Ada panggilan "keluarga"

Konyol sekali judulnya. That's what i said when i was asked why i came to latihan pagelaran pertama last night. Iya. Tadi malam saya kembali bertemu dengan "keluarga" saya. Diminta buat ngajarin main bonang. Katanya sih ga usah dateng dulu gapapa. Tapi pada akhirnya jam 8 malam saya di-sms, diminta buat dateng. Alhamdulillah Allah menghilangkan mager saya. Jadi ya saya mau berangkat. Demi "kaluarga" hahaha.

Ternyata saya merindukan alunan musik itu, kawan.

Saya memlewati lapangan sipi, aula barat hingga sampai di selasar gedung kuliah teknik sipil yang dekat dengan HIMAFI. Di sepanjang jalan dekat HIMAFI itu, alunan musiknya sudah mulai terdengar. Indah. Rasanya sudah lama tak mendengar musik karawitan apalagi secara langsung.

Tanpa mampir sekre terlebih dahulu, saya langsung turun menuju RLB, tempat latihan. Pintu tertutup. Saat membuka pintu, jeng jeeeeng. Disambut teman-teman. Adik-adik saya sih. WOW. Saya masih dianggap di mata mereka. Sangat kontras dengan keadaan saya ketika kuliah ya. Hahaha. Senyum. Semua tersenyum. Menyenangkan. Disambut pula dengan toss keluarga bonang. Toss kebanggaan kami hahaha.

Alhamdulillah. Masih diberikan orang-orang yang peduli dengan saya. Yang bisa menghibur tanpa mereka berniat menghibur saya. Orang-orang yang mungkin kebersamaannya akan saya rindukan. Ceileh. Ini udah kayak apaan dah. Ya pokoknya intinya seneng lah ya. Kalau kata saya di tahun yang lalu : Saya senang, saya masih dianggap di mata orang sekitar saya.

Kalian harus tau, kawan. Dianggap ada adalah sebuah nikmat. Syukurilah.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan