Posts

Showing posts from November, 2015

I am back (?)

When I wrote this, I feel like it is still friday, even though now it is Saturday, 4:22 am.

I am back! Hahahaa after dissappeared in almost 5 days. Finally, today, I came to campus. Joining today's last class : Kuliah TA.

Well, saya memang kurang ajar. Seenaknya sendiri meninggalkan ini dan itu. Meninggalkan tanggung jawab. Menjadi manusia tidak jelas dan menginvestasikan ketidakpercayaan orang lain terhadap diri saya.

Hari ini ga melakukan apa-apa. Bisa dibilang begitu. Hari ini ngelab. Melawan rasa malas untuk bertemu orang-orang. Melawan kebosanan. I am here but I did nothing. No progress. Padahal deadline sudah sangat dekat :v

Tapi hari ini banyak ketawa. Akhirnya setelah berhari-hari mendekam di kosan haha. Terima kasih, kawan. Tanpa kalian, hah, aku mah apa? Hahaa.

(Sebenarnya pengen nulis ini dari dulu banget)
Saya bersyukur mendapatkan topik tugas akhir ini. Mempertemukan saya dengan orang-orang keren. Saya merasa saya punya opportunity yang mungkin teman-teman sejurusan tidak mendapatkannya di tugas akhirnya. Saya di-include-kan dalam sebuah tim keren, sementara teman-teman yang lain kebanyakan TA-nya ya udah sama kelompoknya itu saja (ya walaupun di lab juga ketemu kelompok lain, tapi emmm ga ada yang ada tim besarnya kayak Lumen gini hehehe). Dan saya merasa, dari cerita Pak Marzuki, dari suasana ketika berkumpul, dari bagaimana saya dan teman-teman melalui waktu bersama, mungkin mereka, mungkin tim ini menjadi keluarga kedua saya di ITB setelah PSTK.

Ah, tapi tempat nongkrong paling oke masih tetap di PSTK. Tempat saya bisa "teriak", main gitar, curhat ke siapapun, setiap yang masuk atau keluar sekre mengucapkan salam, tempat ngrumpi eh GBH-nya anak-anak, tempat orang-orang "tidur siang", tempat yang penuh kenangan hahaha.

Malam ini menginap di lab lagi tapi ya itu, ga berprogress. Yang berprogress malah Ari dkk. Tadi kami "sahur" bareng (sebenernya makan jam 3 pagi karena kelaparan). Dan sekarang "coy" sedang booming di antara kami. Dan sebentar lagi Ari sama Julian akan selesai TA-nya. Hiks. Tapi Alan masih lanjut. Mungkin nanti akan ada pendatang baru lagi dari Lampung haha.

I really hope we can be a "family" even after we graduate

(?)

Suddenly, want to open the web. I found this. Hopefully, next time, my name will be written on that page ^^

Gaya Tulisan

Hahaa. Saya berkali-kali iseng ngobrolin gaya tulisan sama lovila. Dimulai dengan membandingkan isi blog masing-masing. Belakangan saya juga langganan baca blog beberapa teman :D dan beberapa orang tidak dikenal tapi isi blognya menarik.

Banyak perbedaan. Dan entah gimana ceritanya saya menyimpulkan gaya tulisan orang itu mencerminkan pribadinya hahaha. Walaupun begitu, saya tidak yakin tulisan saya merepresentasikan diri saya yang sebenarnya. Merepresentasikan, I mean, kita bisa membayangkan bagaimana karekter penulisnya dengan membaca tulisannya. Lebih dari itu, kita jadi tahu kehidupannya wkwk.

Bagi saya, baca tulisan orang itu menarik atau mungkin sebenarnya saya suka baca cerita atau bahkan saya memang suka kepo. Soalnya blog yang isinya bukan sebuah cerita atau pemikiran tentang sesuatu--terutama kehidupan, biasanya kurang menarik bagi saya.

Pengen sih cerita bagaimana "kesimpulan" yang seenaknya saya tarik tentang karakter seseorang yang saya baca tulisannya. Tapi hahaa jangan deh. Sebenarnya susah menjelaskan bagaimana karakter seseorang wkwk.

OOT. Hahaa
Dua hari yang lalu baru dikasih tahu Agung sebuah video orkestra. Bagus banget. Coba lihat di menit ke-47 sampai ke 52. Lucuuu. Seneng lihatnya. Berasa jadi kanak-kanak lagi


17 November, Ramen, Latihan PLE

Halo, Dunia! Apa kabar? Semoga kita selalu dalam keadaan yang baik.

Hahahaaa sebenernya postingan ini pengen cerita banyak tentang hari special(?), 17 November ^^ Jatohnya jadi kayak buku harian wkwk.

Dari beberapa hari sebelumnya saya sudah berencana 17 November tidak akan menyentuh TA sama sekali hahahaa. Dan ternyata rencana ini semakin didukung dengan ditiadakannya bimbingan :D

Ramen
17 November special karena menjadi momen ketiga saya makan ramen. Hahahaa ga penting banget. Tapi ini ditraktir. Ditraktir Kokoh. Jarang-jarang kan dia sebaik ini, sampek mau nraktir. Entah kenapa Kokoh kalau urusan mau makan bareng selalu mengusulkan ramen -_- Traktiran dalam rangka (syukuran) Kokoh menang lomba essay. Tapi bagi saya, ini sekaligus jadi hadiah wkwk. Iya hadiah. Anggap saja hadiah. Tapi kemarin saya merasa kami (atau hanya saya) tak sebanyak-ngomong seperti biasanya. Hahaha tapi saya seneng. Seneng banget.

Kami makan di Ramen House. Kami berangkat ga barengan karena Kokoh berangkat dari Gramedia, abis nganter temennya beli kado buat temennya yang lain hahaha. Tapi timing kami pas sekali. Tepat setelah saya turun dari angkot, angkot yang ditumpangi Kokoh datang. Jadi kami tak membuang waktu untuk saling tunggu.

(Ini cerita ga penting banget) Saya pesan Shiro Ramen, rasanya agak aneh, kayak ada nori-nya gitu (atau memang ada?).

Kami juga merencanakan abis makan mau langsung cus ke PSTK buat nonton gladi kotor latihan PLE, tentunya setelah ngambil tas Kokoh di himpunannya.

Sayang sekali saya tak mendokumentasikan kegiatan ini. Hahahaaa. Padahal pengen punya.

Nonton Latihan PLE
Kemarin latihan PLE rame banget. Hahaa ya iya lah. Lha wong Kamis mereka mau nampil :D Sudah dua hari ini Satria Pramudhita banyak yang nonton latihan PLE (saya baru kemarin doang haha). Bikin kangen masa-masa TPB hahahaa. Kami dulu juga mengalami yang seperti itu. Tapi menurut saya punya kami lebih memberikan efek yang emmm susah ngejelasinnya. Saya kangen masa-masa itu.

Ga kerasa banget saya sudah melewati waktu bersama calon-calon orang keren dua kali. Sekarang mereka mungkin sudah menemukan sebuah level ke-keren-an masing-masing dan sedang meng-upgrade diri menuju level selanjutnya. Bahkan saya merasa banyak dari mereka yang lebih keren daripada saya. Saya mah bukan apa-apa. Hahahaa

Sekarang sudah bertemu lagi dengan calon-calon orang keren generasi ketiga. Sedang berjuang, menjalani jalan yang mereka pilih untuk menjadi keren. Mungkin nanti mereka akan jauuuuh lebih keren daripada saya. Semangat ya, adik-adik^^ Saya pengen nulis "semangat ya, coy" tapi kok rasanya aneh ya, saya sudah merasa menjadi kakak :v sebelumnya kan saya malah yang kena bullying sama angkatan bawah *curhat*

Kamis ini sudah diagendakan malam untuk nonton acara mereka. Semangat yaaa. Saya menantikan penampilan terbaik kalian :)






Suasana latihan sisi tim karawitan



Tari Eko Prawiro. Belum sempat mendokumentasikan tari putri :(


Ini dia ketua presbud PLE. Saya narget foto wajahnya tapi ga dapet-dapet.


Ketua presbud (Nida), PJ Karawitan  (Gora) dan Imung sang pengendhang ganteng dan satu-satunya sedang kompromi. Ganbatte, Imung! I proud of you (y).


Reuni
Momen latihan PLE kemarin mengumpulkan sebagian Satria Pramudhita. Ya yang muncul itu-itu lagi sih. Tapi kapan lagi mereka-mereka yang jarang saya temui tiba-tiba datang ke sekre kalau tidak di acara seperti ini. Terima kasih atas momen ini.

