Cerita Kuliah Pertama - part 3
Alhamdulillah
akhirnya sudah hari Sabtu. Akhirnya minggu pertama kuliah sudah terlewati.
Menyisakan kuliah RTMF yang tak kunjung muncul jadwalnya dan belum tahu ruangan
kuliah MIB hahaha. Kemarin sudah bercerita sampai pengalaman hari Rabu. Sini
sini, saya ceritain sisanya.
Hari Kamis
barusan adalah Kamis yang spesial. Saya skip kelas MIB, makanya saya belum tahu
ruangannya. Waktu itu saya lagi ikutan tes Bahasa Inggris. Mbolang-lah saya ke
UPI karena saya dapat tempat test di sana. Di ITB kebetulan kuotanya sudah
penuh, kebetulan lagi di UPI yang awalnya kuotanya penuh, ternyata ada yang
membatalkan tesnya jadi slotnya segera saya isi. Pagi-pagi namun lebih siang
dari yang direncanakan saya berangkat ke UPI ternyata di sana masih menunggu
cukup lama. Sempat bercakap dengan mbak-mbak di samping saya yang tampaknya
juga sedang di semester yang sama seperti saya.
Saya :
“Mbak, ambil tes buat apa?”
Mbak :
“Buat LPDP.”
Saya :
“Waaah. Mau kemana? Eh buat Master ya? Atau S3?”
Mbak : “Di
dalam negeri aja kok. Buat S2. … . Kalau Mbak mau buat apa? S3 ya?”
Eh buset,
muka saya muka-muka orang kuliah S2 mau lulus ya? Tua juga wkwkwk. Selanjutnya
percakapan membahas tentang LPDP yang sedang akan diambil oleh mbak itu. Hingga
akhirnya kami diminta masuk ruangan tes juga.
Saya single
di ruangan itu. I mean, di sana
mejanya ditata berpasangan, sampingan berdua gitu. Di ruangan itu pasangan
semeja saya, seseorang dengan nomor meja 007, tak datang. Ternyata hasil tesnya baru bisa diambil dua minggu kemudian. It
affects, or maybe I should say, it ruins my plan so much. Nanti sajalah
kalau saya mau menuliskannya kalian boleh tahu apa yang terjadi.
Selanjutnya
di kampus, kuliah SKMV. Tak ada yang spesial dari SKMV hari itu selain kuliah
yang kurang dari satu jam, sekitar setengah jam. Semua ini gara-gara Pak Iyas
datang di jam yang sama dengan jadwal awal padahal hari Selasa beliau bilang
hari Kamis dimulai setengah jam lebih awal. Bahkan saya waktu itu lupa kalau
kuliahnya maju setengah jam.
DSKC juga tak
ada yang spesial. Diisi Pak Pranoto. Seperti yang telah saya lalui di kuliah
sismik bersama Pak Pranoto, metodenya adalah pemberian tugas yang memaksa kami
berguru kepada mbah Google. Setelah
saya amati, sepertinya prinsip ngajar Pak pranoto dan Pak Richard mirip.
Beliau-beliau percaya bahwa mahasiswa dapat belajar sendiri melalui Internet
hahaha à Joking. It’s only a guess anyway.
Comments
Post a Comment