Posts

Showing posts from March, 2016

GSoC (Terpaksa)


Hallo, minna-san. Kemarin saya janjian sama, sebut saja Kak Hendy. Minta tolong buat ngesolve masalah di program orang yang keluarannya saya perlukan. Harusnya saya bisa solve sendiri sih. HARUSNYA. Makanya, Nal, belajar lah! Jangan mager melulu.

Sempat ada beberapa kata yang seharusnya jleb sih tapi entah kenapa ga seseram jika itu diucapkan oleh dia-yang-saya-pernah-ceritakan-saya-takuti di post cerita saja yang edisi pertama.

Tiba-tiba ditanyain ... "Nala, kamu ga ikutan GSoC?", "Enggak. Sebenernya saya belum ngeh itu apaan dan ngapain sih, Kak."

Akhirnya dijelaskan dikit. Trus dipaksa buat sign up. Selanjutnya dipaksa buat baca list organisasi. Trus dipaksa milih organisasi yang menurut saya menarik. Trus dipaksa buat bikin proposal. Dan selanjutnya dia pamerkan ke grup -_-

Jadi GSoC apaan? Googling saja kepanjangan dari GSoC apa. Intinya dia adalah salah satu sarana untuk mengisi liburan dengan lebih berguna (jika terpilih). Membuat kita bekerja dan belajar selama liburan tapi juga dikasih sesuatu yang setimpal dengan itu. Kayaknya sih ini (salah satu) bentuk CSR nya Google. Kayaknya lho. Ini cuma tebakan saya.

Nah, ngerjain apa? ngoding. Ngoding apa? ngoding yang tujuan dan spesifikasinya sesuai dengan ide-ide project dari organisasi-organisasi yang mengikuti GSoC. Ceritanya organisasi itu perlu orang buat mengerjakan ide-ide project itu, dan para mahasiswa bisa menjadi orang yang terpilih untuk mengerjakannya. Dan Google ada sebagai jembatan antara keduanya dan memberikan segenap uang kepada organisasi dan yang mengerjakan ide itu. Kegiatan ini didesain untuk dikerjakan pas liburan summer jadi berasa kayak KP gitu cuma KP nya ga harus datang ke perusahaannya dan perusahaannya pun nun jauh di sana. Kalau penasaran, googling saja sendiri haha.

Trus jadi promosi.

Cerita Saja (5)


Ehm. Kemarin saya makan bareng Fitri dan Lovila. Cukup banyak ngomongin "kerjaan" pascakampus. Well, Saya merasa mereka sudah tahu kemana mereka akan melangkah. Ya begitulah.

Trus niatnya pulang karena kebelet buang hajat *maaf ya, ga sopan* tapi ga jadi. Di sekre ketemu Albertus *BLAH* Ferdiansyah. Sepertinya dia sedang melepas penat dari TA nya. Yah gitu deh. Memang PSTK pas banget buat tempat ketawa. Kalau di lab ketawa-ketawa ga penting terlalu banyak emmmm gimana ya? haha gapapa sih kayaknya tapi ga enak gitu ga sih? mengganggu yang lain. Oke back to the plot. Kata Ferdi sih, "TA ku ga berprogress nih." trus kami berdua yang mempunyai masalah yang sama toss dan ketawa hahaha.

Akhirnya cuma youtube-an di sekre. Kepo lagu-lagunya Sukima Switch. Bukannya pulang buat memenuhi panggilan alam atau ngerjain TA. BTW lagunya bagus-bagus. Tapi masih tetep yang kerasa paling bagus Hello Especially.

Latihan TW
Setelah sekian lama, akhirnya saya nonton latihan lagi heheeee. Trus baru sadar ini tanggal 21 Maret. WOW. Pengen deh ngajakin temen2 TA : Hilmi, Irfan dan Ari (andai saja Alan dan Julian juga sering ke Bandung kayak Ari) buat nonton pagelarannya nanti haha tapi saya ga mau nonton bareng mereka. Cuma pengen mereka nonton haha. Saya pengennya nonton bareng temen2 Satria Pramudhita. Entah kenapa. Hahaa. Ya kan ini "momen terakhir" sebagian Satria Pramudhita di PSTK. Dulu kan bareng-bareng. Di "momen terakhirnya" kalau bisa bareng-bareng dong.

Tapi pas lihat latihannya, saya sambil mikirin hal yang lain.

Selfish atau malah Egois?
Saya bukanlah orang yang peka. Saya sering tak sadar bahwa sekeliling saya bermasalah. Saya sering salah bertingkah, maksud saya, kelakuan saya tidak sesuai dengan situasinya. Bentar, Nal. Kalau kamu tahu bahwa kamu bertingkah yang tidak sesuai dengan situasinya, bukannya berarti kamu peka? maksudnya kamu tahu bahwa itu salah di situasi tersebut. Ya kan sadarnya setelah aksinya dilakukan. Kadang heran sih sama teman-teman yang bisa menemukan ada sesuatu yang salah dalam suatu kegiatan, konsep, yah something like that, hanya dengan mengalaminya selama beberapa menit. Ada yang bisa sadar bahwa seseorang sedang punya masalah hanya dengan melihatnya sekilas. Yah begitulah. Begitu tidak peka, selfish atau malah egoisnya saya.

"Peringatan" dari teman
Tadi malam sempat ngobrol sama Ferdi. GBH. Ghibah kalau di PSTK lebih beken dengan GBH. Sebenarnya ada perkataannya yang memberikan pelajaran untuk saya (yang sebenarnya tidak ditujukan untuk saya).

"Kalian sudah ngelakuin ini? Belum"
"Kalian sudah ngelakuin itu? Belum"
"Kalian udah ngelakuin ini-itu? Belum"
"Lah selama ini kalian sudah melakukan apa?"
"Kalau kalian melakukan hal yang sama lagi dan sama lagi, ya kalian ga bisa (saya lebih seneng ini diganti kalian ga berhak) mengharapkan keluaran yang berbeda."

Makasih, Fer, secara tidak langsung kau sudah mengingatkanku.

Cerita Saja (4)


Haduh. Kok kalau cerita saja dikasih nomor nanti bakal kelihatan banyak banget gitu ya. Mending ada nomornya biar kelihatan ada berapa atau ga usah ada nomornya aja ya? Hahaa ga penting banget.

Hohooo sekarang sudah tanggal 21, coy. Kenapa seminggu itu cepet banget? Perasaan barusan selasa tapi besok sudah selasa lagi. Tapi kalau nungguin waktu pulang rasanya, MasyaAllah, lamanyoooo. Jadi "relativitas" waktu itu tidak hanya terjadi seperti pada paradoks kembar yang dialami oleh dua orang atau lebih tapi dapat juga dialami dalam seorang individu saja. macam saya ini. Aih, apaan sih Nal? Ga penting

Pelajaran kehidupan dua eh tiga hari ini, pelajaran kehidupan nomor tujuh : Jangan sakit di perantauan, ben gak homesick. Siapa juga yang bisa menghindar kalau sudah dikasih sakit? Menghindar dengan pencegahan mungkin bisa.

Weekend cuma baca "Dunia Sophie". Ternyata novel itu kalau dibaca terus seru juga. Banyak pengetahuan di sana. Kalian, pembaca yang suka filsafat atau sejarah dunia, sepertinya perlu membaca novel ini. Sayang sekali, novel itu mayoritas bahkan hampir hanya menceritakan sejarah Eropa saja. Emmm itu sejauh saya membaca separuh bukunya sih. Hahaa baru baca separuh.

