Engca Story (2)

Hari Kelima

Hari kelima jatuh di pada tanggal 09 Juni 2017. Hal paling berkesan di hari kelima adalah bertemu "orang baru". Namanya Mark, orang Filipina. Kesan pertama saya terhadap Mark adalah serem. Iya, serem. Dia kata-katanya agaknya langsung cas-cus, jlab-jleb gitu. Saya sebagai orang yang sensitif takutlah jadinya. BTW dia orang pinter. Dia masuk kuliah S1 di sini pas umur 15 tahun. Trus sekarang dia bilang, dia udah capek belajar, pengen segera selesai. Nanti abis ini mau kerja walaupun keluarganya hampir semua ngerih-ngerih buat lanjut studi. Trus waktu itu dia bilang dia masih buanyak proyek yang harus diselesaikan, sekitar 30-an proyek. BUSEEEEET. Ampun deh ampun.


ini yang namanya Mark

Trus ada yang special lagi di hari Jumat. Hari itu pertama kalinya ada yang minta kopi ke saya. Hahaaa ada dramanya juga sih soalnya kopi di engca tinggal black coffee alias kopi pait, ada gula sih, tapi ga ada sendok buat ngaduk, air buat bikin kopinya belum diisi ulang. Lu doang deh, Nal, yang bikin ini jadi drama.

Mereka yang minta kopi. Saya lupa nama mereka. Cuma inget satu, cowo berbaju krem namanya kalau ga salah Lee Daeho

Hari Keenam

Senin, 12 Juni. Nothing special. Literally. Maklum nunggu engca jam 10-12am memang biasanya sepi.

ga sepi-sepi amat sih, cuma pada sibuk semua

Hari Ketujuh

Selasa, 13 Juni. Saya seneng-seneng gimana gitu, ada orang yang memperlakukan saya secara spesial. Spesialnya gini. Ada orang namanya Jae Yeong. Nah, dari pertama ketemu sampek sekarang, dia selalu nglakuin .... "Thbpbpthpt" tiap ketemu saya. Duh gimana nulisnya ya. Yang kayak gambar ini lho, tapi lidahnya ga keluar.


Dan semua itu karena pertama kali saya ketemu dia, dia diminta Liyana berkali-kali nyebut nama saya sampek bener. Maklum, kebanyakan orang korea kalau nyebut nama saya jadi "Nara", bukan Nala. Banyak orang korea heran gitu pas pertama kali denger nama saya, "nara?" "nara?" Hahaaa semua itu karena "nara" adalah sebuah kata dalam bahasa korea, artinya "negara". Makanya kalau saya bilang "Jae ireumeun Nala imnida,"  kemungkinan mereka nangkepnya, "nama saya negara."

Yaaa gitu deh, nama saya unik juga yak. Ada Empu Nala yang saya pernah nemu di buku IPS SD Kelas 5 (lupa itu siapa). Ada tokoh singa cewe namanya Nala di kartun Simba. Trus ada juga Nala Gareng (kalau googling "gareng", kemungkinan besar bakal muncul link ke Wikipedia dan disana disebut, nama aslinya Nala Gareng) -_- Gapapa, walaupun Gareng kedengeran agak ndeso, tokoh ini perangainya baik kok. Tokoh wayang asli Indonesia lagi. Trus ada juga di tembang sulukan yang dinyanyiin Pak Bram, sering saya denger lirik yang mengandung kata "nala", artinya hati. Trus ada juga Nala sebagai salah satu tokoh di kepercayaan hindu, entah kepercayaan hindu daerah mana. Trus nemu juga di google, ada Dinasti Nala yang pernah ada di India sana.

Tapi nama saya itu Nala dari bahasa arab loh. Itu fi'il maadhi (kata kerja bentuk lampau), artinya mendapatkan. Jadi, kira-kira nama lengkap saya itu artinya, orang yang mendapatkan kebaikan. Kok jadi ngomongin nama sih -_-

Jadi deh dia latihan ngucapin "L" berkali-kali dan berakhir ber-thbpbpthpt ria tiap ketemu saya. Awalnya saya pikir dia ngledek lho. Tapi saat ini malah saya menganggap itu sebagai tanda bahwa saya unik dan itu semacam "ungkapan sayang" atau mungkin "penanda pertemanan" buat saya wkwk. Dan tentunya membuat saya berpikir itu sebagai tanda bahwa Jae Yeong menganggap saya sebagai teman yang lebih dari sekedar tahu nama doang. Ada keinginan untuk menjadi teman baik yang saya tangkap dari thbpbpthpt itu.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan