Welcome, Rantau! - Liburan di Rumah
Ehm,
Liburan kemarin ngapain aja, Nal?
Alhamdulillah
kemarin saya memilih kesempatan untuk lebih lama di rumah (daripada teman-teman
yang lain yang saya ketahui haha). Seperti biasa, liburan saya ya di rumah.
Hanya di rumah. Disaat teman-teman yang lain jalan-jalan ke tempat ini dan itu,
saya hanya di rumah. Sebenarnya ada kegiatan ekskursi, sebuah kegiatan
kunjungan industri dan juga ada main-main ke tempat wisata. Entah kenapa
namanya ekskursi. Oh ternyata karena ini, Kawan.
eks·kur·si /ékskursi/ n 1 perjalanan untuk bersenang-senang; piknik;
darmawisata; 2 penyimpangan dr arah
yg pasti;
Sekitar 70
orang mahasiswa elektro angkatan saya mengikuti kegiatan ini. Tapi saya
memutuskan tak ikut. Alasan yang sungguh-sungguh sangat ‘bocah’,
sekonyong-konyong karena saya takut. Takut apa? Ga mau bilang. Wek!
Kalau
biasanya saya merencanakan pengen main ke sini dan ke situ, dan berakhir tetap
saja di rumah, kali ini saya memang meniatkan hati untuk di rumah. Entah kenapa
pengen di rumah saja, menghabiskan waktu dengan keluarga. Monoton sih tapi
menyenangkan. Apalagi ada keponakan.
Sudah dua
liburan ini ada “anak baru” di keluarga. Ada keponakan dan sepupu baru.
Walaupun dulu saya sudah pernah “main-main” sama mereka tapi mungkin karena
sekian bulan tak bertemu saya jadi terlupakan. Alhasil, pertama kali saya
mengunjungi sepupu baru saya, dia takut sama saya. Ga tanggung-tanggung,
ngedeketin saya aja ga berani. Dipakasa kakaknya, digendong buat dideketin ke
saya, dia malah nangis sejadi-jadinya. Keponakan saya juga begitu. Kalau dia
diserahkan ke saya, belum juga saya apa-apain, dia udah merengek-rengek mau
nangis. Entah dia gamau jauh dari mamanya atau memang muka saya yang
menyeramkan. Mungkin begini nasib orang yang mukanya lempeng kayak saya.
Sebentar, emang muka saya kayak orang lempeng?
Pelajaran
kehidupan nomor satu (mulai saat ini saya akan memberikan nomor untuk pelajaran
kehidupan yang ditulis, yang sebelum-sebelumnya biarin deh belum dinomorin
haha) – Pasanglah muka palsu yang terlihat paling baik saat bertemu anak kecil
dan jangan pakai kacamata kalau ga pengen anak kecil nangis sejadi-jadinya
melihatmu karena takut.
Tapi itu
tak berlangsung lama. Cuma beberapa hari. Padahal di rumah cuma sepuluh hari
-_- Yang penting mereka ga nangis kalau lihat muka saya HAHAHA. Sepupu masih
diem malu-malu gitu sih. Tapi keponakan udah mau main-main sama saya. Semoga
saja saya tidak terlupakan lagi. Sampai jumpa liburan semester delapan, Boi!
Comments
Post a Comment