Posts

Showing posts from December, 2014

Ga Tau Sebabnya

Ditulis kemarin, 29 Desember 2014

Hari ini seperti biasanya saya masih saja malas-malasan. Hehehee saya juga heran ini saya sudah semakin tua, harusnya lebih dewasa, tetapi masih begini-begini saja. bahkan pagi-pagi saya masih malas-malasan, masih tiduran, sementara ibuk saya sudah melanglang buana ke sawah, ke rumah emak, entah kemana lagi. dasar!

Saya hanya menyapu rumah, setelah itu dimintai bapak saya untuk mengajari bagaimana mmenggunakan computer. Maklum, bapak saya belum pernah belajar computer jadi ya minta tolongnya ke anaknya. Hehehe. Alhamdulillah bisa ngajarin orang tua, hehehee.

Tiba-tiba saja siang hari saya mendapati mbak saya di kamarnya. Hahah, tumben banget. Setelah ngobrol sebentar dengan mabk saya. Jujur, kali ini lebih santai daripada yang pertama ketemukemarin pas dia bareng suaminya. Kemarin awkward banget. Gara-gara ngomongin ayam yang seenaknya pup di emperan depan rumah, eh tiba-tiba mbak saya ngepel emperan setelah saya sapu. Wow! Dia mau olah raga atau gimana saya ga tau. Yang jelas inisiatif sekali dia. Walaupun lagi hamil masih mau ngepel. Hehehe. Tapi tebakanku, sebenarnya itu tanndanya dia nyuruh saya ngepel rumah. Hahahaa. Mbak saya tau saja, kalau kerjaan beginian saya lebih semangat kalau ada teman. Kalau sendirian, mau sampai seminggu pun juga bakal males. Hahahaa cara mendidik yang bagus (y).

Wow, setelah entah berapa lama, tadi sore keluarga saya berkumpul. Lengkap. Ada Bapak, Ibuk, Mbak Ulfah, Saya, dan Agung. Ada rasa yang aneh sih dalam diri saya. entah apa. Hahahaa. Tapi sore itu kami tiga bersaudara mendapat wejangan dari bapak. Dengan cara yang mungkin agak berbeda dengan keluarga lain. Keluarga lain mungkin wejangan diberikan dengan benar-benar ngobrol tapi di sini, di keluarga ini mungkin susah dengan cara seperti itukarena keluarga kami tipe kularga jaim, sok cuek begitu. Jadi kami tadi diberikan wejangan saat kami sibuk membuat makanan. Itu pun bapak saya ngomongnya di kursi yang terhalang lemari. Biasanya kalau pas sedang benar-benar ngobrol dan terasa ada wejangan, ya kami malah nyari kesibukan gitu deh, biar ga kerasa serius kali ya. Ya tapi bapak saya tahu, itu style kami. Kami mendengarkan kok walaupun kelihatan sibuk.

Maghrib pun tiba. Waktunya sholat. Dulu, sebelum mbak saya menikah, mbak saya sholatnya di kamarnya sedangkan kami yang lain sholatnya di tempat sholat umum keluarga kami. Seingat saya terakhir kali kami sholat bersama ya pas puasa yang lalu, tapi bersama suaminya mbak Ulfah. Hahahaa hari ini saya memberanikan diri sok sok an ngajak mbak saya sholat berjama’ah bareng di tempat sholat keluarga. Ya saya bujuk sambil agak merengek gitu sih hehehe. Maklum, itu khas saya.
Akhirnya kami sholat berjama’ah. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, lengkap. Saya sih merasa biasa saja. tapi saya tak tahu apakah alam bawah sadar saya itu terlalu ahli menipu atau bagaimana, setelah takbir pertama pun saya rasanya sudah mau nangis. Sesuatu pasti ada penyebabnya , tetapi saya tak tahu apa sebabnya. Tiba-tiba saja begitu. Saya tahan agar tak ketahuan yang lain apalagi sehabis sholat harus bersalaman dengan yang lain. Saya gam au terlihat lemah dong. Apalagi nangisnya sebabnya ga jelas. Hahahaa dasar!

