Posts

Showing posts from July, 2013

MBC day 11 : yang terakhir sebelum libur lebaran

26 Juli 2013
Di day ini saya tidak mengikuti keseluruhan day dikarenakan saya dan beberapa teman divisi lapangan OSKM ITB 2013 harus mengikuti simulasi terpusat. Berdasarkan cerita yang diceritakan oleh teman-teman ELTORO, di day 11 ini lagi-lagi kami tidak kuorum. Dari 174, kuorum yang dijanjikan, kami hanya muncul ber-165 orang.

Di awal day ini, kami diajari tiga lagu HME lagi : HME bawah tanah, kami bukan bonek, dan masa bodoh. Berikut lagunya :

HME Bawah Tanah
Anak HME datang dari bawah tanah
Anak HME mendukung tim (…)nya
Dari pada dukung syalala
Lebih baik dukung HME
HME oey! Jadi juara

Kami Bukan Bonek
Kami bukan bonek
Bukan juga the jack
Bukan viking atau aremania
Kami bukan kampak
Bukan slemania
Kami ini HME ITB

Masa Bodoh
Masa bodoh dengan klasemen
Masa bodoh materi pemain

Gue dukung cuma HME
Ayolah juara
Nggak peduli provokasi lawan
Nggak peduli juara bertahan
Gue dukung cuma HME
Ayolah Berjaya

Setelah itu dilanjutkan dengna acara yang kata teman-teman saya paling seru selama day MBC, games ”MBC bulaga”. Game ini dipandu oleh Seniro Dola. Kami dibagi menjadi dua tim. Selanjutnyua setiap tim harus mengeluarkan perwakilannya untuk memainkan MBC bulaga ini. Kata-kata yang dijadikan tebakan tidak jauh-jauh dari MBC, seperti Seniro Reinhart, Nimtag, Bonita Mathilda.
Selanjutnya, setiap tim harus mengeluarkan enam orang terunik di timnya. Selanjutnya masing-masing dari enam orang tersebut menuliskan tujuh hal paling unik darinya di selambar kertas. Lalu tim lain harus menebak siapa dari keenam orang itu yang ciri-cirinya dijadikan tebakan.

Selanjutnya kami pun berolahraga bersama seniro-senorita. Kami menuju lapangan basket. Ada tandig basket antara juniro-seniro. Tapi pertandingan tersebut harus terhenti di tengah pertandingan karena hujan. Padahal masih ada games seperti bentengan dan voli. Setelah hujan reda, kami dibubarkan van harus kembali pukul 20.30 dengan kuorum tetap.


Malamnya, kami tetap saja tidak kuorum. 170 orang yang datang, kurang 4 lagi. Agenda malam ini adalah evaluasi angkatan kami, seberapa besar penyerapan materi kami. Kami juga sharing tentang angkatan kami kepada seniro-senorita. Kami menceritakan bagaimana riil-nya perkembangan angkatan kami. Kami juga mencoba melihat angkatan kami dengan sudut pandang seniro-senorita. Intinya kami mamsih kurang, tapi kami sedang menuju sesuatu yang benar-benar ’saklek’ din angkatan kami, kami sedang menuju menjadi sebuah keluarga yang erat. Proyek angkatan kami juga dibahas bagaimana progressnya. Setelah pembahasan selesai, kami pulang sebelum jam akavemik ITB berakhir.

MBC Day 10 : 24 Juli 2013

Pada day 10 ini kami kembali tidak kuorum. Jumlah kami hanya 169 orang, padahal kuorum  fisik kami 210. Seniro-senorita kecewa. Akhirnya kami diberi konsekuensi atas tidak kuorumnya kami. Kami harus  menuliskan alasan mengapa kami baru kuorum satu kali di blog angkatan kami dan kami harus men-share linknya paling lambat jam sembilan malam. Kami juga dihimbau agar kami juga memperhatikan persetujuan kuorum, jangan asal menyetujui, lihat keadaan. Seharusnya kami bisa mengira-ngira berapa orang yang tidak hadir pada day selanjutnya.

Selanjutnya kami diberi materi. Materi hari ini bertopik pada pengabdian masyarakat. Kami diberi materi tentang PALAPA. Palapa merupakan sebuah program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh HME ITB. Palapa ini merupakan proyek angkatan tahun 2005. Nama Palapa diambil karena terinspirasi dari sumpah Palapa yang dilakukan oleh Gadjah Mada yang memiliki keinginan untuk mempersatukan nusantara. Selain itu, nama Palapa juga diambil oleh dosen ITB, Iskandar Ali Syahbana, untuk menamai satelit, satelit Palapa.

Pada awalnya, Palapa I bernama Palapa Jaya yang ditemukan saat MBC 2005, lalu baru dieksekusi tahun 2007, dan baru pada tahun 2008 diresmikan oleh rektor ITB. Palapa Jaya ini bergerak di desa Cilutung, Garut untuk mendirikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air secara swadaya. Pembangkit listrik ini menghasilkan listrik kurang dari 10kW. Tapi pembangkit listrik ini sangat berguna bagi masyarakat, pembangkit listrik ini bisa menerangi 93 rumah warga dan juga menerangi jalan-jalan. Gerakan Palapa Jaya ini juga menjadi sorotan publik, bahkan sampai masuk media massa.

Palapa II dilakukan di desa Mekarwangi, Garut. Mengapa dari awal Palapa melakukan gerakan di Garut? Karena dari 183 daerah terbelakang di Indonesia, dua diantaranya ada di Jawa Barat, yaitu Garut dan Sukabumi. Palapa II ini dimulai tahun 2008 dengan survey dan tahun 2010 pengerjaannya dimulai dan selesai di tahuun yang sama. Palapa II ini membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya di desa Merkarwangi dengan setiap panelnya memberikan listrik 100W.

Palapa III juga dilakukan di desa yang sama, desa Mekarwangi. Tahun 2011 tim Palapa mulai survey awal, dan tahun 2012 program Palapa III telah selesai dilakukan. Program Palapa III ini lebih ke maitainance PLTS yang telah dibangun dan penambahan kapasitas agara dayanya lebih besar. Palapa III juga melakukan kegiatan sosial seperti pengadaan rumah baca, peternakan domba, dan kolam lele.

Kegiatan pengabdian masyarakat lain yang dilakukan HME ITB antara lain Road to Palapa 4, training, camping, simulasi live-in, kunjunga ke ibeka, KKN tematik ITB, Ekspedisi Pelita Muda, dan Gebrak Indonesia. HME ITB juga melakukan pengabdian masyarakat di luar Pulau Jawa, lebih tepatnya di Flores. Wae Robo, Flores, merupakan desa terpencil, perlu berjalan selama 3 jam dari kota untuk mencapai Wae Robo. Di Wae Robo, listrik yang diberikan digunakan untuk mengolah kopi yang merupakan komoditas utama mereka.

Kegiatan-kegiatan Palapa tadi merupakan sebuah Community Development, serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat agar mengalami peningkatan kualitas hidup. Untuk melakukannya ada urutannya, pertama kita harus melakukan identifikasi sosial, lalu identifikasi program. Setelah mendapat program apa yang akan dilakukan, kita harus melakukan penilaian program, apakah program tersebut layak atau tidak. Selanjutnya program diaplikasikan, lalu mmonitoring dan evaluasi harus dilakukan. Yang terakhir adalah Audit sosial.

Kenapa harus comdev? Karena itu merupakan tanggung jawab mahasiswa, itu juga merupakan pengamalan Tri dharma perguruan tinggi, dan itu juga merupakan peran mahasiswa sebagai iron stock, agent of change dan guardian of value.

Materi selanjutnya adalah tentang problem solving.  Secara umum, problem solving itu alurnya seperti ini
Masalah >>cari tujuan akhir>>frame working>>lakukan
Ada banyak metode problem solving. Di materi kali ini kami diberi problem solving dengan metode DSPA.

1.       Define the problem
Kesalahan umum di sini adalah pemilihan masalah yang abstrak. Seharusnya kita itu memilih masalah yang SMART : Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Time Bound.

2.       Structure the problem
Kesalahan umum di step ini antara lain :  
  • Tidak konvert ke logical statement
  •       Ignore details

Untuk menstrukrturkan masalah, kita perlu Issue Tree yang memetakan masalah apa, lalu ada solusi apa saja yang bisa dilakukan. Issue tree ini harus MECE : Mutually, Exclusive, Collectively, Exhaustic.
Contoh issu tree :

3.       Prioritize
Kesalahan umum di sini adalah :
  •   Tidak tahu mengapa melakukan ini
  • Hanya mengembangkan plan A
  •  Tidak punya strategi untuk keluar
untuk melakukannya, kita bisa membuat matriks prioritas, memahami sumber daya kita, dan cost benefit

 
untuk memudahkan kita buat Impact-Effort matriks dengan sumbu x adalah impact dan sumbu y adalah effort. semakin ke kanan, impact semakin tinggi. semakin ke bawah, effort semakin tinggi


4.       Action
Common mistake :
  •  Lack of follow up
  • No eval
  •  Lack of softskills

Tips untuk eksekusi :
  • Tentukan key player kita
  • Gunakan tools jika dibutuhk
  •  Kontrol

Untuk memilih antara low effort-low impact dan high effort-high impact, dahulukan yang low-low dulu karena jika itu dibiarkan bisa saja itu menjadi masalah yang high effort-low impact.


Setelah materi ini, kami menvapat tugas untuk membuat proyek angkatan.

MBC day 9 : Ada kak Nyoman Anjani

18 juli 2013

MBC day ini lagi-lagi kami bermasalah di kuorum. Kami hanya datang ber-194 orang. Padahal kuorum masih tetap 215. Setelah cek spek, kami dimobilisasi ke 9231. Di sana beberapa orang telah menunggu, salah satunya bukan warga HME. Dialah sang presiden KM-ITB tahun ini, kak Nyoman Anjani yang sudah siap dengan slide-nya yang bertuliskan slogannya, ”yuk, bergerak!” ternyata materi hari ini tentang kepemimpinan dan KM-ITB.

Pertama-tama, kak Nyoman menceritakan bahwa dari 250 juta penduduk Indonesia itu hanya sekitar 5,6 juta yang merupakan mahasiswa.kak Nyoman juga mengatakan bahwa mahasiswa itu  berbeda dengan siswa. Saat kata maha telah tersandang di depan kata siswa, maka kita mempunyai tanggung jawab yang lebih daripada siswa karena mahasiswa diharapkan dapat mengubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Kami juga diberi tahu bahwan tujuan perguruan tinggi itu yang utama adalah kita dididik untuk mempunyai kemampuan akademik dan mengembangkan karakter kita secara mandiri.  Nah, untuk mengembangkan karakter ini, kita mempunyai enam wadah di ITB ini : HMJ, unit, tim beasiswa, MWA-WM, cabinet dan kongres. Kita bisa aktif di manapun untuk mengembangkan karakter kita.

Untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang itu harus know, show, lead the way. Know the way, seorang pemimpin harus tau apa yang terjadi, apa yang dibutuhkan, apa yang akan ia lakukan nantinya. Show the way, setelah tahu apa yang akan dilakukan, maka hal tersebut harus diberitahukan kepada orang lain. Harus ngajak-ngajak orang biar satu frekuensi sama kita. Setelah kita mendapatkan orang-orang yang se-frekuensi dengan kita, kita harus lead the way, kita yang memandu orang-orang tadi  mau dibawa ke mana.

Kak Nyoman juga menceritakan pengalamannya untuk dapat menjadi seorang pecinta alam. Setelah melalui berbagai ujian, dari empat orang, tinggal satu orang, kak Nyoman yang dilantik. Kak Nyoman juga memperlihatkan lukisan-lukisannya dari TK sampai kuliah. Mulai dari yang biasa saja, sampai lukisan yang realis yang terakhir dia buat. Semuanya butuh proses. Tidak ada orang yang dilahirkan langsung hebat. Semua orang punya bakat, punya potensi, yang perlu dilakukan itu melatihnya.

Kak Nyoman juga berpesan untuk meningkatkan rasa percaya diri kita, kita harus keluar dari comfort zone kita. Untuk manajemen waktu, sesibuk apapun kita, saat kita melakukan kegiatan, kita harus fokus. Jiwa raga kita harus benar-benar di tempat itu, tidak melayang ke mana-mana.

Saat kita kuliah kalau bisa jangan Cuma kuliah saja. paling tidak beri sedikit ornamen dengan mengikuti berbagai kegiatan, teruatama organisasi. Jadikan berorganisasi itu sebagai refreshing agar kita tidak hanya berteman dengan textbook yang super tebal itu. Kak Nyoman juga mengingatkan kita agar sering-sering berkumpul, sering seneng bareng, duka bareng itu akan membuat kita solid.

Kita juga perlu menghilangkan rasa takut kita dalam menghadapi segala sesuatu, apalagi jika menjadi seorang pemimpin. Nah, caranya seperti yang dikatakan ibunya kak Nyoman, jangan pernah mengagitasi pikiran kita. Jangan pernah membuat pikiran kita suudzon. Tembus batas diri kita, tutupi dengan potensi yang kita miliki. Manfaatkan rasa takut ini untuk mengintrospeksi diri. Kita jadi tahu wah, ternyata kita lemah di sini lo. Lalu kita bisa menutupnya dengan segala potensi yang kita miliki.

Selanjutnya kami diistirahatkan. Kumpul kembali pukul 13.10 di basement labtek VIII. Kali ini bukan forum. Ternyata seniro-senorita melakukan cek kenal. Dari enam sampel, tiga orang yang berhasil, dan satu orang gagal banget. Salah satu teman saya yang gagal banget tersebut dikeluarkan dari barisan. Entah apa yang dilakukan panitia padanya. Kasihan, tapi saya tidak bisa melakukan apa-apa saat itu.

Selanjutnya kami dipisahkan antara orang yang mengenal lebih dari 150 orang dan yang kurang dari 150 orang. Saya putuskan untuk masuk yang kurang vari 150 orang karena sayabelum tahu berapa orang yang saya kenal. Kami ditanya alasan mengapa kami masih termasuk terbelakang dalam mengenal satu angkatan. Beberapa dari kami mengatakan bahwa kami masih mengotak-kotakkan diri, baru ikut MBC. Lalu kami mendiskusikan solusi apa yang akan kami lakuukan agar kami mengenal satu angkatan. Beberapa solusi dari kami :
-          Membuat data base lengkap beserta foto sehingga kita bisa mereviewnya di kosan
-          Memaksimalkan kumpul angkatan dengan mengadakan acara yang membuat mereka yang tidak hadir merasa rugi, seperti membuat foto angkatan
-          Mengadakan game untuk cek kenal karena lebih mudah menghafal dengan game
-          Pas kumpul angkatan sekalian bukber
-          Semua ide di atas bisa digabungkan


Setelah itu, kelompok 150 ke atas datang, lalu kami di himbau agar solusi-solusi tadi tidak hanya di ucapan, tapi coba dilaksanakan. Kemudian kami dipulangkan.

MBC day 8 : 16 Juli 2013

Di day ini kami kembali tidak kuorum lagi. Jumlah kami saat apel pagi hanya 190 orang. Padahal kuorum kami 215, sama seperti saat wisuda. Seniro meminta kami untuk selanjutnya harus lebih dari ini.

Di day ini diadakan forum. Awalnya, senior menanyakan apa yang telah kami dapat selama proses wisudaan. Dari teman-teman yang mewakili, kami mendapat kebersamaan, kerja sama, profesionla, time menagement, saling menghargai, bangga, kekompakan, kekeluargaan. Intinya kebersamaan kami meningkat. Seniro mengatakan bahwa semangat itu harus dipertahankan, harus diperjuangkan, jangan hanya saat wisuda kemarin saja.

Pembahasan dilanjutkan ke evaluasi arak-arakan wisuda pada day 7 kemarin. Ada beberapa evaluasi dari teman-teman :
·         Suara danlap kurang terdengar
·         Barikade bingung
·         Kerja masih serabutan karena PJ yang ada tidak memiliki anggota yang tetap. Yang bukan PJ boleh bantu-bantu yang mana saja.

Untuk eval-eval ini seniro senorita menjawab bahwa di situlah fungsi gendrang. Gendrangnya harus lebih semangat agar semuanya kompak. Selanjutnya, untuk jobdesk barikade kan sudah jelas, untuk melindungi gundala-gundili dan menjaga gundala-gundili agar tidak keluar barisan, oleh karena itu barikade tidak boleh pecah walaupun diserang. Untuk masalah kerja yang masih serabutan, perlu dibuat suatu timeline. Timeline ini akan mencegah orang ilang-ilangan karena setiap orang sudah diplot untuk mengerjakan itu. Selain itu, dengan timeline, kerja kita jadi lebih terstruktur.

Eval selanjutnya :
·         Kurang prepare buat worst case (dalam hal kemarin adalah hujan)
·         Jadwal arak-arakan yang kurang jelas.
·         Bingung bentuk berikade pas di tunnel

Menanggapi eval ini, seniro mengatakan bahwa korlap sudah menyiapkan prepare untuk hujan, entah itu jalur teduh maupun pengadaan payung melalui PJ. Tapi semua itu tidak bisa dilaksanakan jika gundala-gundili tidak menyetujuinya. Kemudian bonita Shaula memperjelas evalnya bahwa yang dimaksud adalah kesiapan orang-orangnya. Pengaraknya itu seperti masih bingung kalau hujan harus bagaimana. Jadi perlu pengarahan lebih lanjut.
Untuk jadwal arak-arakan itu ternyata tergantung wisudawannya keluarnya. Memang sih, menurut urutan foto, tapi kan wisudawan juga menunggu yang lain untuk berkumpul. Jadi jadwal arak-arakan itu fleksibel.

Untuk barikade, pas di jalan naik tunnel, bisa bubar sementar, tapi setelah itu harus langsung mengondisikan.

Setelah topik eval wisudaan, topik berganti ke tugas pribadi. Tugas pribadi yang telah diberikan adalah laporan IEEE, isu-isu elektroteknik, review di blog pribadi, dan buku angkatan. Seniro mengatakan bahwa angkatan kami belum maksimal dalam mengerjakan tugas-tugas ini. Isu-isu elektroteknik baru 80% yang mengumpulkan, laporan IEEE baru 90% yang mengumpulakn, dan review banyak yang telat mengumpulkan, bahkan ada yang belum membuat blog.

Untuk yang belum membuat blog, koneksi internet sebenarnya bukan masalah, karena masih ada jalan lain untuk menyelesaikannya. Bisa dibuat di warnet, atau memberi tahu teman-teman untuk membuatkan. Seniro mengatakan bahwa sebenarnya tugas ini sebagai latihan kita saat kuliah nanti. Saat kuliah nanti, jika kita telat mengumpulkan laporan barang satu menit, nilai laporan kita nol, atau  worst case nya mengulang tahun depan. Jadi tugas ini itu melatih kita agar tida keteteran nantinya.

Untuk buku angkatan, ada dari kami yang sudah >200 orang, ada yang antar 150-200, ada yang 100-150 dan ada yang di bawah 100. Hal ini terjadi karena saat kumpul angkatan yang ada ya itu-itu saja. bahkan ada yang mengatakan malas, karena kenal itu tidak cuma salaman, ngisi buku doang, tapi kenal ya benar-benar kenal. Kami diharapkan agar rasa malas jangan sampai ada. Walaupun kita mengerti esensinya, tugas itu tanggung jawab kita, jadi tetap harus dikerjakan. Seniro menganalogikannya dengan kuliah. Kuliah itu esensinya kita mencari ilmu. Untuk menjadi pintar, kita tak perlu kuliah, pakai buku saja cukup. Tapi di kuliah kita memiliki tanggung jawab, kita harus datang, harus mengerjakan tugas. Jika tanggung jawab itu lalai, walaupun kita pinter jadinya E kan. hal ini juga sama seperti buku angkatan, memang esensinya untuk kenal, dan untuk kenal kita bisa melakukan metode lain, tapi tugas itu tanggung jawab kita. Jadi kita belajar menjaga tanggung jawab kita.