Masih baca buku yang cetakan lama nih haha. Duh theme ini default gambarnya gedhe. padahal pengen ga gedhe ukuran imagenya


Kadang bacanya ga langsung ngerti sih. Kalimatnya agak muluk, menurut saya haha. Tapi beneran deh, seru. Tapi pas saya baca, terutama bagian setelah abad pertengahan, entah kenapa saya kasian sama orang-orang yang diceritakan. DI zaman itu mereka memikirkan tentang Jiwa, darimana ide itu, lalu bagaimana sebenarnya aturan Tuhan berjalan. Bahkan ada gagasan bahwa Tuhan itu alam itu sendiri. Sayang sekali. Padahal di zaman itu sudah berabad-abad setelah adanya agama. kalau dari sudut pandang saya sih, padahal itu sudah sekian lamanya setelah Islam ada, dan mereka masih mempertanyakan tentang eksistensi, keberadaan dan wujud Tuhan.

Haha well, bukannya memang ada beberapa hal yang akal kita tak mampu mencapainya dan kita hanya perlu mengimaninya. Hanya perlu mengimaninya. Hanya perlu percaya.

Hahaaa TA tuh, Nal, kerjain.

Insomnia


Entah kenapa diri ini kalau disuruh melek malem gampang banget. Melek pagi hingga siangya, masyaAllah, susahnyaaa wkwk. Ini post ga penting sih. Ga penting banget. Cuma pengen ngasih tahu lagu yang enak banget buat didengerin--versi saya. Sejak sebelum nulis ini juga ngedengerin satu lagu ini yang dilooping haha.

Soundtrack endingnya Gin no Saji. BTW animenya Gin no Saji juga menyenangkan. Menurut saya lagunya pas banget sama tema animenya. Kalau denger musik intronya, berasa lagi main harvest moon haha. Gin no Saji ceritanya tentang sekolah peternakan dan pertanian gitu. Setingkat SMA. Di Indonesia sudah ada belum ya sekolah yang kayak gitu? Sepertinya belum.

Ini lho lagunya.


Hidup Ini Mudah


Tadi tumben banget Yaka cukup lama menetap di sekre. Tadi gara-gara apa ya kami bisa ngobrolin hal yang akan ditulis ini. Oh iya, berawal dari saya yang iseng ngintip dia lagi ngerjain apa di laptopnya trus saya curhat dikit ke Yaka. Satu kalimat doang curhatnya. Trus kami jadi ngomongin ini,

Hidup ini tuh sebenarnya mudah. Yang bikin kita merasa susah adalah kita melibatkan hal yang susah. Yang susah itu apa? Manusia. Bukan, lebih tepat kalau diksinya adalah mengharapkan manusia. 

Trus jadi ngomongin pelajaran yang didapat dari pengajian yang pernah diikuti, tentang kisah-kisah yang pernah didapat. Semuanya intinya tentang manusia zaman sekarang yang mungkin banyak berharap pada selain Tuhannya.

Kalau dilihat dari cerita-cerita yang diceritakan Yaka, muncul pertanyaan, kenapa zaman dulu bisa ada hal yang luar biasa seperti itu sedangkan zaman sekarang tidak? Karena kita imannya masih ecek-ecek. Mindset kita sekarang juga terbatasi oleh pemikiran kita sendiri. Kalau dapat masalah bingung sendiri. Lupa bahwa Allah Maha Berkehendak. Padahal Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNya. Kalau dari awal prasangkanya sudah terbatasi, ga yakin, ya gimana?

Cerita Saja (3)


Hai, hai, minna-san, Ogenki desu ka?

Dari kemarin jadi pengen iseng belajar Nihongo lagi nih gara-gara dikatain Ari, "katanya mau ke Jepang." You know, It was jleb very much and somehow it makes me want to listen to NHK.

About two days ago. I had a conversation with my father, as usual, via SMS. He said to me, "If possible, make a robot to help farmers harvesting rice. You know, to cut, to separate the rice from the branch (Bahasa Jawanya nggeblog), then take both the rice and the residue, They are all exhausting."

Sebenarnya sudah kepikiran sih, kenapa saya TA nya ga bikin sesuatu yang kebergunaannya lebih dekat ke tempat asal saya? Trus jadi inget renungan yang biasanya muncul, mau ngasih apa ke daerah asal? Kalau semua orang maunya bangun yang capital doang, ga mau balik ke daerah asal trus majunya kapan? Kadang mikir gitu. Kadang.

Ehm, anata no TA, daijobu? *BTW, saya ga tahu ini daijobu pas atau engga di kalimat ini. Bodo amat*

Ahaaa, yaaa gitu deh.

23.32 PM
BTW sekarang sedang nginap di kampus. Sudah janjian dengan Ari buat ngebantuin kami ngerjain TA *eh TA kok dibantuin*, maksudnya minta diajarin, cari petunjuk melalui orang yang lebih tahu gitu lho. Etapi sekarang lagi stuck. Entah kenapa ini ga bisa ngirim data ke server -_-

Lucid


I knew this term when I read Manhwa “Dr. Frost” on Webtoon (ga promosi kok). Lucid dreaming is a state when we realize in our dream that we are dreaming (I define it myself haha). First time I read the chapter about this phenomena, I questioned “does it really exist in the real world?”.

Well, don’t you think, how can someone realize that he/she is dreaming? Don’t we just experience our dream without knowing it is only a dream, we just follow the plot just like we do our lives in real world? Yea, I didn’t have any experience about Lucid that time.

But last Sunday I had one. In that dream, I realize that it is only a dream but it feels like a real life. I want to wake up but I don’t know how, so I decided (in that dream) to follow the plot. Even in that dream I thought that I must be really homesick that I dreamt about my home, my family. I was happy to do anything just like everyday life at home. Interacting with all of the family members. Having “fight” with my brother (haha). When I had a conversation with my sister, I said to her, “I know it is only a dream, It is no real at all, please help me to wake up.” Then when I had an I-couldn’t-understand-conversation with my siblings, I finally woke up. In the end, I am amazed that I experienced that thing. It is like I do what I want to do, I chose my own decision in my dream “consciously". Now, I know, that Lucid thing does exist.

Renungan

Dibaca (harusnya) minimal 17 kali dalam sehari tapi sering terlupa makna dan mengamalkannya.
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan 
Q.S. Al-Fatihah (1) : 5
Ibadah dan "pemenuhan hak Tuhan" benerin dulu, baru minta pertolongan. Jangan minta doang.

Kurang Beruntung (wkwk)


09 Maret 2016 kabarnya ada gerhana matahari. Itu hari ini. Kemarin sudah merencanakan akan ikutan Sholat Kusuf di Salman. Tapi wacana. Saya telat. Ga jadi deh. Menyesal -_- Akhirnya sholat secara munfarid di kosan -_- Trus pas buka blogger, ada suy update tentang khotib sholat kusuf di Salman. Ternyata khotibnya yang dulu jadi khotib di hari pertama masuk kerja pas Ramadhan di LEN. Makin menyesal kan. Bapaknya seru gitu khutbahnya.

Trus barusan iseng banget nyobain vending machine. Bodohnya, ga baca instruksi dengan baik dan benar. Ga ada kembalian. Yah, yasudah, mungkin peringatan untuk menjadi pribadi yang lebih dermawan. Bacot lu, Nal.

Pelajaran kehidupan nomor enam : baca dan pahamilah dengan baik dan benar.

Trus sepertinya juga ada masalah di rekening bank. Ada saldo yang sembunyi entah di mana. Wah, beneran nih Nal. Ini semakin kelihatan peringatan buat berbuat baik.

桜 Color


Tiba-tiba pas buka form compose blog, laptop lagi ngeplay lagu ini. Sakura color by Greeeen


Entah kenapa lagunya bikin semangat tapi juga bikin pengen nangis. Ga penting

Cerita saja (2)


Yo! Saya pengen cerita saja ahahaa.

Sabtu, 05 Maret 2016 saya main karawitan buat pembuka wayangan di ITENAS. Kerja sama antara PSTK-ITB dan PROOF-ITENAS. Menyenangkan. Sangat menyenangkan. Entah kenapa walaupun saya terhitung gabut tapi main karawitannya menyenangkan, nata gamelannya menyenangkan, makan rondenya menyenangkan, nge-bully Dena juga menyenangkan, chattingannya (ehm) juga menyenangkan, makan barengnya menyenangkan, hujannya menyenangkan, suasana nonton wayangnya juga menyenangkan. BTW saya ga ngerti kalau nonton wayang. Sering kalimatnya cuma lewat saja. Kayak ndengerin lagu sambil ngerjain tugas, liriknya lewat saja walaupun itu bahasa Indonesia jadi cuma tahu nadanya saja, liriknya ga tahu apa wkwk.

Yah begitulah. Semuanya menyenangkan. Akhirnya tepar juga sih wkwk.

BTW, Pak Bram mengira nama saya Lala. Pak, nama saya Nala. Sering disebut pas nembang sulukan. Tapi nama saya bukan Nala yang di tembang sulukan. Nama saya Nala dari Bahasa Arab. Bukan Lala. Nasib -_- dulu di FB pernah dipanggil Mas Nala sama Pak Bram, sekarang malah dikira nama saya Lala.

Lari
Manusia boleh berlari. Biar sehat. Boleh berlari mengejar impian. Asalkan jangan lari dari masalah dan kenyataan sih, Nal.

Ohiya tadi malam chattingan sama Ari, nanyain hal yang remeh tentang hasil kerjaan dia. Trus dia bilang Sabtu ini kalau jadi dia bakal ke Bandung. Okay, Ri, kutunggu keripik pisang rasa cokelat yang kaujanjikan waktu itu HAHAHA.

Anyway, entah sudah dua atau tiga kali dalam (mungkin) seminggu saya mimpiin rumah. Kangen kali ya. Sekarang tanggal 08. Tujuh belas hari menuju pulang kok, Nal. 

Kekeluargaan


Kok ternyata di KBBI ga ada kata "kekeluargaan" tapi itu sering dipakai. Ya sudahlah, biar saya coba definisikan sendiri. Jadi kekeluargaan itu apa? Kalau saya sih kebayangnya kekeluargaan adalah ukuran kenyamanan, keakraban dan level hubungan seperti-keluarga-sendiri. Ya intinya kalau seseorang bisa menganggap orang lain sebagai keluarga sendiri atau merasakan suasana mendekati keluarga ideal dalam suatu komunitas, itu artinya kekeluargaan antara orang itu dan orang lain atau komunitas yang dimaksud tinggi.

*RALAT*
Ternyata setelah nyari di KBBI Online ada kata kekeluargaan.
kekeluargaan/ke·ke·lu·ar·ga·an/ n perihal (yang bersifat, berciri) keluarga
ke·lu·ar·ga n 1 ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah; 2 orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; batih; 3 (kaum -- ) sanak saudara; kaum kerabat; 4satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat;

Nah, I think I am a type of person that value kekeluargaan more than just obligation or professionalism. Maksud saya, saya ga pengen dalam sebuah kelompok, tim, komunitas yang saya ada di dalamnya, saya hanya melakukan segala sesuatu hanya karena saya harus, hanya karena profesionalisme. Saya pengen ada hubungan baik di luar profesionalisme di sana. Hubungan sosial. Saya ingin punya teman. Saya ingin suasana yang menyenangkan. Jadi saya dapat melakukan apa yang harus saya lakukan dengan hati yang lebih enteng, tanpa tekanan. Hahaa It seems, most of people have the same desire.

Kalau pas zaman saya masih TPB sih, seorang mas di PSTK pernah bilang, "kekeluargaan itu bisa dimunculkan dengan jalan bareng, makan bareng, dan tidur bareng." Mungkin lebih tepat kalau kita mengatakan hal-hal tersebut sebagai katalisator tumbuhnya kekeluargaan.

Tapi ternyata ga semua orang mau diajak jalan bareng atau makan bareng, apalagi tidur bareng. Tidur bareng tuh bukan berarti literally tidur, bisa saja menghabiskan waktu malam bersama ngerjain tugas, atau hanya sekedar kajian tentang sesuatu.

Udah deh. Gitu saja.

Imajinasi


Barusan baca sedikit paragraf di Dunia Sophie nih. Di sana sedang dijelaskan bahwa ada "pola ideal" yang ada dalam setiap orang. Misal nih, ada "kuda ideal" sehingga mau kudanya beda-beda pun orang-orang masih tetap menyadari bahwa itu adalah kuda. Pembahasan ini mengingatkan pada pemikiran saya waktu masih kecil. Masih SD kalau ga salah.

Waktu itu pikiran yang muncul adalah, "apakah 'hijau', 'merah', dan warna lain yang saya lihat juga terlihat sama bagi orang lain? Jangan-jangan 'hijau' menurut saya ternyata terlihat sebagai 'pink' di mata orang lain sehingga dengan benda yang sama bisa saja terpersepsi dengan warna yang berbeda (komposisi RGB yang berbeda) walaupun nama warnanya tetap sama."

 Waktu itu belum dapet pelajaran bahwa cahaya tampak itu punya beberapa spektrum yang menentukan warna yang terlihat oleh mata manusia sih. Hahaa jadi mikirnya masih begitu. Tapi sekarang sudah tahu kok kalau cahaya itu punya banyak frekuensi dan yang terpantul ke mata manusia itu lah yang memformulasikan warna dalam mata manusia. Jadi sekarang sudah tahu kalau 'hijau' menurut pandangan saya itu akan sama di mata orang lain.

Ini dikasih judul apa ya?

(Lanjutan) Dilema


Dulu saya pernah cerita tentang penyakit dilema di awal semester ini kan ya? Hahahaa akhirnya minggu PRS terlewati. Keputusan sesungguhnya terjadi di sana kan? Hahaa jadi gimana?

Hahaaa dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan semester ini bukan semester terakhir saya di ITB.

Hahaa entah kenapa saya merasa bahagia dengan pilihan itu. Saya bersyukur ada kesempatan ambil manpro, ambil OOP, ada kesempatan magang sambil kuliah, ada kesempatan lebih buat nyiapin exchange (masih saja diperjuangkan), menambah teman dan relasi, dan menyiapkan diri buat beneran lulus. Tapi ini kan masih kesempatan, Nal. Ketergunaan kesempatannya bergantung padamu.

Cerita saja


Hai, semuanya. Saya cuma pengen nulis. Isinya ga penting sih. Jadi semoga kalian tidak menyesal membacanya.

Tiga hari ini saya latihan karawitan lagi. Yeay, Alhamdulillah. Rasanya sudah lama sekali ga angkat-angkat gamelan. Akhirnya hari Minggu saya sadar, ternyata dulu saya lebih strong haha. Kemarin angkat-angkat dikit yang ga terlalu berat saja efeknya terasa sampai sekarang haha.

Akhirnyaaa main karawitan lagi. Sudah mulai mengelupas nih ilmu-ilmu main karawitan. Bahkan buat pindah irama saja saya susah dapet feelnya. Kemarin gagal melulu. Minta diajarin Imung dan dia komentar, "masa ga malu diajarin junior, Mbak?"  Engga sih, Mung. Aku berterima kasih kepadamu masih mau mengajariku haha, BTW saya bangga sama Imung. Sekarang dia sudah jauh melampaui saya. Cepet nangkep belajar kendhang, main bonangnya super oke, sekarang akan "naik" jadi Lurah lagi. Memang membanggakan.

BTW saya sedang takut. Aneh sih takutnya. Takut sama manusia. Takut kok sama manusia sih, Nal. Saya sering banget salah tingkah kalau berinteraksi dengan orang itu. Kalau kata Fitri sih, biasanya dia salah tingkahnya kalau ketemu orang yang "disukai" tapi saya salah tingkahnya malah karena takut sama orang itu. Saya takut apa yang saya lakukan salah gitu. Sepertinya efek beberapa kali "dikatain", jleb, jleb, jleb juga efek bagaimana orang itu merespon keadaan. Sebenarnya saya juga sih yang salah tapi saya juga ga rela kalau dia juga tidak disalahkan atas sikapnya yang seperti itu. Hahaa ini obatnya apa ya? Apa perlu ke konseling? Maneh alay, Nal.