Tapi pas do’a. Aduh, udah ga bisa ditahan. Untung tempat saya di paling pojok bisa rada menyembunyikan diri tetapi ternyata isakan saya tak bisa ditahan juga. Ya sudah, terlanjur terdengar, saya puas-puaskan saja menangis. Menangis tanpa sebab yang saya ketahui. Mungkin senang atau sedih yang saya tak bisa merasakan atau gimana ya saya juga gak mudheng.


Tapi ya saya senang, tapi ya ga menggebu-gebu banget gitu sih. Saya senang akhirnya keluarga saya rukun. Ngumpul bareng. Masa lalu yang menyebalkan sekarang saya  sudah jarang melihatnya. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, Engkau berikan kenikmatan demikian besar. Banyak sekali hingga hamba tak mengingatnya apalagi menghitungnya. Terima kasih, Ya Allah. Tetap berkahilah keluarga kami!

(mungkin lebih baik tanpa judul saja)

Kemarin saya diajak ibu saya untuk menjenguk saudara jauh yang sedang sakit. Kebetulan rumahnya dekat sekali dengan rumah emak, nenek saya. Yang sakit adalah mbah Parlan. Orang yang dulu saat saya kecil sering menanyakan “jane iki lanang po wedok to?” (sebenarnya ini laki-laki atau perempuan sih?). ya tau lah yaaa saya kan dari dulu semi-tomboy gitu hahaha. Dan kemarin saya melihat beliau terbaring di atas galar (juga biasa disebut amben, tempat tidur yang terbuat dari bambu) dan badannya lebih kurus, terlihat semakin tua.

Saya juga bertemu dengan anak beliau yang tinggl di Semarang. Karena sekian tahun tak bertemu, saya dikira mbak saya. mungkin gara-gara postur tubuh saya yang gede. Hahaha. Karena baru bertemu itulah akhirnya saya ditanya-tanyai ini itu di dalam kamar mbah Parlan yang sakit itu.
Seperti biasa, yang ditanyakan adalah kuliah dimana (di bandung), kok jauh banget (hehe), tepatnya kuliahnya di mana (ITB), oooh. Trus malah membicarakan kalau pulang naik apa, ongkosnya berapa, oh mannn bahkan sampai ditanya trus di sana tidurnya gimana. Dan pertanyaan yang membuat saya kesal itu ya di sana sekolahnya bayarnya berapa. Karena sudah banyak orang sekitar yang tahu ya saya jawab saja, ga bayar.

Mbah Ti pun berkomentar “Lhoh, ranking dong?” Subhanallah komentar ini jleb banget. Sebenarnya mbah Ti, istri mbah Parlan menanyakan ini ya karena mindset-nya masih berpikir bahwa ya hanya orang-orang yang pintar, ber-IQ tinggi lah yang bisa mendapatkan beasiswa. Tapi justru mindset seperti inilah yang membuat jleb. Bagaimana tidak, mendengar pertanyaan itu saya langsung terpikir betapa orang yang bertanya memiliki harapan yang lebih terhadap diri saya. Sedangkan selama ini, saya masih begini-begini saja. Masih biasa-biasa saja. Masih bandel malah. Ditambah lagi pasti tidak hanya satu-dua orang di negeri ini yang memiliki mindset seperti itu dan mempunyai harapan lebih terhadap mahasiswa, orang yang (dalam imajinasi saya) membayangkan nantinya dapat membela dan membantu mensejahterkana mereka. Saya yakin ada jutaan, puluhan juta orang yang berpikiran seperti itu. Miris saya melihat diri saya yang masih begini-begini saja.


Tak lama kemudian kami (saya, ibuk, dan emak) pamitan pulang. Sebelum saya pergi saya menjabat tangan mbah Parlan, cukup lama tangan saya dipegang, beliau sambil meminta didoakan agar sembuh. Beliau juga mendoakan saya agar apa yang saya cita-citakan berhasil. Sebelumnya saya juga diingatkan untuk menjaga diri. Subhanallah, terharu saya didoakan oleh mbah Parlan. Ya bagaimana tidak, selama ini, selama saya masih kecil saya cuek begitu. Trus kemarin banget beliau mendoakan keberhasilan saya. Semoga beliau juga diberikan kesembuhan dan bisa melakukan kegiatan dengan bugar kembali.

Naik Bis, Kembali ke Habitat

Saya kurang tahu “Bis” itu ejaan yang benar menurut kamus besar bahasa Indonesia “Bis” atau “Bus”. Yasudah lah yaa, let’s assume “bis”. Three days ago was my first time going back to habitat by bus. Yaaa terpaksa harus naik bis karena terlanjur membeli tiket kereta untuk jadwal tanggal 22 Desember dan ternyata di tanggal itu saya masih ujian, terpaksa dibatalkan dan mencari ganti yang paling murah : naik bis. Hahahaa.

Setelah merasakan naik bis, saya berkata pada diri saya, untuk selanjutnya, harus berjuang mendapatkan tiket kereta hahahaa. Bagaimana tidak, mungkin karena lama tak naik bis, sebentar-sebentar tiap melek saya pusing. Hohooo padahal sebelum-sebelumnya saya santai-santai saja setiap naik bis. Ditambah dengan jalanan yang belak-belok dan perbelokannya itu sangat terasa dan waktu perjalanan yang samapi 20 jam membuat saya sebenarnya tak ingin lagi naik bisa untuk perjalanan sejauh itu. Naik kereta saja. hahah

Nothing special since I was leaving Bandung until the bus arrived in Kediri. Seperti layaknya penumpang biasa, saya maju mendekat ke area pak sopir ketika merasa tempat saya turun sudah dekat. Saat itu saya sempat ngobrol dengan pak sopir.
“Turun di mana?”
“Di terminal, yang di Mojoroto itu pak”
“Oooh masih jauh”
“Ya sudah pak saya duduk sini saja”

Duduklah saya di kursi samping pak sopir. Mencoba sok akrab, bertanya-tanyalah saya pak sopir ini asalnya dari mana. Dan ternyata beliau orang asli medan dan sejak tahun 1976 (seingat saya) beliau pergi ke pulau Jawa. Wooow! Trus itu ibu saya baru anak-anak, trus bapak ini kelahiran tahun kapaaan, pikir saya.

Pembicaraan berlanjut hingga saya ditanya
“di Bandung kuliah atau sudah kerja?”
“kuliah, Pak”
“ooh, kuliahnya di mana”
Aduh, saya paling sungkan kalau harus ngomong kuliahnya di mana, terpaksa saya jawab dengan perasaan seperti biasanya, semi-takut “di ITB”
“waah, hebat dong! Sekarang kalau di ITB per semesternya berapa?”
Waduh, ditanyain ini lagi, saya makin bingung jawabnya gimana. Apakah saya harus sebut nominal atau ngeles saja. entahlah, tiba-tiba keluar begitu saja dari mulut saya “kalau sekarang sih kalau tanpa bantuan sepuluh juta, Pak.” Oh mann, how rude I’m. why didn’t I just ngeles saja. Oh rude, pikirku.
“Waaah, kalau begitu saya sudah ga mampu”
“Lho kan banyak bantuan, Pak”
“Bantuan dari mana?”
“Banyak beasiswa kok pak. . . . “
“Kalaupun dapat ya paling cuma berapa. Masih ga mampu saya.”

Saya mau membantah dan meyakinkan bapaknya lagi, tetapi saya tahu itu bukanlah saatnya. Semakin saya banyak ngomong nanti bapaknya malah semakin panas. Hohooo akhirnya saya hanya diam saja.
Bapak sopir masih melanjutkan berbicara. Saya lupa pembicaraan persisnya bagaiman tetapi intinya adalah “Pendidikan di Indonesia itu masih belum baik. Masih mahal. Coba lihat sekarang, kesehatan, ekonomi, semuanya masih berantakan.Beruntung orangnya ga tawur melulu.  Cobalah pemerintah itu memberikan perhatian lebih kepada pendidikan. Kalau pendidikan itu baik, nanti kesehatan, ekonomi, politik, semuanya juga baik. Kayak Ridwan Kamil itu (duh, bapaknya sebut merk) misalnya ya minimal di kota Bandung lah, . . . (saya lupa perkataan beliau, kalau tidak salah minimal di Bandung dulu, pendidikannya yang lebih berkualitas, sekolah gratis)”