Untuk tugas-tugas ini, seniro mengatakan deadline tuga laporan IEEE dan isu-isu elektrooteknik adalah hari Kamis nanti. Review day 3-7 deadline hari Sabtu. Untuk buku angkatan harus dikerjakan lagi dan kami diberi deadline hari Senin. Tentunya esensinya juga sudah harus didapat. Ya, kami masih diberikan kelonggaran. Kami masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerja kami. Untuk tugas review, dikatakan bahwa yang telat tanpa alasan yang logis akan dicoret dari MBC.

Topik berganti. Topik selanjutnya adalah tentang menyapa seniro-senorita. Seniro-senorita menanyakan mengapa kami tidak menyapa. Beberapa dari kami menjawab bahwa kami masih malu, kami takut. Seniro senorita mengatakan bahwa kami tak perlu takut dianggap sok akrab atau apapun karena seniro-senorita senang jika kita menyapanya. Lalu juniro Kristanto menyarankan agar seniro-senorita juga membalas sapaan itu, agar kami iu juga puas.

Sebenarnya dengan menyapa ini kita bisa mulai mengakrabkan diri kepava seniro-senorita. Kita bisa mengurangi rasa canggung kita. Karena nantinya kita akan satu himpunan, kita akan bekerja bersama, kami akan sering sharing bersama. Oleh karena itu mengenal seniro-senorita dan juga bandito-maharani sangat penting. untuk lebih mengenal seniro-senorita akhirnya disepakati sebuah tugas untuk mewawancarai 20 seniro, 10 senorita, 7 bandito, 7 maharani. Untuk sabtu ini, harus sudah mewawancarai 20 seniro, 10 senorita, dan 5 bandito/maharani. Seniro-senorita menghimbau agar tugas ini jangan dianggap sebagai formalitas tapi ini adalah kesempatan kita untuk sharing dengan seniro-senorita dan bandito-maharani.

Selanjutnya dibahas kesalahan kami sebelum wisudaan, yaitu kekonyolan kami main prosotan di tanah dekat basement labtek VIII. Bahkan saya baru tahu berita ini hari ini, saya hanya mengerti teman-teman main prosotan setelah wisuda, mereka menyanyikan perosotan punya siapa. Mungkin kejadian itu teejadi saat saya tidak di tempat kumpul.

Dari kelakuan kami itu, kami melakukan beberapa kesalahan. Yang pertama, kami telah mencoreng nama HME di mata kampus, yang kedua kami membahayakan diri kami sendiri. Setelah ditanya apa alasan kami melakukan itu, salah satu juniro yang melakukannya mengatakan bahwa mereka melakukannya untuk melepas penat dan bosan. Seniro mengatakan bahwa kami bisa melampiaskan penat dan bosan kami ke hal lain yang lebih berguna. Kami harus lebih dewasa. Tidak ada keuntungan yang didapat dari peristiwa ini kecuali pembelajaran. Untuk selanjutnya, kami harus bertindak lebih dewasa karena kita itu membawa nama HME.

MBC Day 7 : Hari ini untuk Gundala-gundili



13 Juli 2013

Pagi ini dengan dresscode putih, kami melakukan apel pagi. Awalnya jumlah kami hanya 214 orang dari kuorum 215 orang. Tapi beberapa saat kemudian, Mathilda Tania datang dan akhirnya kami memenuhi kuorum. Setelah itu juga masih ada beberapa orang lagi yang datang. Akhirnya kami bisa melebihi kuorum.
 
MBC day ini adalah day special karena kami akan mengarak gundalagundili setelah persiapan selama berhari-hari itu. Setelah cek spek, kami diajari mars HME. Menyenangkan sekali bisa menyanyikan mars HME. Lalu kami diperbolehkan untuk memakai basement selasar labtek VIII untuk mempersiapkan arak-arakan. Kali ini selasar ini terasa penuh. Biasanya hanya sekitar 120 orang yang beraktivitas di selasar itu, tapi hari ini lebih dari 215 orang. Semuanya terlihat sibuk. Hanya terlihat. Ada yang lagi pakai make-up, ada yang masangin kostum, ada yang bingung gunting-gunting kain, ada yang gabut, ada yang main gendrang sambil nyanyi-nyanyi, bahkan ada yang tidur.

Pukul 13.00 kami sudah harus ada di saraga. Tas kami titipkan di mobil salah satu dari kami. Hanya membawa payung, kostum, properti, jiwa dan raga serta semangat kami dengan ditemani hujan. Di saraga himpunan-himpunan sudah tag tempat. Hujan sudah berhenti. Kami menuju pos yang ada bendera HME-nya. Lama juga menunggu gundala-gundili keluar. Yang kemarin katanya HME tampil pertama, ternyata tidak jadi, entah HME mulai jalan jam berapa. Cuaca makin mendung.
Setelah kami membentuk formasi U, dan properti massa jalan kami sudah dinyalakan,kami menyanyikan ”E.. L.. Elektro”, gundala-gundili keluar dengan wajah ceria mereka. Mereka juga berbaju putih. Setelah menyanyikan mars HME bersama, kami berjalan bersama menuju tunnel. Hujan mulai turun. Sepanjang tunnel kami meneriakkan ”E..L.. Elektro”. Di depan tangga naik depan tunnel, ada yang melempar sesuatu dari atas, entah apa, sepenglihatanku itu semacam air. gundala-gundili lari, kami yang di belakang malah ga berani maju, takut kena. Tapi akhirnya maju juga sih.... lagi-lagi kami menyanyikan mars HME, menggetarkan tunnel. Hujan mulai tambah deras nih…

Lama juga untuk mobilisasi dari bawah ke atas tunnel. Bagaimana tidak, massa kami mungkin saja 400-an. Ada seorang gundala yang tangannya diborgol ke gerobak, entah oleh siapa. Sepertinya dikerjai temannya. Dan hujan semakin deras. Gundala-gundili juga sempat ditanya senior-senorita apakah mereka tetap mau diarak dengan keadaan hujan begini. Dengan semangat mereka menjawab ya, ”panas hujan cuekin aja” katanya. Akhirnya kami melanjutkan menelusuri lingkar barat menuju gerbang depan.

Sempat tidak fokus juga karena bingung hujan. Barisan juga tidak jelas. Bahkan saya bingung mana teman, mana gundala-gundili, semuanya putih dan basah. Lagu pun juga sempat tidak kompak karena kurang terdengar. Unta dan peti harta karun dari bahan yang mudah basah itu pun mulai lembek. Untung lampu ajaibnya masih mau bertahan. Gundala yang tangannya diborgol ke gerobak juga masih mendorong gerobaknya. Baju putih kami sudah mulai berwarna-warni karena kelunturan cat di properti massa jalan kami. Tapi saat mendekati gerbang depan, kami menyanyi dengan lantang dan kompak. Walau hujan-hujanan, kami tetap semangat untuk perform. Sepertinya kami yang pertama kali mau perform dengan hujan-hujanan seperti itu. Sepanjang jalan menuju gerbang depan, kami menyanyikan “E.. L.. Elektro”.

Temanm-teman yang perform memberikan penampilan terbaiknya, walaupun hujan-hujan, make-up sudah luntur. Tapi saya akui, penampilan mereka keren. Apalagi yang bagian paling akhir, flashmob. Gerakannya mantep. Semoga saja gundala-gundili benar-benar terapresiasi.

Lalu kami kembali ke selasar basement labtek VIII. Tetap menyanyikan ”E.. L.. Elektro” sepanjang jalan. Rasanya senang sekali bisa melakukan arak-arakan ini. Di selasar basement labtek VIII, wakil dari gundala-gundili mengucapkan terima kasih kepada kami atas arak-arakannya. Selanjutnya seniro Aufar juga mengatakan agar semangat kami jangan hanya di sini saja, tapi sampai nanti, bahkan sampai kami lulus. Lalu kami menyanyikan mars Eltoro dengan dipimpin Eki. Saya merasa kami menyanyikan mars ini lebih bersemangat dari biasanya. Pokoknya rasanya senang sekali. Beginilah akhir dari MBC day 7.