Renungan

Hi ... ohisashiburi desu ne ...

Kok rasanya sudah lama ga ngeblog. Hahahaa ternyata postingan terakhir baru tanggal 15 November lalu. Sejujurnya, saya ga tahu topik yang mau ditulis apa *mringis* Pengen nulis saja.

Ummm ...

Belakangan ini sudah beberapa kali bapak saya menceritakan keadaan beliau. Katanya, setelah beliau sakit, terjadi sesuatu yang cukup aneh. Entah kenapa, semenjak beliau sakit, anak-anak di sekolah jadi senang diajar beliau. Beliau jadi rebutan kelas. Trus pas kemarin beliau sempat ga masuk beberapa hari, saat masuk langsung ditanyain anak-anak, "Kemarin kemana, Pak? Kok ga masuk. Kangen." Saya aja heran murid beliau bisa-bisanya bilang kangen. Nah saya? hahaha. Beberapa waktu lalu katanya beliau juga dikasih hadiah sama anak-anak. Dikasih buku, bulpen gitu katanya. Beliau sempat tanya, "Kalian ga takut sama Bapak? Ora gilo? Kan Bapak udah tua gini. Sakit. Udah kempong." "Enggak," kata mereka. Dan beliau luar biasa senang akan kenyataan anak-anak menyukai beliau.

Nah. Kenapa itu baru terjadi setelah beliau sakit? Di saat keadaan beliau malah lebih not-good-looking? Saya masih penasaran. Kalau kata beliau sih mungkin salah satu hikmah dari beliau sakit.

Sebelumnya, saya juga sudah baca buku "#sharing 2" karya Handry Satriago. Beliau mengalami kesulitan yang sempat membuat beliau putus asa. Tapi sekarang ... if u know him, he is CEO of a multinational company in Indonesia. Lalu timbul pertanyaan dalam benak saya, bagaimana bisa orang yang saya sebutkan tadi sekarang mendapatkan such good condition di tengah "kesusahan" yang mereka dapatkan? Bagaimana bisa mereka sesemangat itu ditengah keterbatasan mereka? Mengapa saya yang cuma dapat sesuatu yang buruk yang jauuuuh lebih kecil dibanding mereka kok masih begini-begini saja?

A thought came up to my mind. Mereka menerima keadaan mereka. Mereka sudah ikhlas. Justru mereka mensyukuri segala yang mereka punya. Mungkin ini yang belum saya punya. Menerima. Mungkin saja kamu hanya setelah berbulan-bulan belum kunjung ikhlas menerima kenyataan itu, Nal. Mungkin.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan