tahu sih tapi menurut saya ini sesuatu yang keren. Sudah gitu aja sih.

Tulisan


Saya perhatikan, belakangan ini postingan saya isinya melankolik-melankolik gimana gitu. Trus saya coba buka lagi postingan yang lalu-lalu. Bahasanya mirip. Ya iya lah. Trus saya coba bandingkan dengan beberapa blog yang saya baca. Haha ternyata beda. Ya iya lah.

Udah pernah nulis sih kalau saya merasa tulisan orang menggambarkan karakternya. Trus saya sadar, blog saya isinya biasanya begituan -- baca aja sendiri -- bahasanya juga gitu-gitu melulu. Suasananya kebanyakan melankolik gitu. Trus saya mikir, kalau mengamati kehidupan, sepertinya saya tipe yang melihat sisi lesson of life, terutama bagian moralnya. Trus kadang juga mikir, kayaknya kalau dilihat dari tulisan saya, sepertinya saya cukup kalem. Wkwkwkw benarkah itu?

Beda lagi sama blognya suy yang temanya buku harian, bahasanya terasa lebih ceria, kalau baca kebayang suy yang ketawa-tawa. Punya lovil jauh lebih slow banget. Temanya ga jauh beda dari buku hariannya suy tapi bahasanya bedaaa banget. Bedaaa banget dan bedaaa banget. Concern kehidupan mereka berbeda. Bingung mau ditulis gimana. Isinya macem-macem banget. Trus beda lagi sama tulisan candra yang postingannya baru satu dan hampir setahun lalu tapi dia mau lanjut, tulisan candra kontennya mirip sama blog saya, bahasanya mirip juga. Blognya Mbak Diana karakternya khas. Isinya juga pelajaran kehidupan tapi bahasanya lebih tegas, terlihat kalau yang nulis tipe yang teguh pendirian. Ga ngerti lagi, mbak Diana keren kapisun-pisuun. Blog Kak Syarif juga seru buat dibaca. Bahasanya santai tapi ga seheboh suy atau lovila. Concern blognya adalah pengalamannya. Kalau dilihat dari tulisannya, dia tipe yang santai, friendly, humble, ga terlalu kocak tapi juga ga kaku. Tipe yang kerja kerasnya lebih dibawa santai dibandingkan mbak diana. Orang ini keren pisan, beberapa pandangannya memberikan pencerahan. Kalau blog fitri yang wacana melulu buat update, kayaknya bahasa yang digunakan lebih kalem daripada saya kecuali postingan tugasnya hahahaa. Fit, itu blog buruan dibenerin biar ga males update. Ada lagi blog anak power 2010 yang karakter blognya kocak banget. Saya ketawa melulu baca blognya. Belum tahu orangnya sih tapi orangnya pasti kocak. Hoho blog yola bahasanya puitis, kalaupun ga puitis kadang ada diksi yang bagus gitu. Tulisannya lebih santai-melankolik tapi maknanya dalam daripada tulisan saya yang kalau cerita cukup to the point. Blognya dwiky juga seru buat dibaca kadang diksinya agak puitis tapi maknanya kocak gitu. Lebih banyak isinya cerita pengalaman dan kadang pendapat dia tentang sesuatu. Ohiya sempet juga baca blognya Ozil. Isinya kalau ga anime ya game. Kalaupun cerita, bahasanya santai tapi kadang puitis tapi rada alay. Gomen, Zil. Kalau blognya Teh Ipah nuansa melankoliknya kental, isinya pelajaran kehidupan berkaitan dengan religi. Blognya Novi, belakangan banyak re-post, tapi tulisannya kalau lagi cerita memberikan kesan ramah. Blog siapa lagi ya yang sering saya buka?

Hahaaaa saya merasa apa yang saya simpulkan dari pengamatan saya lewat tulisan cocok dengan kehidupan nyata. Hahahaaa seneng baca blog orang. Saya jadi tahu cerita mereka, juga saya merasakan karakter tiap orang lewat tulisannya. Keep up, Guys! Rajin-rajinlah update biar saya ga kehabisan bahan bacaan di kala senggang. Hahahaaa
Maaf kalau pendapat saya kurang berkenan di hati.
Sekian, Terima kasih

3rd time


THIS IS YESTERDAY'S STORY

Yesterday was special. I will remember the date, February 2, 2016. The deadline of YFR and for several times I failed. I missed the deadline. The first time, I wasn't strong enough to believe in my self. I lost to myself. Second time, I merely didn't intend to apply cos I thought I will have final project when the program held. I didn't think about other options I might have. Yesterday, the third time, when I thought I was ready enough, but (maybe) God said no, I miscalculate the plan and it ended up missing the deadline. I called the office yesterday, asking whether the document I need arrives. It's not yet.

Yesterday I learned one of the bad sides of human. I found a friend of mine had had the same problem as mine, I was sorry for him. But in the end I saw him writing a letter and he said it was for YFR. I wondered why he did that. What I know is he missed the deadline the same as me. But he said he is fine, he had his certificate and submitted his documents to apply one day before. It's sorry when you know your friend failed but it's "poor you are" knowing you failed and your friend you think will accompany you passed. And guys, it's okay if you feel that way but be careful, it's dangerous because it triggers jealousy and jealousy can invite something worse.

