Posts

Showing posts from January, 2015

Honestly, I don't know how to express what I feel right now. Merasa bersalah. I just came to latihan TW44. Some of niyaga (niyaga is penabuh gamelan) pergi duluan. So I had a chance to play gamelan. Hahaha. Menyenangkan but still not enjoying. Hehe maklum, masih awal.

In TW44, I decided not to join any group neither Karawitan nor Tari nor Tokoh. My first reason : My heart said that I want to play karawitan. Padahal karawitan itu tiap TW dimainkan oleh angkatan terbawah. I think keinginan untuk main karawitan buat TW masih ada and it won't be kelakon. Okay. I can't play karawitan, so I can join Tari or Tokoh. But I'm not interested. Haha. 2nd reason : news from pak olak had made a conversation between me and my dad, and he requested, he asked me not to karawitan terus. Keinginan yang mengganjal. Ya gimana ya. I still want to enjoy this TW, included in the process. But but but ...

And I had been asked twice by the PJ Tari to join Tari group. She told me the condition. Honestly, I want to help but I'm sorry, I had promise.

Masih saja jadi Galauer

Hari gini, masih saja galau. Haha yaudah lah yaaa. Galau kan tak selalu salah. Ah pembelaan hahahaa. Ingat zaman TPB dulu. Zaman masih menjadi peserta PLE, pas PLE funday. Di pos di lapangan SR, ada mas-mas yang mengatakan "Galau itu perlu, asalkan galau yang bener." Nah, loh, tuh kan, galau itu boleh asalkan yang bener. Saya merasa galau saya ini bener kok. Lhoh hahaha.

Kemarin saya dan keenam teman saya mengunjungi PT Dirgantara Indonesia. Ceritanya kami kemarin inigin melamar kerja praktik. Hehehe. Masih harus menunggu sambil sholat dan dilanjutkan duduk santai karena ternyata pas kami sampai di sana pas jam istirahat. Hahahaaa harus menunggu satu jam.

Akhirnya setelah dari mbak-mbak respsionis, kami bertujuh pergi ke bagian training canter dan kemudian kami diminta untuk ke gedung kantor bagian IT. Wuuuu sepi. Iya sepi. Hanya satu kantor yang kami kunjungi yang tidak sepi.

Kami memasuki beberapa bagian. Pertama bagian lupa namanya intinya lebih mendalam tentang software, sedang ada proyek pembuatan simulator. Hohohoho. tak tahu terlalu banyak karena manajernya masih rapat.

Kedua, kami mengunjungi bagian rancang bangun dan bla bla bla. Manajernya juga mau rapat jadi kami tak berbicara terlalu banyak. Kami malah dimintake bagian sebelah.

Ternyata itu adalah bagian sistem analisis. Lagi-lagi manajernya juga sedang rapat. Wooow. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu. Sekian lama akhirnya bapaknya bisa ditemui. Orang yang sepertinya seru. Kami kemudian ditinggal sholat dulu sebelum penjelasan lebih lanjut. Dalam penjelasan beliau dijelaskan bagian-bagian yang ada di sistem analisis itu dan tiba-tiba kami ditanyai tertarik ke mana. Ya kali, mana bisa kami memutuskan secapat iru.

Saya pun diterpa kegalauan. Bingung suka yang mana. Belum kebayang nanti KP nya bakal ngapain. Gabut atau ga. Supervisornya gimana. Yang flight control sudah diisi lagi. Aduh banyak yang terlalu saya permasalahkan.

Sampai saat ini juga masih bingung memilih apa.

1st time for Sawarna

Untuk pertama kalinya Sabtu kemarin saya main bareng teman-teman dari divisi pengmas HME-ITB. Ceritanya mau ganti kepengurusan jadi maunya main dulu sebelum kegiatan kuliah yang lebih berat menerpa. Hahaha. Tujuan diputuskan ke Sawarna.

Berangkatlah kami jam 7 malam ke Banten, ke Desa Sawarna. Ternyata di sana itu ada beberapa spot yang bisa dikunjungi, sembilan kalau si Ismail tak salah hitung. Kebanyakan Pantai. Menurut saya itu sebenarnya ya masih satu pantai tapi dengan point of interest yang berbeda. Dengan berdesakan di bertiga dengan Rahmi dan Nanur di kursi belakang mobil avanza rentalan, hampir di sepanjang perjalanan kami tidur. Tak ada yang spesial, orang saya tidur.

Semuanya melek saat Sawarna tinggal beberapa kilometer lagi. Tracknya masih cukup bagus tetapi sempit dan tidak ada penerangan. Kalau di tempat saya sih disebut "bulak". Kata orang-orang di mobil yang saya tumpangi sih itu jalannya ngeri. Saya mikir. Ngeri dari mana, bukannya biasa saja. Ya maklum, saya kan cukup sering lewat jalan macem hutan tanpa penerangan begitu. Hehe

Rasanya seperti di kampung halaman

Ada beberapa daerah yang ada rumahnya, trus hutan lagi, trus rumah warga lagi, trus huatan lagi, entah berapa kali hingga akhirnya ketemu rumah warga terus. Melewati ini semua serasa melewati daerah barat sekolah dasar saya. Wuuuu hanya saja rumah-rumah yang saya lewati beberapa hari yang lalu itu rata-rata lebih bagus. Maklum, kan dekat tempat wisata dan sumber daya alamnya masih banyak jadi taraf hidupnya relatif lebih tinggi. Ini hanya analisis saya.

sampai di sana sudah jam setengah 3 pagi. Tidak langsung parkir begitu saja. Masih survey buat penginanpan dulu. Setelah repot-repot survey ternyata kami memutuskan tidur di mobil saja. Dan perkir di tempat yang sama di temapat berhenti yang awal tadi. Dekat dengan Alfamart. Dan seperti biasa, di mana ada Alfamart, di dekatnya ada Indomaret. Hahaha merasa aneh di desa seperti ini ada minimarket. Hahaha namanya juga daerah wisata.

Ya sepertinya semenjak Sawarna booming, penduduk sekitar alih profesi dan taraf hidupnya meningkat.

Ternyata cowo-cowo merencanakan untuk melihat sunrise. Tapi apa daya, digagalkan oleh kami para cewe yang persiapannya lama sekali. Hahaha  maafkan kami. Tapi ga rugi kok, orang mendung. Hahaha.

AKhirnya kami berangkat. Tidak seperti yang direkomendasikan kak Uya buat naik ojek ke tempat wisatanya, kami malah sewa guide dan jalan ke tempat wisatanya. Sebenernya saya mikir, kenapa kami ga bertualang saja asal jalan gitu hahaha. Tapi ya sudahlah. Untuk menuju tempat pertama, kami melewati tegalan. Bikin inget rumah deh, beneran. cukup jauh juga, berasa jadi bolang. Bocah Petualang bukan Bocah Ilang. naik turun, lewat "galengan" alias jalan setapak, juga melewati jembatan semi purba, jembatan gantung (semi purba, karen masih lebih primitif di dekat rumah saya hahaha). Dari tempat bayar uang masuk pun ternyata masih jauh juga. Hahaha. Hiingga di suatu area mulai terdengar suara gemuruh ombak. Wooow sebentar lagi.

Ternyata kami sampai di Pantai Lagon Pari. Pantainya luas, pasirna halus, masih berwarna cokelat. Airnya terliat biru. Menyenangkan sekali berjalan di pasir, nyeker, terkena ombak. Wuuuuu senangnya main-main.


Ini pantai Lagon Pari. Gambarnya tak sebaik kamera yang professional hahaha

Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke spot selanjutnya. Ternyata itu adalah spot karang. Hahaaa


Ini spot karang yang pertama, tak tahu apa namanya. Spot selanjutnya lebih wow


Spot selanjutnya juga masih karang, tetapi lebih tinggi dan ombaknya lebih terlihat wow karena tertampar ke karang yang besar. Sayang sekali kamera saya tak bisa diandalkan karena resolusi yang kecil. Dalam perjalanan ini saya juga mendapat sebuah pelajaran bahwa tidak semua hal bisa kita abadikan dengan kamera. buatan manusia itu ada batasnya. Tak ada yang mengalahkan pengabadian momen dengan sentuhan rasa yang spesifik dengan alat alami pemberian Allah. Pengabadian dengan alat buatan manusia nantinya hanya akan menstimulus rasa yang sudah termemori oleh pikiran kita. Saat melihat ciptaan Allah, Jika kita meresapinya, merasakan dengan hati, kita akan merasakan Betapa amazing-nya Allah, menciptakan semua ini dengan WOW. 