Ya memang benar kata bapak sopir tersebut. Selama ini saya juga terpikir begitu. Pendidikan itu mempersiapkan generasi berikutnya dan menentukan masa depan bangsa nantinya. Tetapi sayang sekali kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang. Bukan hanya dari segi biaya, kalau kita hanya memperhitungkan biaya, sekolah memang murah tetapi kalau kualitasnya masih kurang ya sama saja. Bahkan di tempat orang tua saya mengajar pun juga kekurangan tenaga pendidik. Selama saya “nginthil” bapak saya ke sekolah-sekolah pun saya juga masih mendapati kondisi ruang kelas yang rusak. Sangat kontras dengan fasilitas yang ada di wilayah kota besar (ya iyalah, nal).

Sebenarnya tak cuma hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pendidikan. Hal yang tidak langsung pun harus mendukung. Saya kesal melihat acara-acara televisi yang menurut saya tidak mendidik. Padahal mereka pemilik stasiun televisi harusnya mengerti keadaan penduduk Indonesia, dimana anak-anak masih menonton pada jam tayang tersebut dan masih banyak orang tua yang belum mengerti atau sudah mengerti tapi membiarkan anak-anaknya mengonsumsi acara tersebut.

Yang bisa saya lakukan ya merebut televisi untuk saya pindah ke acara yang lebih layak dengan alasan “kan aku ga pernah nonton televisi” hahah

Warning! It's Totally Random :v

Waaa actually i don't know what I will write. I just wanna write something but but but . . don't know what have to write. wakakaaaa

I just passed my last exam, Pancasila dan Kewarganegaraan. This is the worst preparation ever in this semester. Even though my preparation was bad. hahahaaa I studied on H-3 (hours - 3, i dont know how to express J-3 (Indonesian) in English) and the last one hour i only read Detective Conan hehehe :v finally, out of my expectation, I just "mengarang bebas" if we say it in Indonesian :v. Yaudahlah yaaa let it go.

Hmmm finally I can go back to my habitat :D yeah, tomorrow will be my first time going home by bus. hahahaaa i think my english is really really bad. It's bad but I force my self to write in english. hahaa sorry for this annoying post.

Oh man, it's so confusing write in english. I haven't used to write in english. hmm i think i got a place to practice my english hehee yep yep in this blog. Hahaa actually i have a project with two of my friends let's call them Rahmi and Fitri, to speak in english. But poorly it was GATOT, failed, man! just because of being impatient, i mean telaten.

Okay, let's start write about something. I had write about my activity beside going to lectures everyday in this semester, i also makes stories in another place, in my club. There are soooo many many stories with different taste. As  I said before, this was my first time having such terrible responsibility. I was being the chairman of the curriculum and methods (let's call it mamet). Yea, it's terrible thing for me to think something serious like that. You know lah yaaa I'm a person usually just an executor and think something haha hihi. But I can do it with my friends hahaaa the proof is i could passed it :D

beside i was a mamet, i also terjun langsung to the field. Become instructor for karawitan team, especially Bonang Barung. I have to terjun langsung being the instructor coz of some reasons. I absolutely forget what my "littel bro" did in those time. But it was a pleased thing to know my new little bro and sis deeper by myself. Hahahaa even I become the one who close to them rather than my two little bros.

let me introduce my little bro and sis. (after wrote this, i think i will describe each of my little bros and sis) but first, you have to know what kind of little bros and sis they are. haha yep yep, we are Keluarga Bonang, orang-orang keren :v so that's why i call them little bro and sis

1. Wheland


This is my first little bro. Hahaha . . . he is a cheerful boy. Usually do odd thing in a right  time, i mean he do something odd to cheer up people around him. Hahaha you have to know that we have a same dream : attend school in Japan. Hahaha honestly something rude happens to me since i firstly met him. I learn many things from him, especially the lesson of life. For me, he is a Orang keren (for my definition). Simple, responsible, kocak, knowing others, good at chemistry, caring others, keren, chinese (that's why many people call him Kokoh), on time, hard worker, if  get busy will have less sleep time on weekdays and has revenge on weekend, will get Sariawan if too busy and stress, dislike Soto with coconut milk, likes YUI and ngaku-ngaku mantannya YUI -_- (I like her too), loves touring so much, these all describe Wheland. hahahaa wish our same dream comes true. Aamiin.

But now he got new aliance, now he is one of Kendhangers. Although now he has new
status : Pengendhang, but he is still orang keren Keluarga Bonang. And he succeed to make me proud of him.

2. Hendrik


he is my second little bro. Why 2nd? because at first, he was not keluarga bonang, he was demunger. but cos of something, he tried to play bonang and now, here we are Keluarga Bonang. But now he found new profecy : an actor. hahaa recently he got a role in pagelaran. kemarin sih jadi Sengkuni, trus juga pernah jadi Petruk. hahaha. Because of his cool hair, if he stand in front of everyone in PSTK, he will be asked to act like a shampoo model. hahahaa. All of my old little bros get new job coy. hahaha but we are still Keluarga Bonang ^^

Now he is the chairman of Artistic division in TW44. He will found his way there, i'm sure. With his odd sentence "Lhoh heh, Lheh hoh" hahahaaaa

3. Imung



At first, i was a bit scared of this my little bro. Haha gimana ga, first time he came to the Kresna class, he gave us (i mean me and mince) an impression that he has a high level of critical thinking. You know lah yaaa i just an ordinary people so i was a bit scared to be his instructor. But in a short time, he is the closest one to me between bonangers 2014 haha. A sensitive person, even he had told me "mbak, your face is odd, you have tasks, don't you?" hahahaaa even he knew in that time i was confused by my tasks and duties. hahaha. in the final task to PLE, Imung became the chairman of the Pagelaran. Wow, it's cool isn't it? Now he has two daughters. Don't think they are his real daughters. He hasn't married, man! hahahaaa they are his friends, a close friend. Just cos of he is older and act more mature than them they call him Bapak. Hahahaa but i think they are a happy family even they haven't known their mom yet. hahahaaa. And you have to know that he is the Bonangers in Pagelaran TW44. Wuuuu (applause). Just guessing, when he was in high school he was a ketua OSIS

an enthusiastic boy, cheerful but often has flat expression, can hold laugh in a long time, caring others, doesn't realize that he got overdose of thinking and suddenly his health drop, a hesitate person, narcissistic person, even his desktop is full of his odd photos, i think that's how i describe him.

I think you have to know that recently all of my friends in PSTK pairs me and imung. hahaa but it's just a joke. Hahaa all of these  cos of my attitude during the process of kaderisasi. hahahaa i think i always like that even with my older little bros, but they react alay-ly this time wkkk. And cos of mishearing my word, Doraemon became doraimung (i like Doraemon coy, so my friends keep the word doraimung for me)

4. Tito


Tito is the top man in his angkatan. He is ketua angkatan coy! hahaa this time Bonangers are cool, right? hahaa the previous bonanger, Wheland just became the candidate and this time, here we present the chief of PSTK 2014, Ahmad Aulia Justisiananto! Wuuu Dor dor dor (imagine a fireworks)

if we compare imung and tito we will get a flatter expression on Tito. Yea, i don't know how can he has that super flat expression. Now in Pagelaran he join Saroners. Oh man, yaudah lah yaaa it's not a problem. yang penting they have curiousity, have a spirit to make a great things haha.

as a leader, if we refer to Ki Hajar Dewantoro's word, tito is a kind of Tut Wuri Handayani leader. He hasn't feel free to stand up, speak and lead in front of his people. an ambitious person, i think he is a bit serous, he loves solidarity. i was amazed when knowing he had been going to America, participated in a contest. Wow!

5. Indah


this girl is childish. She is like me, my self in the first time i came to this campus. has problem in communicate with people, too shame to talk to new people, too afraid to talk in front of people and feels like in the corner even in the middle of hustle. But now, she change little by little. She descends her introvert level a bit. and starts to feel comfort with people. but she still a calm and childish girl.

unfortunately she didn't attend the casting of Pagelaran so she has no role in the stage. But i believe she will get her way to be an Orang Keren. I'm sure.

Yeaaa that's my little bros and sis. I feels that i just a dust if compared to them. They are still growing up, still looking for the way to be an Orang Keren (padahal gue juga iya -_-) I'm sure we will be real Orang Keren someday. This is just the start, guys. Selamat berjuang! keep spirit! make me proud of you all. Hope we will always be a happy and grreat family until soooo many generatios after me and hope whatever our dreams will come true. Aamiin

Hey, Look! I'm a Trainer :v

Barusan saya mengikuti sebuah acara berjudul "Developing Coaching Skill". Acara yang bisa saya ikuti karena dulu saya sempat menjadi trainer dalam acara SSDK untuk mempersiapkan mahasiswa baru. Lihat ini!



Memang saya telat datang ke acara ini. Hahahaa gara-gara malamnya nonton Doraemon dan Avatar Korra wkkkk. Tapi ada perkataan pembicara yang menurut saya keren

"Goal yang kita buat itu baik tapi komitmen kita yang naik turun. Karena cita-cita yang besar membutuhkan energi yang besar"

Setuju sekali dengan kalimat tersebut. Kalau saya coba ngaca (bukan ngaca beneran), memang membayangkan impian yang menjadi kenyataan itu sangat indah tetapi ketika kembali kepada realita, menjalani kehidupan nyata, mengalami berbagai ujian yang ada, diri kita diuji. Di sinilah terasa ombak, badai kegalauan. kalau sudah begini yang susah adalah mengembalikan diri ke jalan yang benar, kembali ke jalan yang lurus. Menjernihkan pikiran, positive thinking dan meyakinkan diri bahwa everything is possible. Meyakinkan diri bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kita, jauh lebih indah dari yang kita kira. Meyakinkan diri bahwa kerja keras tak akan menghianati. Menyadarkan diri bahwa cita-cita yang besar membutuhkan energi yang besar.

Alhamdulillah saya mendapatkan manfaat. Mungkin masih banyak manfaat yang tak saya sadari telah saya dapatkan. hahahaa.

Ada sebuah sesi di mana masing-masing dari kami memberikan masukan ke beberapa orang. And now look what I got


Dan lihaaaat, i'm a trainer

Tinggal Satu Lagi ^^, randomly

Alhamdulillah sekarang sudah tanggal sekian Desember. Ehm, 20 Desember 2014. Semua ujian mata kuliah sudah terlewati kecuali satu : Kewarganegaraan. Leganya sudah melewati ujian-ujian yang super di semester ini. Dengan persiapan yang apa adanya. Oh, yasudahlah kini tinggal berjuang di satu ujian, tawakkal, sabar dan mempersiapkan diri berjuang di level berikutnya. Semoga saja dapat melewati level kali ini. Aamiin.

Another side, selain cerita tentang dunia akademik perkuliahan, banyak juga cerita-cerita pengalaman kehidupan yang kudapatkan. Oiya di tengah semester ini aku juga mengalami pergantian usia by the way :3 . Ngomong-ngomong ini sudah semester ke-5 yang kujalani. Ternyata kuliah tuh cepet juga ya, udah 2,5 tahun nggak kerasa. Hmm semester 5, saatnya harus sudah menentukan tujuan akhir, saatnya bersiap untuk kerja praktik, saatnya menjadi sesosok yang (mungkin) mulai bisa dijadikan teladan, saatnya menjadi lebih DEWASA :) (paragraf ini : randomly by Fitriana NH Aji P 13212089)

Kini semeseter 5 saya sudah hampir berakhir coy. hahahaa sebentar lagi sudah semester 6. There is something special in the 6th semester. Kerja Praktik (baca : KP). harusnya mulai sekarang sudah mulai mempersiapkan. hahahaa jangankan mempersiapkan. mau KP di mana pun juga masih bingung. 

Sempat terpikir KP di Batam. Gara-gara dateng ke STEI Innovation Day dan dapet certa dari pembicara tentang perusahaan smartphone di Indonesia. Dan beliau bekerja sama dengan perusahaan di Batam. jadi pengen deh KP di sana. Sempat juga kepikiran KP di bidang energi. Di pembangkit listrik gitu. Soalnya kayaknya menarik. Juga sempat terpikir KP di Bandung saja, kalau semester ini ada mata kuliah yang harus saya ulang sepertinya saya mengambil opsi ini. kebingungan ini ditambah kegalauan nanti pas KP saya bisa apa? belum pernah ngapa-ngapain. oh mann, mau jadi gimana iniii.

Di akhir semester ini selain terpikirkan akan KP, juga terpikirkan selenjutnya mau sibuk ngapain. Untuk pertama kalinya, for the first time since i'm in this campus saya belum kepikiran selain kuliah mau sibuk ngapain. Jika sebelum-sebelumnya saya disibukkan, dislimur dengan kegiatan di unit, mulai dari jadi peserta kaderisasi, pemain di pagelaran, yang ngurusin pagelaran hingga yang ngurusin kaderisasi, kali ini untuk pertama kalinya saya belum punya kesibukan apapun selain menjadi anak buah Brod yang ngurusin hardskill karawitan massa unit. Tapi prokernya terancam punah (i mean : tiap latihan rutin sepi banget), apalagi ditambah kesibukan persiapan tanggap warsa. Wuuuu. saya belum mengimajinasikan bagaimana saya menikmati TW kali ini. hahahaaaa

Belakangan ini juga terpikirkan sebuah niat buat ikutan exchange. ekstrim memang (menurut saya). Dari munculnya niat ini dan yang terjadi dalam diri saya saya mendapatkan sebuah pelajaran : memang yang paling susah itu berurusan dengan hati, hati diri sendiri. meyakinkan diri sendiri itu sudah susah, apalagi meyakinkan hati orang lain :v Yaaa saya diserang kegalauan. pengen exchange sih pengen. Tapi hal negatif dalam diri selalu menghantui. Yaa tau sendiri lah ya, saya kan orang biasa-biasa aja. Pinter? ga juga, pengalaman organisasi? mulai berkembang, professional experience? emang gue pernah ngapain?, skill komunikasi? biasa-biasa saja, cenderung ansos malah. Nah loh, heh lhoh, Lhoh heh, hal-hal macam itulah yang membuat orang macam saya ini galau. Ditambah lagi pikiran-pikiran miring tentang apakah saya bisa lulus mata kuliah semester ini. Oh God, I really want to take this chance. Maybe this is one of the steps that leads me to my dream. Ya Allah, if this is my "rizqi" please, lead me!

Tulisan di sticky notes^^. Ditemukan tanggal 13 Maret 2014

Tentang keinginan exchange dan mimpi saya itu, saya sudah berimajinasi berkali-kali. Mengimajinasikan urutan orang-orang yang saya kabari bila saya diterima, mengimajinasikan bagaimana saya mengabari orang-orang itu, mengimajinasikan saya meminta tolong seseorang untuk mengantar keberangkatan saya. Bahkan mengimajinasikan orang tersebut suatu saat juga memberikan kabar ke saya bahwa dia diterima exchange atau kuliah di Jepang. hahahaaa sepertinya saya terlalu banyak berimajinasi. Semuanya terasa indah dalam imajinasi ini. hahahaaa ya iya lah.

Mulai sekarang saya harus mempersiapkan diri untuk mimpi saya itu. mempersiapkan diri : memperbaiki kualitas diri. Dimulai dengan menentukan kesibukan semester depan. Ada rencana ingin ikut PALAPA di HME. Juga ada rencana lebih aktif di kementrian Pengmas HME. Ada juga rencana buat ikutan ngajar, entah di mana. Ada juga rencana buat ikutan club yang berhubungan dengan ranah ilmu yang saya pelajari. Tapi itu semua masih rencana. Semoga saja hal-hal yang positif hinggap dalam diri saya.

Keluarga Bonang : It was Ramen Time! ^^


Menyenangkan sekali dapat menghabiskan malam minggu bersama Keluarga Bonang ^^ Tetapi ada penyusup di depan mince. depan mince itu siapa ya???

