Untuk pertama kalinya Sabtu kemarin saya main bareng teman-teman dari divisi pengmas HME-ITB. Ceritanya mau ganti kepengurusan jadi maunya main dulu sebelum kegiatan kuliah yang lebih berat menerpa. Hahaha. Tujuan diputuskan ke Sawarna.
Berangkatlah kami jam 7 malam ke Banten, ke Desa Sawarna. Ternyata di sana itu ada beberapa spot yang bisa dikunjungi, sembilan kalau si Ismail tak salah hitung. Kebanyakan Pantai. Menurut saya itu sebenarnya ya masih satu pantai tapi dengan point of interest yang berbeda. Dengan berdesakan di bertiga dengan Rahmi dan Nanur di kursi belakang mobil avanza rentalan, hampir di sepanjang perjalanan kami tidur. Tak ada yang spesial, orang saya tidur.
Semuanya melek saat Sawarna tinggal beberapa kilometer lagi. Tracknya masih cukup bagus tetapi sempit dan tidak ada penerangan. Kalau di tempat saya sih disebut "bulak". Kata orang-orang di mobil yang saya tumpangi sih itu jalannya ngeri. Saya mikir. Ngeri dari mana, bukannya biasa saja. Ya maklum, saya kan cukup sering lewat jalan macem hutan tanpa penerangan begitu. Hehe
Rasanya seperti di kampung halaman
Ada beberapa daerah yang ada rumahnya, trus hutan lagi, trus rumah warga lagi, trus huatan lagi, entah berapa kali hingga akhirnya ketemu rumah warga terus. Melewati ini semua serasa melewati daerah barat sekolah dasar saya. Wuuuu hanya saja rumah-rumah yang saya lewati beberapa hari yang lalu itu rata-rata lebih bagus. Maklum, kan dekat tempat wisata dan sumber daya alamnya masih banyak jadi taraf hidupnya relatif lebih tinggi. Ini hanya analisis saya.
sampai di sana sudah jam setengah 3 pagi. Tidak langsung parkir begitu saja. Masih survey buat penginanpan dulu. Setelah repot-repot survey ternyata kami memutuskan tidur di mobil saja. Dan perkir di tempat yang sama di temapat berhenti yang awal tadi. Dekat dengan Alfamart. Dan seperti biasa, di mana ada Alfamart, di dekatnya ada Indomaret. Hahaha merasa aneh di desa seperti ini ada minimarket. Hahaha namanya juga daerah wisata.
Ya sepertinya semenjak Sawarna booming, penduduk sekitar alih profesi dan taraf hidupnya meningkat.
Ternyata cowo-cowo merencanakan untuk melihat sunrise. Tapi apa daya, digagalkan oleh kami para cewe yang persiapannya lama sekali. Hahaha maafkan kami. Tapi ga rugi kok, orang mendung. Hahaha.
AKhirnya kami berangkat. Tidak seperti yang direkomendasikan kak Uya buat naik ojek ke tempat wisatanya, kami malah sewa guide dan jalan ke tempat wisatanya. Sebenernya saya mikir, kenapa kami ga bertualang saja asal jalan gitu hahaha. Tapi ya sudahlah. Untuk menuju tempat pertama, kami melewati tegalan. Bikin inget rumah deh, beneran. cukup jauh juga, berasa jadi bolang. Bocah Petualang bukan Bocah Ilang. naik turun, lewat "galengan" alias jalan setapak, juga melewati jembatan semi purba, jembatan gantung (semi purba, karen masih lebih primitif di dekat rumah saya hahaha). Dari tempat bayar uang masuk pun ternyata masih jauh juga. Hahaha. Hiingga di suatu area mulai terdengar suara gemuruh ombak. Wooow sebentar lagi.
Ternyata kami sampai di Pantai Lagon Pari. Pantainya luas, pasirna halus, masih berwarna cokelat. Airnya terliat biru. Menyenangkan sekali berjalan di pasir, nyeker, terkena ombak. Wuuuuu senangnya main-main.
Ini pantai Lagon Pari. Gambarnya tak sebaik kamera yang professional hahaha
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke spot selanjutnya. Ternyata itu adalah spot karang. Hahaaa
Ini spot karang yang pertama, tak tahu apa namanya. Spot selanjutnya lebih wow
Spot selanjutnya juga masih karang, tetapi lebih tinggi dan ombaknya lebih terlihat wow karena tertampar ke karang yang besar. Sayang sekali kamera saya tak bisa diandalkan karena resolusi yang kecil. Dalam perjalanan ini saya juga mendapat sebuah pelajaran bahwa tidak semua hal bisa kita abadikan dengan kamera. buatan manusia itu ada batasnya. Tak ada yang mengalahkan pengabadian momen dengan sentuhan rasa yang spesifik dengan alat alami pemberian Allah. Pengabadian dengan alat buatan manusia nantinya hanya akan menstimulus rasa yang sudah termemori oleh pikiran kita. Saat melihat ciptaan Allah, Jika kita meresapinya, merasakan dengan hati, kita akan merasakan Betapa amazing-nya Allah, menciptakan semua ini dengan WOW.
Okay, ternyata kami harus kembali ke spot awal. Kami akhirnya bermain-main di pantai pertama yang kami jajah. Hahaha. Banyak karang yang dilewati, juga banyak kerang yang ditemui haha ini salah satunya
Ternyata di sisi yang lain masih ada spot yang bisa dikunjungi. Akhirnya kami sampai di suatu spot dimana kami bisa melihat karang besar nan jauh di sana yang terkena ombak dan airnya sampai melewati karang. Terlihat seperti air terjun tapi pendek hehe.
Lihat! keren kan ...
Di spot ini kami tak bisa mendekat ke karang yang keren iini karena makin siang ombak makin besar. haha. Kami hanya main-main di karang yang 'cethek' sambil menikmati pemandangan beberapa ikan yang mau muncul karena masih surut hahaha
Ternyata sudah jam 10, semakin panas. Kami pun belum makan. Kami akhirnya memutuskan untuk makan di warung dekat spot itu. Tidak ada menu lain selain mi instan. Indomie. ya apa boleh buat. Perut kami sudah meminta makan. Hahaha
Lanjut ke spot selanjutnya, kami ternyata melewati pantai yang berbatu. Sempat terpisah dengan mang-mang guide. Ternyata mamang nya ga lewat pantai, tapi lewat kebun. Untung saja ketemu. Kata mamangnya, karena mulai pasang, ga berani nyisir pantai buat ke spot selanjutnya. Akhirnya kami kembali melewati tegalan. Kali ini lebih penuh perjuangan. Jalannya lebih ekstrim. Lebih curam, lebih licin, lebih bernuansa tegal, lebih berlumpur daripada tegalan yang pertama. Wow tapi seru sekali.
Kami sempat berhenti di sebuah spot untuk berfoto karena backgroundnnya yang bagus. Backgroundnya adalah pantai berpasir putih yang tidak kami kunjungi karena keburu sore dan ombaknya terlalu besar. Hahaha
Waaa perlu perjuangan melewati track ini. Sandal saya pun penuh dengan tanah liat. Terasa lebih berat. Hahaha akhirnya semua orang membersihkan sandal di pantai. Wakakakaaaa
Spot selanjutnya ternyata pantai dengan dua batu besar yang menjadi point of interest nya.
Beberapa dari kami termasuk saya menyebrang ke batu itu. Wow menyenangkan sekali. Rela membasahi kerudung yang ternyata saya ga bawa serep. Jalan ke sana licin. Kaki saya pun kena karang. Hahaha ya sudahlah. Ternyata di balik batu itu ada karang besar pemecah ombak sama seperti di spot karang air terjun. Keren seklai apalagi ombaknya makin gede. Wuuuuu.
Menyenangkan sekali jalan-jalan ini. Mendekatkan diri dengan ciptaan Allah dan menyadari betapa kerennya Allah menciptakan ini semua.