Ga kerasa banget, sekarang kami sudah "tua-tua" begini. Sudah jadi swasta. Tapi saya ga mau sebutannya swasta. Kenapa namanya swasta? aneh tau.

Hahahaa ternyata mereka merencanakan sesuatu. Sempat curiga sih, gara-gara Fitri yang tiba-tiba ngajakin ke RLB padahal dia baru menunjukkan sebuah video dan belum ada satu menit termainkan. Tapi sampek RLB malah diajakin ke sekre atas lagi, katanya mau nyiapin eval. Emang mau nyiapin sih. Tapi ada ini . . .


Ada Mince, Fitri, Jarsi, Abdi, Candra, Yaka, Dena, (tangannya) Fika, (kameranya) Tata, Aflin (yang ga kelihatan), Lupita (ga kelihatan), Agung (yang udah pulang karena sakit perut), Sita (juga ulang tahun). Makasih yaa semuanyaaa

Terimakasih, Tuhan, untuk momen 17 November ini. Menyenangkan.


Posisi Tidur

Well, tadi malam menjadi malam kedua saya menginap di Lab dalam semester ini. Awalnya ga ada niat buat nginap tapi ternyata ada Kirun yang mau ditemani untuk menginap jadi yaaa yaudah. Kali ini nginepnya di ruang D4 LSKK karena ruang buat ngerjain TA berpindah ke sana. Problem yang dialami adalah susah tidur karena kursi yang dijejer tak senyaman di MIC hahaha. Akhirnya posisi tidur miring ke kiri. Berakhir pas bangun perut rasanya, masyaAllah sakit banget. Buat jalan aja sakit. Sempat takut kalau-kalau ada masalah sama usus buntu (pernah denger cerita dari temen haha).Pas abis sholat leyeh-leyeh glethakan di musholla, sakitnya perlahan hilang. Jadi curiga, sepertinya posisi tidur berpengaruh.

Gara-gara kejadian ini, saya jadi pengen menghindari, benar-benar menghindari tidur miring ke kiri hahaha.

Seni Menyenangi Sesuatu

Entah kenapa saya senang melihat paragraf ini di Novel Ayah karya Andrea Hirata. Hal yang saya ingin saya dapat melakukannya. Dimana kita bisa mensyukuri setiap hal kecil dan hidup tak dianggap sebagai beban.


Hujan

Hujan yang sepengetahuan saya membawa rahmat. (Seingat saya) Di Alqur'an juga dinyatakan hujan diturunkan dan kemudian akan dihidupkan daerah yang sudah mati, akan ditumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang darinya hewan dan kita (manusia) mendapat makanan.

Hujan yang diharapkan semua makhluk. Dari manusia-manusia korban asap hingga kaktus yang katanya tahan hidup di daerah jarang air pun juga tetap butuh hujan barang sedikit.

Hujan yang diharapkan oleh para petani di tengah kekeringan yang membuat retak tanah. Kekeringan yang membuat mereka membayar lebih untuk membayar pihak lain untuk mengairi sawah mereka. Kekeringan yang membuat ladang mereka terlihat kusam. Ya, petani bahagia ada hujan, termasuk keluarga saya.

Jika hujan sebegitu indahnya, kenapa hujan tidak sepanjang tahun? Karena ada rencana yang lebih indah untuk kita. Bagaimana kita akan menikmati musim yang beragam? Bagaimana kita bisa mensyukuri hujan jika kita mendapatkan hujan setiap tahun? Tuhan juga ingin kita punya struggle, tidak seenaknya sendiri.

Saya suka hujan. Dia mengaktivasi memori masa lampau. Banyak momen yang saya lalui dengan hujan.

Membawa saya kembali ke zaman dimana saya masih sekolah diniyah. Bahagia sekali saat itu. Tak jarang musim hujan saya pulang hujan-hujan. Naik sepeda butut saya. Setiap harinya, kresek adalah senjata andalan saya, untuk melindungi kitab (bukan kitab suci, tapi literally kitab secara arti dalam bahasa Arab) yang saya bawa. Rasanya menyenangkan bisa hujan-hujan. Sampai rumah langsung mengguyur si sepeda dengan air tawar agar air hujan yang asam tak berkontak lebih lama lagi dengan logam sepeda saya.

Terkadang juga membawa kembali memori tentang angkot sepulang sekolah MTs dengan segala cerita saat itu. Cerita yang konyol ketika saya melihatnya dari sudut pandang saya di usia segini wkwk.

Tapi dulu saya juga kurang suka hujan jika harus berurusan dengan sepatu, tapi saya tetap suka hujan. Jika boleh kompromi, saya ingin menikmati hujan atau suasana setelahnya tanpa harus membuat kaos kaki saya basah.

Hujan yang membawa kembali memori makan thiwul goreng bersama Ibu dan mbak.

Hujan dimana saya akan menemukan segerombolan cowo yang hujan-hujan sambil makan tebu curian dari ladang depan rumah saya. Makan tebu tanpa pakai pisau, arit, atau semacamnya. Saya saja sampai sekarang ga bisa membayangkan bagaimana bisa gigi mereka kuat untuk menghilangkan kulit tebu itu.

Hujan yang membuat saya galau apakah akan berangkat sekolah diniyah atau tidak.

Hujan yang memberikan aroma tanah yang menyegarkan. Hujan yang membuat kabut di sore hari dan juga keesokan harinya. Hujan yang membuat sawah-sawah terlihat hijau. Hujan yang membuat malamnya banyak suara kodok ngorek.

Dan sekarang saya sadar, saya sedang kangen rumah.

Waktu dan Bersyukur

Saya jadi pengen cerita tantang waktu. Tepat waktu. Tapi postingan ini pada akhirnya ghibah ehehehe.

Keinginan menulis ini dilatarbelakangi oleh kejadian kemarin. Kemarin dijadwalkan gladi bersih. Saya sudah memutuskan saya kemarin harus fokus ke pagelaran, ga boleh nyambi ngoreksi laporan atau belajar buat kuis atau bikin laporan atau yang lain. Bahkan niat nyuci baju saya urungkan. Intinya hari itu untuk kepentingan perform.

Berdasarkan jadwal yang diberikan sih, kumpul di lokasi perform jam 8 (tapi saya nangkepnya anak PSTK mau kumpul di sekre jam 8, buat berangkat bareng), Gladi resik jam 10. Ahahaa tapi saya baru bangun jam 8. Langsung bilang manajer kalau anak-anak mau berangkat bareng, saya ditinggal saja. Panik dong, apalagi ini berurusan dengan pihak luar. Urusannya nama baik. ckck

Setelah ini dan itu, akhirnya saya sampai di lokasi jam 10.15 kalau ga salah. Kaget. Sampai sana. orangnya baru dikit. Padahal saya kira pas saya sampai, saya tinggal duduk di area Bonang, nge-run buat gladi resik. Beberapa menit kemudian anak karawitan sudah lengkap. Banyak dari mereka sudah di sana sejak jam 9.

Sebal sih. Saya dan teman-teman banyak menggerutu. Itu jadwal dari pihak mereka dan mereka tidak menepatinya. Tokohnya saja baru datang jam 12. Trus ngapain minta orang lain dateng jam 8? Kalau saya sih, jadi keluar "tahu gitu aku tadi nyuci dulu." Yang lain juga gitu. Trus jadi pada bete. Ya kami terbiasa kumpul itu jam 7 udah di lokasi buat brifing. Kalau pemain pada belum dateng udah diteror, ditelfon2 gitu. Trus sambil nungguin waktu gladi, pada sarapan. Sarapan sudah disiapkan. Biasanya kalau pada ngaret akhirnya brifing dilakukan bareng sarapan. Trus abis itu langsung gladi, sholat, make up sesuai jadwal masing-masing dan bla bla bla. Intinya ga sengaret yang saya alami kemarin deh.

Trus katanya jadi mau gladi jam 1.15 haha. Anak-anak udah pada heran sih yakin, jam segitu mau gladi? mau make up jam berapa? akhirnya? ga jadi. Haha hujan. Pelajaran yang bisa diambil adalah. Segeralah gladi bersih sebelum hujan. Dan tepati jadwal agar tidak ada yang sakit hati.

Mungkin saya orang yang munafik, naif, atau apalah itu namanya. Seenaknya ngomong begini padahal masih sering banget telat. Maaf ya.

Pelajaran kehidupan selanjutnya yang saya dapat kemarin adalah tentang betapa unit yang saya ikuti masih sangat beruntung dengan segala yang kami punya. Dan saya merasa bersyukur ternyata selama di unit, secara tak sadar banyak pelajaran positif yang saya dapat. Saya diajari tentang fokus, perencanaan, persiapan, komitmen, disiplin, kekeluargaan. Itu pelajaran yang berkaitan dengan yang saya alami kemarin.

Tapi congratulation untuk "unit sebelah" yang pada akhirnya sukses performnya. Saya banyak belajar juga dari kalian. Terima kasih untuk kesempatan yang telah diberikan. Semoga ada pembelajaran yang baik dari apa yang kita lakukan selama ini.

(Hanya pikiran) tentang pengalaman ngasisten

Halo, Dunia! Saya sudah pernah bercerita bahwa saya menjadi asisten sebuah praktikum di semester ini kan? Oke. Saya mau bercerita sesuatu yang berhubungan dengan itu.

Praktikum yang saya asisteni punya sebuah tool bernama BCL (Buku Catatan Laboratorium). Dari namanya sih, kalau saya orang awam, buku itu akan berisi catatan-catatan selama kegiatan di lab. Ada data percobaan, kejadian-kejadian selama percobaan, tanggal percobaan, nama/judul percobaan, setting yang dilakukan saat percobaan, ya gitu-gitu deh isinya. Dan BCL ini memang isinya ya itu, ditambah ada nama asisten dan tanda tangan dan tanggal di setiap halaman.

Saya heran lho. Selama saya ngasisten kok masih ada beberapa yang menurut saya kurang inisiatif, atau mungkin belum mengerti esensi atau maksud dari BCL itu. Saya menangkap, sebagian dari mereka yang saya maksud ini khawatir masalah nilai.

Saya pengen menceritakan dengan beberapa tanya jawab ini.

"Kak, ini hasilnya harus digambar semuanya?"
Hei, ya itu terserah kamu lah. Tau ga sih, esensi BCL itu apa? Biar nanti kamu lebih mudah bikin dokumentasinya, bikin laporannya. Ya kalau kamu merasa kamu akan membutuhkan data dalam bentuk gambar, silahkan digambar. Kalau ga perlu ya ga usah. Catat seperlunya. Kan tujuannya biar kamu gampang bacanya, biar pas bikin laporan inget percobaan kemarin gimana.

"Kak, ini berarti kejadian di labnya saya tulis bla bla bla saja ya kak?"
Saya heran kenapa ini juga ditanyain. Ya kejadian yang menurut kamu harus dicatat ya catat saja. Tujuan ada penulisan kejadian di lab kan mendokumentasikan kejadian selama praktikum, terutama yang mempengaruhi peralatan praktkum dan hasil percobaan. Misal nih, kita jadi inget, jadi tahu kalau ternyata multimeternya fuse-nya putus gara-gara arusnya kegedean (ya walaupun ini harus lapor ke asisten pas di lab juga). Misal lagi, ternyata komponen yang dipakai kurang memberikan hasil terbaik dengan setting yang dibuat seperti modul, jadi setting-nya diubah sedikit. Ya intinya kejadian yang menurut kamu penting ya catat saja. Biasanya itu sangat berguna untuk analisis di laporan.

"Kak, ini kan percobaannya ga lancar gini. Saya belum selesai, trus BCL-nya gimana? dataya ga lengkap dong? nilainya?"
Yaelah. Namanya juga BUKU CATATAN LABORATORIUM. Ya catat apa adanya saja dari percobaan dan kejadian yang dilakukan selama di lab. Jangan terlalu khawatir masalah nilai. Pikirkan fungsi dari BCL.

"Kak, ini berarti saya simulasi saja ya?"
Ya otomatis kalau ada percobaan yang belum selesai, harus disimulasikan dong. Tujuan praktikum kan memberikan pengalaman mengaplikasikan teori yang didapat di kuliah sehingga diharapkan kita lebih nangkep. Jadi diusahakan pernah mencoba semua percobaannya dan mengerti maksud dan tujuan dilakukannya percobaan itu. Tapi di laporan bilang kalau data itu hasil simulasi.

