Ngomongin Make up
Hai!
Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya mengamati ada hal yang sedang sangat sangat sangat ngetren di kalangan khalayak muda cewe, yaitu make up. Saya tidak yakin hal ini hanya karena usia generasi saya yang sudah sekian sehingga dalam keseharian saya menemukan tren make up ini dan konten-konten yang muncul di sosmed saya ya termasuk salah satunya make up. Ketidakyakinan ini terjadi karena saya juga menemukan banyak anak-anak yang lebih muda daripada generasi saya yang sudah menggunakan make up untuk kesehariannya.
Sejujurnya, saya bingung apakah saya harus men-judge topik ini secara general sebagai make up atau hanya fokus pada satu jenis produk saja karena belakangan ini yang paaaaaling nge-tren menurut saya adalah lipstik.
Oke sekarang dimulai dari lipstik dulu saja soalnya yang banyak diikuti anak muda yang ini nih. Saya yakin jenis make-up yang dipakai anak sekolahan ya ini dan bedak. Selebihnya, seperinya skin care saja. Baru kali ini saya melihat lingkungan saya banyak banget yang pakai lipstik. Ya memang, lipstik dan teman-teman sejenisnya sendiri dengan berbagai warnanya (yang saya tiap liat bingung ngebedainnya gimana tapi variannya banyak banget) memang membuat wajah seseorang menjadi lebih menarik, saya akui itu. Soalnya tiap liat orang berlipstik dan warnanya lumayan menarik mata saya, fokus saya jadi lebih ke sana, ya ke bibirnya. Maaf ya, ciwi, saya ngomong gini. Tapi sebenarnya tujuan penggunaan lipstik pada awalnya bukanlah hal yang "salah". Menurut saya tujuan awal penggunaan lipstik adalah untuk menghilangkan efek terlihat pucat. Iya ga sih?
Oke. Sekarang ngomongin make-up secara umum. Wait. Make-up menurut saya beda dengan skin care. Menurut saya, Make-up adalah segala jenis tetek bengek yang digunakan untuk memoles wajah biar kelihatan lebih menarik. Misal nih ya : foundation, lipstik, bedak, merah-merah yang dipake di pipi, warna-warni yang dipakai di mata, eye-liner, pensil alis, dan mungkin ada lagi yang saya ga tahu. Btw, saya tahu beginian juga gara-gara di PSTK kalau mau nampil pakai make-up dulu. Kalau skin care, ya untuk merawat kulit. Misal lotion, pelembab, anti-radiasi, masker, dan mbuh liyane apa.
Sejujurnya, saya tidak menyalahkan penggunaan segala jenis make-up untuk anak-anak seusia saya karena ya wajar sudah umur sekian mulai memikirkan penampilan. Apalagi kebanyakan sudah lulus kuliah kan. Ada lebih banyak waktu untuk merawat diri. Saya agak sedikit menyayangkan banyak anak sekolah yang menurut saya belum cukup umur tapi sudah menggunakan lipstik, apalagi jenis make-up yang lain. Saya yakin, mereka melakukan itu karena ya sekarang sedang ngetren. Hanya mengikuti arus. Sebenarnya memang hak mereka untuk memilih menggunakannya, hak mereka untuk menghias dirinya, hak mereka untuk terlihat menarik. Hanya saja, menurut saya, mereka masih bocah, masih innocent-innocent-nya. Kenapa mereka harus mengikuti tren yang seharusnya tren generasi seumuran saya? Kenapa di mata saya seolah mereka juga "berlomba" agar terlihat menarik? Iya iyaaa, untuk terlihat menarik adalah hak setiap orang, setiap orang bebas melakukan apapun untuk tampil menarik. Namun, berusaha terlihat menarik hanya karena tren menurut saya agaknya sesuatu yang kurang sisi positifnya. Menurut saya, usia anak sekolah adalah waktu untuk mereka bersenang-senang, bermain, dan belajar. Bukan menjadikan penampilan sebagai prioritas. Nangkep maksud saya kan?
Lalu, saya menyayangkan lagi orang yang pakai make-up secara berlebihan hanya untuk keseharian yang sebenarnya tidak membutuhkan itu. Saking wow-nya the power of make-up, terkadang ada yang hasil make-up nya jauh berbeda dengan wajah aslinya. Lagi-lagi, bukan hal yang salah untuk menggunakan make-up. Lagipula, menurut saya juga, menghias diri sebenarnya merupakan salah satu bentuk ngajeni diri sendiri dan orang lain. Namun, jika niat penggunaannya adalah hanya karena ngetrend, hanya karena melihat orang lain terlihat bagus dengan make-up, menurut saya perlu dipikir-pikir lagi. Saya takut jika tujuan penggunaannya itu mentally mirip-mirip kayak operasi plastik yang lumrah di Korea. Menurut saya, tren operasi plastik yang dianggap wajar di Korea terjadi karena tekanan lingkungan yang membuat orang kurang mencintai apa yang dia sudah punya. Kalau motivasi penggunaannya seperti ini, jatohnya malah seperti tidak bersyukur atas pemberian Tuhan. Instead of that, kenapa ga mending mensyukurinya dengan merawat diri?
Maneh udah merawat diri belum, Nal? Ha ha ha
Jadi intinya, semuanya bergantung pada niatnya. Saya takut saja tren make-up yang ada sekarang terjadi karena mental ketidak-syukuran kita atas apa yang kita punya, atau malah tren make-up yang malah menciptakan mental ketidak-syukuran ini.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya mengamati ada hal yang sedang sangat sangat sangat ngetren di kalangan khalayak muda cewe, yaitu make up. Saya tidak yakin hal ini hanya karena usia generasi saya yang sudah sekian sehingga dalam keseharian saya menemukan tren make up ini dan konten-konten yang muncul di sosmed saya ya termasuk salah satunya make up. Ketidakyakinan ini terjadi karena saya juga menemukan banyak anak-anak yang lebih muda daripada generasi saya yang sudah menggunakan make up untuk kesehariannya.
Sejujurnya, saya bingung apakah saya harus men-judge topik ini secara general sebagai make up atau hanya fokus pada satu jenis produk saja karena belakangan ini yang paaaaaling nge-tren menurut saya adalah lipstik.
Oke sekarang dimulai dari lipstik dulu saja soalnya yang banyak diikuti anak muda yang ini nih. Saya yakin jenis make-up yang dipakai anak sekolahan ya ini dan bedak. Selebihnya, seperinya skin care saja. Baru kali ini saya melihat lingkungan saya banyak banget yang pakai lipstik. Ya memang, lipstik dan teman-teman sejenisnya sendiri dengan berbagai warnanya (yang saya tiap liat bingung ngebedainnya gimana tapi variannya banyak banget) memang membuat wajah seseorang menjadi lebih menarik, saya akui itu. Soalnya tiap liat orang berlipstik dan warnanya lumayan menarik mata saya, fokus saya jadi lebih ke sana, ya ke bibirnya. Maaf ya, ciwi, saya ngomong gini. Tapi sebenarnya tujuan penggunaan lipstik pada awalnya bukanlah hal yang "salah". Menurut saya tujuan awal penggunaan lipstik adalah untuk menghilangkan efek terlihat pucat. Iya ga sih?
Oke. Sekarang ngomongin make-up secara umum. Wait. Make-up menurut saya beda dengan skin care. Menurut saya, Make-up adalah segala jenis tetek bengek yang digunakan untuk memoles wajah biar kelihatan lebih menarik. Misal nih ya : foundation, lipstik, bedak, merah-merah yang dipake di pipi, warna-warni yang dipakai di mata, eye-liner, pensil alis, dan mungkin ada lagi yang saya ga tahu. Btw, saya tahu beginian juga gara-gara di PSTK kalau mau nampil pakai make-up dulu. Kalau skin care, ya untuk merawat kulit. Misal lotion, pelembab, anti-radiasi, masker, dan mbuh liyane apa.
Sejujurnya, saya tidak menyalahkan penggunaan segala jenis make-up untuk anak-anak seusia saya karena ya wajar sudah umur sekian mulai memikirkan penampilan. Apalagi kebanyakan sudah lulus kuliah kan. Ada lebih banyak waktu untuk merawat diri. Saya agak sedikit menyayangkan banyak anak sekolah yang menurut saya belum cukup umur tapi sudah menggunakan lipstik, apalagi jenis make-up yang lain. Saya yakin, mereka melakukan itu karena ya sekarang sedang ngetren. Hanya mengikuti arus. Sebenarnya memang hak mereka untuk memilih menggunakannya, hak mereka untuk menghias dirinya, hak mereka untuk terlihat menarik. Hanya saja, menurut saya, mereka masih bocah, masih innocent-innocent-nya. Kenapa mereka harus mengikuti tren yang seharusnya tren generasi seumuran saya? Kenapa di mata saya seolah mereka juga "berlomba" agar terlihat menarik? Iya iyaaa, untuk terlihat menarik adalah hak setiap orang, setiap orang bebas melakukan apapun untuk tampil menarik. Namun, berusaha terlihat menarik hanya karena tren menurut saya agaknya sesuatu yang kurang sisi positifnya. Menurut saya, usia anak sekolah adalah waktu untuk mereka bersenang-senang, bermain, dan belajar. Bukan menjadikan penampilan sebagai prioritas. Nangkep maksud saya kan?
Lalu, saya menyayangkan lagi orang yang pakai make-up secara berlebihan hanya untuk keseharian yang sebenarnya tidak membutuhkan itu. Saking wow-nya the power of make-up, terkadang ada yang hasil make-up nya jauh berbeda dengan wajah aslinya. Lagi-lagi, bukan hal yang salah untuk menggunakan make-up. Lagipula, menurut saya juga, menghias diri sebenarnya merupakan salah satu bentuk ngajeni diri sendiri dan orang lain. Namun, jika niat penggunaannya adalah hanya karena ngetrend, hanya karena melihat orang lain terlihat bagus dengan make-up, menurut saya perlu dipikir-pikir lagi. Saya takut jika tujuan penggunaannya itu mentally mirip-mirip kayak operasi plastik yang lumrah di Korea. Menurut saya, tren operasi plastik yang dianggap wajar di Korea terjadi karena tekanan lingkungan yang membuat orang kurang mencintai apa yang dia sudah punya. Kalau motivasi penggunaannya seperti ini, jatohnya malah seperti tidak bersyukur atas pemberian Tuhan. Instead of that, kenapa ga mending mensyukurinya dengan merawat diri?
Maneh udah merawat diri belum, Nal? Ha ha ha
Jadi intinya, semuanya bergantung pada niatnya. Saya takut saja tren make-up yang ada sekarang terjadi karena mental ketidak-syukuran kita atas apa yang kita punya, atau malah tren make-up yang malah menciptakan mental ketidak-syukuran ini.
Comments
Post a Comment