Okay, ternyata kami harus kembali ke spot awal. Kami akhirnya bermain-main di pantai pertama yang kami jajah. Hahaha. Banyak karang yang dilewati, juga banyak kerang yang ditemui haha ini salah satunya


Ternyata di sisi yang lain masih ada spot yang bisa dikunjungi. Akhirnya kami sampai di suatu spot dimana kami bisa melihat karang besar nan jauh di sana yang terkena ombak dan airnya sampai melewati karang. Terlihat seperti air terjun tapi pendek hehe.
Lihat! keren kan ...

Di spot ini kami tak bisa mendekat ke karang yang keren iini karena makin siang ombak makin besar. haha. Kami hanya main-main di karang yang 'cethek' sambil menikmati pemandangan beberapa ikan yang mau muncul karena masih surut hahaha

Ternyata sudah jam 10, semakin panas. Kami pun belum makan. Kami akhirnya memutuskan untuk makan di warung dekat spot itu. Tidak ada menu lain selain mi instan. Indomie. ya apa boleh buat. Perut kami sudah meminta makan. Hahaha

Lanjut ke spot selanjutnya, kami ternyata melewati pantai yang berbatu. Sempat terpisah dengan mang-mang guide. Ternyata mamang nya ga lewat pantai, tapi lewat kebun. Untung saja ketemu. Kata mamangnya, karena mulai pasang, ga berani nyisir pantai buat ke spot selanjutnya. Akhirnya kami kembali melewati tegalan. Kali ini lebih penuh perjuangan. Jalannya lebih ekstrim. Lebih curam, lebih licin, lebih bernuansa tegal, lebih berlumpur daripada tegalan yang pertama. Wow tapi seru sekali.

Kami sempat berhenti di sebuah spot untuk berfoto karena backgroundnnya yang bagus. Backgroundnya adalah pantai berpasir putih yang tidak kami kunjungi karena keburu sore dan ombaknya terlalu besar. Hahaha


Waaa perlu perjuangan melewati track ini. Sandal saya pun penuh dengan tanah liat. Terasa lebih berat. Hahaha akhirnya semua orang membersihkan sandal di pantai. Wakakakaaaa

Spot selanjutnya ternyata pantai dengan dua batu besar yang menjadi point of interest nya.


Beberapa dari kami termasuk saya menyebrang ke batu itu. Wow menyenangkan sekali. Rela membasahi kerudung yang ternyata saya ga bawa serep. Jalan ke sana licin. Kaki saya pun kena karang. Hahaha ya sudahlah. Ternyata di balik batu itu ada karang besar pemecah ombak sama seperti di spot karang air terjun. Keren seklai apalagi ombaknya makin gede. Wuuuuu.

Menyenangkan sekali jalan-jalan ini. Mendekatkan diri dengan ciptaan Allah dan menyadari betapa kerennya Allah menciptakan ini semua. 

YUI - Tokyo

Hahaaa ini sih judul lagu. Iya. Ini salah satu lagu yang special bagi saya. Mungkin kalian menyadari bahwa beberapa lagu memiliki kesan dan kenangan tersendiri bagi setiap orang. Ya kayak lagu ini.

Bermula dari keisengan nyari soundtrack Bleach, akhirnya nemu lagunya YUI - Life. Dan akhirnya iseng nyari lagunya YUI yang lain dan ketemu lagu berjudul "Tokyo" ini. Dari sini akhirnya iseng-iseng terus dan berakhir dengan nge-fans sama YUI. Hahahaaa

Lagu ini special. Mengingatkan saya pada masa semester dua. Masih di asrama. Sering nyanyi bareng Renita. Saat itu kami sedang sering bersama karena sering ngerjain tugas Tata Tulis Karya Ilmiah. Akhirnya tahu bahwa kami juga punya mimpi yang sama. Kuliah ke Jepang.