Baru saja melewatkan waktu bersama Keluarga Bonang. Aliansi keren hahaha. Berharap selanjutnya kekeluargaan makin erat dan agenda ini menjadi habit pertama yang akan meng-habit untuk generasi selanjutnya ^^ Semoga kami bisa tetap menjadi "keluarga" keren di tengah ke-keren-an masing-masing. aamiin

Seperti Biasa : Cerita Akhir Semester

Cepat sekali waktu berlalu. Tiba-tiba saja semuanya menjadi tiba-tiba :D Tiba-tiba saja sudah Desember lagi dan sekarang sudah tinggal UAS. Sungguh sebenarnya saya belum siap menghadapi ini semua.

Semester ini semester yang cukup special dari semester biasanya. Special yang positif juga special yang menyedihkan. Di semester ini untuk pertama kalinya saya mendapatkan amanah yang cukup serius, menjadi seorang mamet. Mamet : males mumet :v Sepertinya dengan menjadi mamet ini saya mendapat kesempatan (lagi) untuk berinteraksi langsung dengan anak-anak baru di unit yang saya ikuti. Sempat dibuat bingung karena pengalaman yang kurang. ga ngerti harus begini dan begitu. Kalau inget saat-saat itu bikin pusing juga. Sayangnya sepertinya saya kurang mempersiapkan dan menata diri dengan baik. Semester ini banyak sekali kulliah yang saya bolos. Beberapa kali tidak mengumpulkan tugas. Dan saya merasa semakin jauh dari teman-teman sejurusan. oh man, betapa terpuruknya saya. Dan  ini lebih parah daripada semester yang lalu.

Dengan kondisi seperti itu performa kuliah saya sangat buruk. Sepertinya saya semakin merasa menjadi orang paling oon hahaha. Pokoknya kalau mengingat saat-saat itu rasanya sedih banget. ga ngerti pelajaran, tiap praktikum nyusahin partner, sering ngerjain tugas ga bener, sering dateng kuliah telat sampai satu jam tetapi di balik itu saya hampir setiap malam di unit.

Saya tak ingin menyalahkan amanah yang saya pegang karena ya itu sudah tanggung jawab tetapi yang buruk adalah saya melalaikan tanggung jawab saya terhadap orang tua dan begitu banyak orang yang mendukung kuliah saya. Sedih saya memikirkan itu. Bahkan pernah di saat-saat akhir akan selesainya tanggung jawab saya di unit bapak saya sampai memarahi saya. diam saya dibuatnya karena kalau bapak sudah marah itu menakutkan berarti saya sudah super nyebelin.

di saat semua sudah berakhir, kuliah sudah selesai, tinggal ujian. sudah beberapa ujian terlewati tetapi . . . ya sudahlah, hasilnya serahkan pada Allah. Kalau begini saya menjadi berpikir kembali, apakah nanti saya jadi apply buat exchange? dengan keadaan yang seperti ini?  Astaghfirullah, padahal beberapa waktu lalu impian itu terasa dekat, tinggal sedikit usaha lagi. Tapi sekarang dengan keadaan seperti ini mimpi itu terasa menjauh bahkan terasa tak mungkin. ah, ini mungkin hanya efek sedih yang membuat negative thinking.

Apapun yang terjadi nantinya, saya belum tahu apa yang akan saya lakukan.

kalau sudah membicarakan hal beginian bingung mau menceritakan hal-hal asyiknya. di balik keterpurukan dan kemunduran performa saya, saya juga mendapatkan cerita indah. mulai dari serunya menjadi kakak, mendapatkan anak didik keren, hingga merasakan kembali hal konyol yang dulu saya rasakan. bingung saya menceritakannya. hanya bisa memberikan gambar-gambar ini

Berfoto bersama bonangers keren : anak didik keren, dan gonger nyasar di Latihan terakhir kelas kresna

foto bareng kelas kresna di latihan terakhir

foto bareng kelas Bisma di latihan terakhir

ramainya persiapan pagelaran

dari awal sebelum semester ini dimulai ini sudah tertempel di kamar saya

mendapat surprise dari teman-teman tercinta dan kado foto bareng murid-muridku nan keren

Tari gambyong saat pagelaran PLE : Jaka Tarub

pemandangan di luar villa, setelah pelantikan


selfie ga jelas bareng Wheland dan Fitri
foto bareng mau pulang dari pelantikan ^^