"Kak, nanti di laporan semua fotonya dimasukkan?"
Oh meeeen. Mungkin mereka perlu diberikan materi tentang dokumentasi atau mungkin "sepatu orang lain". Gini lhooo. Kamu membuat laporan itu berarti kamu mendokumentasikan apa yang kamu lakukan dan akan dibaca orang lain. Berarti kamu harus memaparkan dengan cara yang baik. Implikasinya, kamu harus membuat laporan itu "mudah" untuk dibaca. Ya kalau begitu, cantumkan data seperlunya. Kalau data gambar tidak diperlukan ya ga usah dicantumkan. Bayangkan sendiri saja, kalau semua gambar dimasukkan padahal yang diperlukan hanya penguatan atau frekuensi saja. bacanya kan susah juga. Kalau percobaan yang ingin melihat bagaimana efek sesuatu terhadap hal yang berhubungan dengan bentuk grafik keluaran ya baru cantumkan. Pantas saja selama ini saya menjumpai laporan yang subhanallah sampek belasan halaman. Padahal saya lihat laporan saya paling ngepol 9 halaman (di praktikum ini). Haha bisa jadi saat itu saya analisisnya kurang bener juga sih haha

Ya itu cuma cerita dan pemikiran saya sih. Bisa jadi pemikiran saya ini salah. Saya saat ini bilang begini, tapi bukan berarti dulu saat saya menjadi praktikan tidak pernah seperti itu. Tapi kurang lebih anggapan saya terhadap fungsi BCL dulu seperti itu. Pemikiran ini muncul ya karena saya merasa ada yang salah. Mohon maaf, kalau saya jadi memberikan kesan saya sok tahu atau barangkali saya menyinggung perasaan.


Impian Masa TPB

Tadi malam, keinginan saya dikabulkan oleh Allah dengan cara yang berbeda. Keinginan dari masa TPB. Keinginan untuk main karawitan di pagelaran TW. Waktu itu pagelaran TW diadakan April 2013. Saat itu saya kalah sama Mince. Ya memang saat itu talenta main bonangnya lebih baik daripada saya. Kalau sekarang, saya kurang tahu karena kami sudah jarang main-main. Kami berdua sibuk dengan dunia masing-masing. Saat itu, Pagelaran TW 42 diadakan di Teater Dago Tea House Terbuka. Saat itu saya ga main karawitan, tapi jadi penari.

Ternyata keinginan itu tak menghilang begitu saja. Sebagai pelampiasan, saya ingin orang yang main Bonang Barung di TW43 adalah anak didik saya. Ternyata di TW44 keinginan itu masih ada walaupun mulai meredup. Sadar diri, sudah "tua". Tapi saya bahagia orang yang main Bonang Barung di TW44 adalah anak didik saya. Sebenarnya semua anak Bonang Barung 2013 dan 2014 anak didik saya, lha wong bisa dibilang saya adalah pelatih yang intensitas nglatihnya paling banyak, hampir setiap pertemuan PLE wkwk. Bahkan saya diberi kesempatan menjadi manajer mereka di pagelaran TW43. Saya berterima kasih, segala proses itu membentuk saya menjadi saya yang saat ini sedang menulis tulisan ini,

PLE : acara kaderisasi di PSTK.

Dan Allah ternyata tidak serta-merta memupuskan harapan karena saya sudah "tua" begini. Keinginan saya dikabulkan dengan cara yang berbeda dari yang saya pikirkan. Dikabulkan melalui pagelaran yang "bukan milik" PSTK. Pagelaran ini diadakan sebuah unit lain yang ingin berkolaborasi dengan beberapa unit lainnya, salah satunya PSTK. Dan saya main Bonang Barung di sana. Pagelaran digelar tadi malam, di Teater Dago Tea House Terbuka. Meski dengan materi yang tidak se-expert di TW, meski tidak dengan proses latihan yang se-menyentuh-hati, se-menyenangkan dan se-terasa-punya-keluarga seperti di TW, tapi keinginan itu terkabulkan. Mungkin kalau saya men-state detil-detil yang saya inginkan, detil-detil itu juga bisa terkabulkan hehehe

Saya tak menyangka. Keinginan yang muncul di tahun pertama saya di kampus, dikabulkan di tahun "terakhir" saya di kampus.

Publikasi

Saya baru ingat saya ingin menulis tentang ini sejak lama tapi wacana melulu haha. Publikasi. Biasanya acara-acara gitu pasti ada publikasi. Via banyak media. Baik dunia maya atau dunia nyata. Saya mau ngomongin tentang publikasi di dunia nyata deh.

Cerita dulu deh. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh beberapa publikasi yang memang kreatif tapi menurut saya kurang bertanggung jawab. Tentunya ini saya temui di kampus. Ceritain satu per satu aja lah yaaa.

Poster adalah sarana publikasi paling umum. Sepanjang pengamatan saya selama di kampus, tempat nempel poster sudah disediakan. Kalau masalah tempat nempel poster, oke lah, poster dipasang pada tempatnya. Ada aturan bahwa untuk menempel poster diharuskan menggunakan selotip kertas biar pas dieliminasi tidak meninggalkan bekas yang berarti. Oke sampai saat ini saya menemukan poster-poster dipasang dengan selotip kertas tapi saya heran kadang masih ada sisa-sisanya gitu ahaha. Tapi ada nih yang menurut saya perlu dibenahi. Menurut saya sih. Itu lho, poster yang sudah "kadaluarsa", kayaknya pihak yang menempel perlu juga membereskan poster "kadaluarsa"nya. Selain memudahkan orang lain yang mau masang poster, juga membuat papan poster menjadi lebih sedap dipandang.

Sarana publikasi yang menurut saya kreatif tapi bermasalah adalah stiker. Ide publikasi dengan stiker ini kreatif sih. Tapi destruktif juga sama pemandangan hahaha. Ya bayangkan saja, meja di kantin yang masih bersih gitu tiba-tiba ditempelin stiker. Kaca di kamar mandi, pintu di kamar mandi juga bernasib demikian. Kalau stikernya sedikit sih level annoying-nya belum terlalu terasa. Kalau pihak lain ikut-ikutan kan makin banyak, makin penuh. Belum lagi stiker itu akan meninggalkan bekas yang sangat berarti. Tahu sendiri kan stiker itu kalau dicopot sering ga semuanya terlepas. Paling ringannya lem nya masih tertinggal di tempat nempelnya.

Ada lagi sarana publikasi yang lebih kreatif untuk acara-acara dalam kampus. Itu lho, hiasan-hiasan yang digantung di jalur-jalur pejalan kaki. Eh penunjuk arah yang ditempel di jalan juga ding. Kreatif sih. Tapi sayang sekali setelah acaranya selesai, yaudah, bye. Dibiarin saja. Ga ada pihak yang membereskan. Bergantung pada kekuatan alam untuk mengeliminasinya. Entah kena hujan, kena angin, ketabrak kelelawar, atau mungkin dicuri wkwk. Padahal itu fasilitas umum gitu.

Yah, inti dari postingan ini adalah menurut saya, pihak publikasi atau mungkin artistik itu ga cuma bertanggung jawab pada membuat publikasinya, tapi juga bertanggung jawab untuk membereskannya setelah acara usai.

B300v1 menginap di MIC

Haha, saya mungkin sudah mendapat pelajaran dari pengalaman sebelumnya tapi belum mengamalkannya. Masih saja saya deadliner. Yah masih gampang terpengaruh sama mood sih ya haha.

Well, pengerjaan dokumen kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Bedanya dimana? ada deh. Tadi malam masih ngerjain-ngerjain gitu, pekerjaan yang cukup membosankan sih, merapikan. Merapikan ternyata lama juga. Saya mulainya baru jam setengah sepuluhan pula karena sebelumnya ada latihan Rahwana. Selesainya pagi deh. Beruntung di MIC masih ada Ari yang nginep dan Irfan yang lagi edit-edit video.

Pada akhirnya Irfan pulang, sama "mbak"nya. Irfan ngajakin pulang sih tapi sudah terlanjur mager. Level mager bertambah karena hujan wkwk. Akhirnya saya memutuskan ga balik kosan. Hahaha paling ga, kalau ditanyain "udah pernah nginep di Lab" bisa jawab "udah". "Kapan?" "(bisa dibilang) di malam terakhir kami menghuni Lab itu." Yay! saya sudah pernah menghabiskan malam di sana sebelum kami pindah ke Labtek VIII Lt 2.

Yay! B300 akan memberikan kenangan menginap di ruangan itu, di MIC Labtek V Lt 4. Yang lebih menyenangkan, saya sudah sempat download beberapa film semalam wkwk.