Juga sempat bertemu orang lain yang juga suka YUI. Si Wheland. Entah bagaimana ceritanya hingga kami juga menemukan bahwa kami juga punya impian yang sama. Kuliah ke Jepang. Beberapa kali di sekre kami membicarakan (yang pastinya sambil membayangkan), mengungkapkan betapa inginnya kami ke Jepang. Trus juga nyanyi-nyanyi lagu ini dengan gitaran dan suara yang false. Wkwkwkwk.

Iya. Lagu ini sering mengingatkan kembali diri saya akan impian saya yang terkadang terlupa. Mungkin ditelan  kesibukan (Kok bisa i lho).

Ada panggilan "keluarga"

Konyol sekali judulnya. That's what i said when i was asked why i came to latihan pagelaran pertama last night. Iya. Tadi malam saya kembali bertemu dengan "keluarga" saya. Diminta buat ngajarin main bonang. Katanya sih ga usah dateng dulu gapapa. Tapi pada akhirnya jam 8 malam saya di-sms, diminta buat dateng. Alhamdulillah Allah menghilangkan mager saya. Jadi ya saya mau berangkat. Demi "kaluarga" hahaha.

Ternyata saya merindukan alunan musik itu, kawan.

Saya memlewati lapangan sipi, aula barat hingga sampai di selasar gedung kuliah teknik sipil yang dekat dengan HIMAFI. Di sepanjang jalan dekat HIMAFI itu, alunan musiknya sudah mulai terdengar. Indah. Rasanya sudah lama tak mendengar musik karawitan apalagi secara langsung.

Tanpa mampir sekre terlebih dahulu, saya langsung turun menuju RLB, tempat latihan. Pintu tertutup. Saat membuka pintu, jeng jeeeeng. Disambut teman-teman. Adik-adik saya sih. WOW. Saya masih dianggap di mata mereka. Sangat kontras dengan keadaan saya ketika kuliah ya. Hahaha. Senyum. Semua tersenyum. Menyenangkan. Disambut pula dengan toss keluarga bonang. Toss kebanggaan kami hahaha.

Alhamdulillah. Masih diberikan orang-orang yang peduli dengan saya. Yang bisa menghibur tanpa mereka berniat menghibur saya. Orang-orang yang mungkin kebersamaannya akan saya rindukan. Ceileh. Ini udah kayak apaan dah. Ya pokoknya intinya seneng lah ya. Kalau kata saya di tahun yang lalu : Saya senang, saya masih dianggap di mata orang sekitar saya.

Kalian harus tau, kawan. Dianggap ada adalah sebuah nikmat. Syukurilah.

Insyaallah nanti bisa belajar di sana

Di liburan semester ini saya harus kerja praktik. Beberapa perusahaan yang terpikir untuk di-apply-in sudah di-list. Ada satu yang masih saya beri tanda tanya. Tapi justru pada akhirnya hati saya memilih itu. Lentera Angin Nusantara. Saya ingin KP di sana.

Semakin saya pikirkan saya semakin pengen ke sana. Saya mau belajar. Bukan hanya belajar yang berhubungan dengan akademik, tetapi juga belajar kehidupan, mencari teman dan menambah semangat untuk bersama membangun negeri ini. Ceileh. Hahaha iya lho, i think people will have more spirits when they found others who have a same dream. Iya, itu juga terjadi pada saya, berhubungan dengan impian saya untuk kuliah ke Jepang.

Kemarin-kemarin saya masih galau. Hati sih sudah menemukan pilihannya tetapi masih terbayang-bayang apakah keinginan hati ini akan direstui oleh pak kaprodi. Akhirya dua hari yang lalu, sore hari, saya memberanikan diri meng-email bapak kaprodi, mari kita sebut pak Ichu, menanyakan apakah jika kp di pilihan hati saya bisa dianggap kp oleh prodi. Itu pun saya tak tahu apakah itu email yang aktif atau tidak.

Tidak dibalas.

Sebelum tidur saya terpikir untuk menanyakan kepada pak Ichu secara langsung esok harinya. Kebetulan kemarin pagi saya kuliah Sistem Instrumentasi dan saya masuk kelas pak Ichu. Sehabis kelas, saya kumpulkan keberanian saya untuk bertanya. Pertanyaan yang sama dengan e-mail saya sore sehari sebelumnya. Apakah kalau saya kp di Lentera Angin Nusantara yang dipimpin pak Ricky Elson bisa dianggap kp. Jawabannya tidak. Alasannya : yang diharapkan itu ada organisasinya. Saya belum menanyakan dan menjelaskan sedetil-detilnya. Saya harus masuk kelas selajutnya.

Rasanya sama seperti mendapat kabar dari pak Olak yang secara tak langsung menyarankan saya untuk membatalkan niat untuk apply YSEP, kawan.

Sepanjang siang hingga malam kemarin saya dibingungkan. Efek samping dari jawaban "tidak" yang keluar dari seorang bapak kaprodi dengan belum melakukan usaha untuk memperjelasnya. Saya sudah menuliskan dalam buku special saya, salah satu yang ingin saya lakukan dalam semester ini hingga sebelum masuk semester sebelumnya adalah kerja praktik di Lentera Angin Nusantara. Ditambah lagi saya belum menemukan tambatan hati yang lain untuk KP :D.

Masih ada niat untuk memperjuangkannya. Saya merasa masih ada yang bisa diperjuangkan. Ditambah lagi jawaban dari Ricky Elson, pernyataan bahwa di sana sebenarnya sudah perusahaan. Ya. Saya masih ingin mencoba memperjuangkannya. Tetapi, tetapi, mungkin kalian sudah tahu bahwa manusia seringkali terjebak dalam pusaran kebingungan lantaran pikiran-pikiran negatif yang muncul mengganggu kejernihan dan ketenangan pikiran. Terkadang manusia terlalu lama terjebak dalam turbulensi pikiran-pikiran negatifnya dan tak menemukan titik pemecahan masalah karena pergerkannnya ya hanya berputar, kembali ke titik awal. Padahal bisa jadi pemecahan masalahnya hanya semudah membalikkan telapak tangan.

Oke. Kembali ke topik. Pada akhirnya saya menanyakan di grup line jurusan saya. Menanyakan barangkali ada yang punya nomor hp bapak kaprodi. Ga ada yang memberikan respon yang diharapkan. Terpikir : Buset, gue sebegitu ansosnya sampek pertanyaan itu ga ada yang ngejawab. Saya berusaha menginsepsi pikiran saya bahwa memang tak ada siapapun diantara teman-teman yang punya kontak bapak kaprodi termasuk anak walinya.

Akhirnya kemarin daripada terlalu muluk antara memikirkan bagaimana cara memperjuangkannya atau mencari tambatan hati yang lain dan belajar di sana nanti saja, atau malah tugas akhir di sana, saya malah melarikan diri membaca novel. Membiarkan pikiran saya rileks dulu. Barulah sebelum tidur saya memikirkan itu kembali. Saya berdoa agar segera diberikan petunjuk. Akhirnya tiba-tiba saja saat bangun hati saya seolah menemukan pilihan cadangan : mungkin saya bisa apply KP di PT DI. Sepertinya di sana juga seru. Nanti semoga disediakan waktu untuk belajar di tempat yang sebelumnya. Bukan berarti itu fix. Saya masih ingin memperjuangkan keinginan saya, yang sudah saya tuliskan tempo hari. Akhirnya selesai kuliah pagi ini, sebelum saya menuliskan tulisan ini, saya sudah bilang ke teman untuk nebeng buat dibikinin surat buat minta rekomendasi KP ke PT DI dan saya juga memberanikan diri meng-email kembali bapak kaprodi. Semoga saja itu email yang aktif dan serinig dibuka. Balasannya? Masih Allah yang tahu

Sebelum Masuk Kuliah

Kuliah baru masuk hari senin nanti. Karena saya sudah di Bandung sejak hari Rabu yang lalu, hari-hari saya hingga hari senin nanti masih tentatif. Saya mengajak diri saya untuk mengisi waktu buat jalan-jalan. Pokoknya tiap harinya harus ada acara. Ceritanya balas dendam setelah kemarin liburan cuma di rumah karena kalau mau main kemungkinan besar tak diijinkan ibu heheheee. Sebelum kuliah pun saya sudah menyerukan wacana ke beberapa teman untuk main. Sudah ada yang terancam gagal : main ke Tahura, karena ke sana harus via ojek juga dan baliknya juga bingung. Kecuali teman saya itu bawa motor, sayangnya saat ini hal itu masih khayalan semata hahaha.

Akhirnya kemarin rencana saya dan Wheland untuk nonton terkesekusi. Kemarin menjadi hari pertama saya nonton di bioskop. Bersama Wheland, Kafi, Candra dan Inggi. Nonton "Dibalik 98". Saya bukan orang alay ya. Walaupun kemarin adalah kali pertamanya saya nonton di bioskop, saya biasa saja kok. Ga update status, ga update foto (orang ga foto), yaaa seperti biasa, datar. Kesan pertama saya nonton di bioskop adalah tak bisa bebas. Ya iyalah, orang biasanya saya kalau nonton guling-guling, ditinggal ini itu, posisi berubah-berubah, kaki kemana-mana, ga karuan deh kayaknya. Tapi menurut saya yang penting itu kebersamaannya. ceileeeh. Sayangnya, kami tak terlalu peka sehingga tak menyadari setelah nonton candra kelaparan karena belum makan berat untuk berbuka. Kami malah memutuskan untuk pulang. Hohoooo maafkan kami, Candra!

Hari ini awalnya masih kosong karena rencana ke alun-alun sama wheland tak ada kepastian. Jadi ya saya malas-malasan di kosan hingga Umi dan Ifa, teman kosan saya datang. Obrolan yang cukup singkat tapi mewujudkan wacana : jam 3 sore mau ke alun-alun. Okay! hari ini jalan-jalan lagi. Yeah! Sempat hati ini terombang-ambingkan, bukan maasalah jalan-jalan ke alun-alun tetapi masalah mimpi. Gara-gara saya memutuskan untuk membatalkan niat untuk mencoba salah satu jalan menuju inpian saya karena merasa not well prepared, terlalu mepet, dan gara-gara kabar pak olak... Tetapi orang tua saya masih meminta saya daftar aja. Galaulah hati ini tadi siang. Dalam kegagalan ini saya mendapat sebuah pelajaran :

Jika kita mempunyai mimpi, Segera! Gercep! harus segera mencari informasi dari sana-sini sehingga paling tidak kita tergambar beberapa jalan untuk mencapai impian itu. Selanjutnya, siapkan diri lebih awal! Hahaaa, sepertinya lebih baik saya mempersiapkan diri untuk mencoba jalan yang lain.

Kok OOT. Okay. Pada akhirnya kedua teman saya tadi tak jadi ikut karena sesuatu hal. Akhirnya saya ke Alun-alun bukan dengan orang-orang yang membuat rencana bareng saya tapi malah sama Wheland, Fitri dan Vega. Dengan sedikit buta arah karena memang belum pernah ada yang ke alun-alun, kami berangkat bersama. Memanfaatkan berbagai fasilitas, kiri.travel, google maps, dan teman hahaha.

Ramai. ramai sekali di sana saat kami tiba. Banyak keluarga sedang bersantai di sana. Ada juga anak-anak SMA, pokoknya ramai sekali. Yang seru itu jadi anak kecil, bisa lari sana-sini, tendang sana sini, main ini itu, teriak-teriak tanpa harus malu diliatin orang. wakakakaaa. Ingin sekali rasanya ikut main bola bersama adik-adik tadi.

menyenangkan walaupun saya tak mengerti pembicaraan fitri dan vega, akhirnya saya tercuekkan bersama Wheland. Dan sayangnya tidak ada topik yang menarik untuk dibicarakan. Tidak ada hal aneh nan unik yang kami lakukan kecuali melihat pemandangan, duduk di rumput sintetis dan foto-foto (saya lebih banyak melihat sih, karena tak terlalu suka berfoto). Yah, mungkin orang lain melihat kami seperti anak-anak SMA yang super alay. Gimana ga alay, orang foto-foto ga jelas gitu, tapi sebagian dari itu saya ikutan sih hehe.




Kami pun juga tak tahu jalan pulang. Berbekal keberanian, google maps dan kiri.travel. Kami bertanya-tanya, berjalan sekian ratus meter dan memutuskan naik angkot. Hal yang sedikit menyebalkan : terlanjur naik angkot dan ternayata turunnya masih di dekat area masjid tadi. Kami hanya muter. Oh maaaaan, harusnya jalan saja. Ya sudah pelajaran untuk perjalanan selanjutnya. gara-gara jalan kaki yang cukup jauh tadi sepertinya saya dan Wheland sudah cukup tepar ditambah tak ada topik pembicaraan, jadilah kami berdua duduk diam, lesu, ditinggal vega dan fitri yang asik ngobrol hahaha.

Yaaah, begitulah jalan-jalan ke alun-alun. Pengalaman pertama saya. Ditemani Wheland, Fitri dan Vega. Terima kasih untuk hari ini!

Selamat Datang, Rantau!

Akhirnya hari ini saya tiba di Bandung kembali. Setelah rencana kembali ke Bandung tanggal 7 Januari dibatalkan di J-2 karena tidak disetujui oleh ibu dan mbak saya akhirnya saya memutuskan kembali tanggal 13 Januari karena hari ini perwalian. hehe

Liburan saya yang barusan tak jauh berbeda dengan liburan-liburan sebelumnya. Sebagian besar waktu dihabiskan di rumah. Yang berbeda hanyalah waktu untuk bertemu mbak saya yang berkurang. Yaa sekarang mbak saya sudah menikah, malah sebentar lagi saya akan menjadi bulik. Liburan selanjutnya InsyaAllah saya pulang disambut keponakan baru saya yang sudah berumur 3-4 bulan hehe.

Hari ini ada temu prodi. Jam 8. Tapi saya lihat jam di handphone, 8:06 am saya baru sampai di gedung LFM hehe saya telat sekitar 8 menit. ekspektasi saya akan cukup banyak orang dan ada beberapa dosen seperti temu prodi yang saya pernah saya ikuti. Di depan sudah ada Pak Ichu, sang kaprodi sedang menjelaskan sesuatu. Bukan kuliah tapi penjelasan semacam mau dibawa kemana kami nantinya. Juga diperlihatkan bagaimana cara mengukur keberhasilan dari outcome. Akhirnya saya mengetahui bahwa kerjaan dosen itu banyak. Ternyata di balik semua ini, di balik perkataan pak Asong "Tugas Anda kan belajar, nah, tugas saya membuat Anda belajar," di balik kasih sayang bu Amy, di balik semi baik dan semi seramnya pak Mervin, di balik, di balik, di balik semua ini perjuangan bapak ibu para dosen itu repot juga.

Kami diberitahu bagaimana outcome yang ingin dihasilkan. Entah kenapa rasanya aneh saya membaca dan mendengarnya. Saya flashback bagaimana kelakuan saya selama ini di tengah penjelasan itu. Sepertinya masih jauh dari yang diharapkan. Ada kata-kata dari Pak Ichu yang membekas dalam pikiran saya. "Mengapa Anda di sini dan yang lain tidak di sini?" Petanyaan yang jleb banget. Semakin mengingatkan saya pada pengumuman dari pak olak .. tempo hari. Hahahaa sepertinya saya masih belum benar-benar move on hehehe.

Tadi pertanyaan yang muncul seputar kerja praktik. Sebenarnya saya belum tahu bagaimana prosedur apply kerja praktik hehehe. Bahkan belum memutuskan kp di mana. Sampai-sampai junior saya di unit sudah dua kali mengingatkan saya untuk segera menentukan pilihan hati. Akhirnya setelah selesai saya coba baca-baca blog angkatan atas yang isinya kp. Tapi tetap saja belum menemukan pilihan. Ayo nal! kita harus gercep! jangan loyo!

Gara-gara pengumuman dari pak olak.. kemarin, akhirnya saya memutuskan untuk mundur sebelum memulai langkah ke salah satu jalan menuju mimpi saya. Ya cuma gara-gara pengumuman pak olak.. itu. Tetapi baru saja mendapat sms dari orang tua, isinya : rencana yang kemarin tetep dilakukan saja. Jangan putus asa!. Gimana yaaa?

Tiba-tiba saja saya ingin ikut proyek Ricky Elson. Entah kenapa. Malah terpikir itu dibuat kp. Tapi saya pikir sepertinya kurang etis jika proyek yang bisa dibilang sukarela itu diambil keuntungannya dijadikan kp.

Semester ini sudah dimulai. Perjuangan dimulai kembali. Sekarang waktunya membenahi diri menjadi lebih baik. Harus membahagiakan orang lain :)