It was hurt accepting reality that I must failed for the third time. I couldn't hold it although I said "good luck". My father said to me several days before that everyone has their own parts in certain portions, that I did miscalculate by no means, that I did what I can, God must have better plan. It's time to learn about sincerity.

When you fail, when you miss something, think that maybe it's not yours this time, maybe you didn't prepare enough that others deserve it more than you, maybe your relationship with God is weakening, and believe there must be something better for you that God didn't let you to get it this time. It's just like a coin, always has two sides, you are free to choose how to react to the failure. Good if we can be sincere. It's hard to be sincere but it is worth it in the end.

Kamu Tak Pantas






Kamu tak pantas iri terhadap pencapaian orang lain karena kamu tak tahu bagaimana kerja kerasnya selama ini,

karena kamu tak tahu bagaimana dia seimbangkan dunia-akhiratnya,

karena kamu tak tahu bagaimana kesungguhan dia meminta pada Tuhan,

karena kamu tak tahu porsi rezeki setiap orang,

karena kamu tak tahu bagaimana rencana Tuhan yang pastinya jauh lebih indah daripada yang kamu rencanakan.




Kolam Susu


Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kautemui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Lagunya bagus. Liriknya bagus. Kalau ngedengerin lagu itu rasanya adem. Terasa wuoh, Indonesia sebenernya keren ya. Kalau dari lagu itu tergambarkan kalau Indonesia tanahnya subur, bahkan sampek digambarkan tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman. Sumber daya alamnya banyak, biodiversitivitasnya tinggi, kail dan jalan cukup menghidupimu. Negerinya makmur, katanya kita ga bakalan nemu badai dan topan di tanah ini, bisa tenteram saja. Intinya sebenarnya di Indonesia semuanya serba cukup dan berasa kayak surga dunia.

Tapi bentar dulu. Kalau dikatakan yang enak-enak begitu, bukan berarti maknanya lantas hidup di Indonesia bisa gratis, ya kali. Kerja keras itu mutlak perlu. Bukan serta merta kita bisa enak-enakan menikmati hasil laut tapi ada caranya kan kita mengembangkan potensi laut itu. Bukan kita cuma sedia benih trus ditanam dan dia akan menjadi tanaman yang baik tapi ada proses menuju hasilnya yang baik. Perlu dipupuk, perlu disiangi, perlu dirawat, dijaga dari hama, perlu pengembangan agar perawatannya memberikan hasil yang semakin baik. Tak mungkin kita bisa menikmati hidup jika tak bekerja keras, kecuali kita mau hidup yang biasa-biasa saja, yang sebenarnya semakin lama membuat semakin terpuruk.

Menjaga etika itu mutlak perlu. Hidup di tanah yang katanya berlimpah ruah sumber daya begini dan memang begitu nyatanya, tak bisa kita seenaknya memanfaatkannya. Ada etikanya. Tak pantas kita mengharapkan hasil dari sungai kalau kita masih dengan senang hati membuang barang-barang tak berharga, sampah-sampah kita ke sungai. Tak pantas kita mengharapkan nyamannya berkendara lantas kita masih ga menghargai hak orang lain menggunakan jalan. Tak pantas kita seenaknya memanfaatkan sumber daya alam nan banyak ini lantas kita merusaknya, tak menjaganya, tak tahu berterima kasih. Tak pantas kita menikmati nikmatnya wisata kalau kita tak menjaganya. Jangan mengharapkan negeri ini maju jika kita belum bisa menghargai karya anak negeri. Jangan harap manusia di negeri ini berkarakter baik kalau masih dicekoki acara televisi yang tak mendidik. Kita tahu budaya kita sangat kaya, jangan harap anak cucu kita masih bisa melihat dan mengenal budayanya kalau kita tak melestarikannya, at least membantu upaya melestarikannya. Tak pantas kita mengharapkan negeri ini benar-benar kaya dan makmur seperti di lagu itu lantas korupsi masih ada. Sementara itu tak layak kita mengharapkan korupsi punah jika kita masih tak jujur. Rugi kalau kita jadi orang kaya, pengennya disegani orang, kalau kita masih belum mau menghargai orang lain, masih membiarkan orang lain menderita.

Tak pantas kita mengharapkan negeri ini menjadi surga jika kita tak bekerja keras dan beretika terhadap segala sesuatu di dalamnya. Hanya ingin mengingatkan kalian pembaca yang budiman -- emang ada yang baca?, emmm dan tentu saja diri saya sendiri agar tak terlena terlalu jauh. Benar bahwa negeri ini kaya, potensinya besar bahkan katanya ekonominya semakin membaik hingga saat ini tapi kita perlu menjaganya. Kita juga perlu mengupgrade etika kita karena suatu saat akan datang masa kita yang "memegang" negeri ini.

Tiba-tiba pengen nulis begini nih. Semoga berguna.