Mengapa Berpuasa

Warning! Saya cuma menuangkan yang ada di kepala saya. Sebuah ke-sotoy-an yang nyata.

Beberapa malam yang lalu saya kepikiran sesuatu. Bagaimana jika seseorang, terutama nonmuslim, bertanya pada saya mengapa saya berpuasa, atau mengapa Islam mengharuskan umatnya berpuasa pada bulan Ramadhan?

Well, selama ini saya hanya diajari bahwa puasa adalah hal wajib bagi muslim. Rukun Islam nomor 4. Tidak ada penjelasan lain. Disuruh belajar puasa ya manut-manut saja. Sudah besar, tanggung jawab atas kewajiban itu sudah tertanam tanpa bertanya mengapa Islam mengharuskan puasa. Lantas, apakah saya akan menjawab pertanyaan tadi hanya dengan "karena puasa adalah kewajiban"? Rasanya saya tak mau jika jawaban "kewajiban" ini malah diartikan bahwa umat Islam terpaska melakukannya. Kesannya terkekang gitu. Padahal kan engga.

Kemudian saya terpikir sebuah ayat terkenal tentang puasa,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al-Baqarah: 183)
"Agar kamu bertakwa". Poin itu kemudian menarik hati saya.

Yang saya tangkap dari poin ini adalah ada hal-hal yang terjadi pada diri kita yang 'menyeret' kita menjadi orang yang bertakwa. Seolah tanpa kita berusaha pun, puasa akan menarik kita ke arah sana. Lalu bagaimana bisa?

Awalnya saya tak punya jawaban. Tapi kemudian saya kembali ke pertanyaan pertama, bagaimana saya menjawab jika ditanya, terutama oleh nonmuslim, mengapa saya berpuasa. Sepertinya saya akan menjawab demikian.

Well, I never being told why. Yang saya tahu, puasa ramadhan adalah wajib, jadi saya melakukannya. But, along the way I find some positive effects. Bisa jadi ini adalah sebagian alasan mengapa Tuhan mewajibkan puasa ramadhan.
1. It cleanses our body and give our gut rest.
2. As we experience hunger and thirst, we appreciate our food more.
3. Dalam kasus pengalaman lapar dan haus ini, mungkin awalnya kita hanya memikirkan tentang diri kita. "Duh lapar banget, kapan buka? Duh haus, lemas, pusing, kapan buka?" But in the next step, most probably our mind shifts, not only in ourselves but we start to think about people out there who, sorry to say, economically, financially, are in a lower state than us. Those who find it's difficult to just getting a pinch of food every day.
4. The thought of others soften our hearts which then probably lead us to think about helping others, giving donations for example. Even if we end up not doing it, at least the deed is probably there.

Sesudah itu saya buntu. Apalagi hal positif yang terjadi karena berpuasa? Ujung dari pemikiran tadi, bertemu dengan "agar kamu bertakwa", membuat saya berpikir mungkin hal-hal yang terpikir tadi adalah salah satu bentuk takwa. Saya sendiri tidak tahu apa arti takwa sebenarnya :#

BTW setelah surfing, saya nemu ciri-ciri orang yang bertakwa:
1. Berinfaq
2. Menahan amarah
3. Memaafkan orang lain dan menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan
4. Bertaubat

Daaan keempat hal itu memang besar kemungkinan dilakukan orang yang berpuasa sih. Yang pertama mungkin pemikiran sebelumnya cukup menjawab. Tiga lainnya terjadi karena ajaran puasa bukan hanya puasa fisik tapi juga puasa mental. Poin 2 dan 3 memang dianjurkan bagi orang yang berpuasa, menahan diri, mentally. Poin 4 mungkin terjadi karena hati yang melembut membuat kita gampang ingat Allah kemudian bertaubat.

Saya juga nemu videonya Pak Nouman Ali Khan nih. Ngomongin topik yang sama. Poin tambahnya sih puasa ramadhan jadi ajang latihan hati untuk menjalani kehidupan nyata 11 bulan berikutnya. 

Sekian dulu ocehan saya. Maaf sotoy.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan