Cerita Saja (10)

Konban wa!

Malam ini saya tidak sendirian di kosan karena ada Mbak Ulul yang menyempatkan diri main buat nemenin saya. Hahahaa. Awalnya sih saya berencana untuk riset kecil-kecilan untuk makalah tugas kuliah eh ternyata dipertemukan dengan blog seorang teman. Dia sekarang sedang ada di Jepang. Well, cerita blognya seru. Seperti yang pernah saya katakan, tulisan seseorang menggambarkan karakternya, begitu pun blog teman saya ini. Dan kok tiba-tiba saya merasa ini postingan jatohnya jadi kayak review blog teman saya ini --" bodo amat lah

Entah kenapa suasana seru yang diciptakan sepertinya mentrigger semangat tentang impian saya. Untuk menuntut ilmu dari tempat yang terbaik, untuk keliling dunia.

Saya senang ternyata ada orang lain juga yang melakukan beberapa hal yang ternyata saya sukai. Saya senang menemukan orang lain yang ternyata suka baca novel yang saya sangat suka. Sang Pemimpi dan Edensor. Dia memang tidak menyatakan bahwa dia menyukainya, tapi kalimat-kalimatnya menyiratkan itu, atau paling tidak, begitulah saya menafsirkannya.

Saya senang ternyata ada orang lain yang mendambakan mimpinya mengunjungi suatu negara, belajar di sana, sampai ngelihatin gmaps. Iya. Saya sering sekali melakukannya. Berkali-kali saya lihat posisi kota-kota di sana, saya coba cari dimana Indonesia dari negara itu : harus berapa kali scroll kah saya dapat kembali ke Indonesia? Jauhkah tempat itu dari Indonesia? Bahkan kalau kalian tahu wallpaper handphone saya, itu hasil screenshot gmaps suatu negara yang kemudian saya olah kecil-kecilan dengan software bawaan handphone biar lebih enak dilihat ketika dipadukan dengan "perkakas" di home-screen saya. Tiap akan tidur, saya melihat handphone itu, saya katakan, suatu saat saya akan ke sana, pasti sangat menyenangkan. Wallpaper laptop pun gambarnya peta dunia. Mengingatkan saya akan impian untuk keliling dunia.

Dan membaca postingannya tentang sidangnya, yang saya soroti adalah persahabatannya. Saya seperti bisa merasakan betapa kuatnya persahabatan mereka dalam adegan itu. Mengingatkan saya saat saya berpelukan dengan sahabat saya di masjid sekolah, sambil nangis, kami mengucapkan impian kami kuliah di tempat kuliah kami sekarang (dan sekarang sudah menjadi kenyataan, sekarang tinggal gimana cara kami "keluar" dari kampus masing-masing), dan juga menyatakan bahwa kami akan naik kereta yang sama saat pertama kali berangkat ke kota kampus masing-masing (and it happened even though we're in the different wagon but still, we're in the same train, right?). Dan itu membuat saya bertanya, di episode kuliah ini, akankah saya mengalami hal yang memberikan perasaan dan kesan sekuat itu? Hanya Tuhan yang tahu.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan