Urusan Makanan di Negeri Ginseng

Halo! Sudah lama saya ingin menulis tentang ini tapi wacana terus hingga barusan saya mendapatkan dorongan untuk segera menulis.



Well, menjadi muslim di negeri yang mayoritas non-muslim memang perlu sedikit ribet. Mulai dari ibadah, pakaian, hingga urusan yang sangat sangat primer : makanan. Yaaa sudah sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bagi kebanyakan orang non-muslim, daging paling enak adalah yang diharamkan untuk kami muslimin : daging babi. Ya alasan gampangnya karena AL-Quran told us to do so. Namun, lebih dalam lagi, itu karena babi najis dan najis tidak boleh dimakan. Lebih jauh lagi, saya sempat baca artikel bahwa babi itu membawa banyak penyakit. Belum riset lebih jauh. Namun mengetahui bahwa dia omnivora, pemakan segala, termasuk kotoran dan bangkai, hal ini sangat mungkin terjadi. Mungkin karena itu lah Islam mengharamkan semua bagian dari babi : daging, tulang, darah, lendir, kotoran (ya siapa yang mau makan). Dan saya juga pernah dengar penyakit, bakteri atau entah apa hal buruk yang dibawa babi dapat dinetralkan dengan tanah. Mungkin karena itu Islam memberikan tata cara mensucikan najis dari babi dengan tujuh kali basuhan air bersih dan salah satunya dicampur tanah. Besides all of those stuffs, membayangkan penampakan babi saja bisa mengurangi nafsu makan saya. Ya gimana, dia pas hidup saja kelihatan berlemak-lemak, wajahnya ga ada unyu2nya, even versi gambarnya yang dibuat unyu seperti kartun, dan boneka pun juga ga unyu buat saya.

Sebenarnya yang membuat agak susah bukan hanya itu. Memang kami muslimin boleh makan daging (yang lumrah dimakan) selain daging babi, tapi masalah yang selanjutnya muncul adalah urusan halal. Ya, babi haram bukan berarti yang lain ototmatis halal. Daging yang halal adalah daging yang diproses sesuai aturan Islam. Harus disembelih dengan menyebut asma Allah, dengan menggunakan pisau yang tajam, disembelih oleh orang Islam (karena ya yang nyebut asma Allah dengan maksud yang benar lak yo wong Islam to), menyembelihnya di leher hewan (bukan disembelih kaki dulu, misal. Emang ada ya orang yang gitu?), dan mungkin beberapa detil lain yang saya belum tahu. Ya memang agak strict. Dengan kemungkinan bahwa menyembelih di leher dengan pisau yang tajam adalah pengetahuan umum yang diaplikasikan semua penyembelih, perbedaan utama hanyalah penyebutan asma Allah dan penyembelih yang muslim. Hanya dengan perbedaan itu, harga daging halal di negeri non-muslim bisa melambung jauh di atas daging biasa. Setelah saya pikir-pikir, kenapa saya baru concern beginian setelah di sini? Di negeri saya sendiri, Indonesia, yang notabene mayoritas Islam, saya juga harusnya memikirkan masalah ini saat makan ayam. Namun, selama ini saya merasa aman-aman saja. Mungkin karena mayoritas orang Islam gitu ya sehingga kemungkinan daging itu halal cukup tinggi. Apalagi kalau beli dagingnya langsung ke penjual muslim.

Bagi orang-orang yang strict, urusan daging ini menjadi masalah ribet, apalagi kalau orangnya tidak suka sayuran. Itu baru urusan daging doang. Masalahnya adalah, hampir setiap resto yang menyajikan daging menyajikan daging babi. Kegalauan melanda. "Ya ini sebenarnya boleh-boleh aja sih dimakan. Isinya sayuran semua. Lha tapi kan ini jadi alat-alatnya bau babi semua."  Di samping itu, penggunaan minuman beralkohol sebagai bumbu tambahan sepertinya menjadi hal yang lumrah di negeri seperti ini. Saya sendiri, menurut saya, adalah golongan yang so-so. Sebisa mungkin saya menghindari makan daging di resto atau sejenisnya. Namun, kalau kasusnya adalah saya dikasih, maksudnya saya harus makan bersama, atau memang kepepet, misal dalam perjalanan, ya saya makan-makan saja. Saya belum sampai tahap di mana saya mampu menjelaskan kepada sang pemberi bahwa saya menghindari makan itu sementara sebenarnya saya boleh makan daging jenis itu, belum lagi orang di negeri yang sekarang saya tumpangi menganggap menolak pemberian adalah hal yang sangat tidak sopan. Kalau masak sendiri, harus yang halal.

Oleh karena itu,mencari makanan di negeri non-muslim harus mau agak ribet kalau menjadi orang yang strict.

Masalah lebih rumit muncul seiring dengan banyaknya produk siap makan yang diproses dengan mesin yang juga digunakan untuk memroses pork. Entah sudah berapa kali saya terlanjur makan dan minum yang seperti itu. Apalagi saat belum bisa baca tulisan Korea selancar sekarang. Dulu, saat masih pertama di sini, awalnya saya sok merhatiin tulisan-tulisan di belakang kemasan. Tapi percuma. Tulisannya banyak, ga tahu yang komposisi yang mana. Lihatnya saja sudah pusing kepala. Jadi waktu itu saya hanya beli dan makan-minum yang sekiranya memang biasa saya makan dan minum.

Hingga suatu hari, akhirnya setelah akrab dengan orang yang ngerti dan sefaham dengan saya, dia memberi tahu saya bahwa setiap makanan di Korea ini akan memberikan highlight kandungan2 yang perlu diperhatikan, misal : tepung, telur, susu, pork, dll. Ini ditujukan untuk memudahkan orang-orang yang tidak boleh makan hal-hal tersebut. Biar mereka ga harus melototin semua komposisi, apalagi bagi foreigner. Semenjak itu, saya memperhatikan highlight itu. Saya membeli makanan dan minuman yang di highlightnya tidak ada pork.

Semuanya fine2 saja hingga suatu hari saya menemukan kata  dweji gogi (pork dalam Hangug-o) di bagian non-highlight. Bagian yang tidak saya perhatikan selama ini. Setelah nanya gugel translate ternyata artinya, "produk ini diproses dengan mesin yang sama untuk memroses : bla bla bla." Dan ada dweji gogi di sana. Oh man! Untuk masalah ini, saya berprinsip, yang sebelumnya ya sudahlah. Tapi kalau sudah jelas-jelas tahu bahwa itu bercampur dengan mesin untuk memroses babi, dan babi itu najis, berarti mesinnya masih najis selama belum kena banyak air dan diberi tanah. Mungkin ini terlihat sepele. Sempat muncul pikiran, "Ah kan cuma pakai mesin yang sama. Kena tepung, atau bahan-bahan yang lain harusnya "bau" babinya bisa diabaikan lah" tapi setelah saya pikir lebih lanjut, kalau sudah ada peringatannya, kenapa tidak dihindari saja. Kesadaran akan hal ini membuat sedih karena banyak jajan yang saya sukai ternyata masuk kategori bagian ini.

Sampai saat ini, saya kadang masih agak skip bagian mesin-mesin ini karena memelototi tulisan untuk nyari kata I jaephumun bla bla bla, menguras kesabaran dan membuat saya mengambil keputusan "Udah deh, beli aja dulu. Kelamaan. Ga enak di sini kelamaan. Dibaca entar aja." Sudah dua biji jajan saya sumbangkan ke teman karena terlanjur beli, dan tiga biji saya buang karena sudah terlanjur saya konsumsi separuh dan baru sadar ada tulisan itu -,-

Ya kalau jajan-jajan asin gitu pantes lah ya kalau "bau" daging-daging gitu. Lhah, barusan saya nemu di minuman kalengan, coy. Saya sudah habis separuh, trus baru nemu itu tulisan I jaephumun .... ADA DWEJI GOGI. Karena itu brandnya sama dengan kopi yang saya konsumsi beberapa menit sebelumnya, saya cek lah si kaleng kopi. ADA JUGA COY. Kopinya udah abis lagi. Siapa yang nyangka sih itu minuman manis diolah pakai mesin buat ngolah daging yang notabene harusnya buat mroses benda padat dan mayoritas asin -,-

Setelah menyadari terlalu banyak jajanan yang saya ga bisa makan, saya nggremeng, "Trus jajan apa dong? Kalau ga ada tulisan tentang mesin pemroses, bisa makan banyak jajan sih. Ah ditulis sih. Coba ga ditulis"  Dasar ya, orang suka makan -,- Tapi bukankah itu sangat mendukung untuk menghemat, Nal?? 

Agak ribet kan? Ya buat saya sih gitu. Beda orang, beda prinsip. Paling aman ya masak sendiri, ga usah jajan. Sekalian bisa nabung lebih banyak.

Namun, di sini saya kagum juga dengan informasi di bungkus makanan. Lengkap, Coy. Ada jumlah kalori yang mencolok di bagian depan. Orang Korea sangat memperhatikan kalori makanannya, mungkin ini implikasi dari stereotip yang beredar : Orang Korea sangat memperhatikan penampilan (ga tahu beneran atau engga tapi kayaknya iya banget). Trus di bagian komposisi, mereka memberikan detail hingga bahan ini produk negara mana. Ada highlight kandungan yang umumnya beberapa orang ga bisa makan. Setelah di depan ada jumlah total kalori, di belakang ada lebih detail lagi, semacam persen AKG di produk Indonesia. Dan juga info tentang produk tersebut diproses dengan mesin yang digunakan bersama bahan apa saja. Ya. Cukup lengkap.


Ada keterangan kalori total, coy.



Keterangan :
1. Komposisi, Detil sampek disebutin asal negara bahannya. ...san itu artinya dari negara ...
2. Highlight kandungan yang biasanya orang ga boleh makan. Di gambar ini ada uyu = susu.
3. Keterangan produknya diproses dengan mesin bersama bahan apa. Sudah habis diminum, ternyata ada tulisan dweji gogi nya. Hiks. Ga bisa minum ini dong :(
4. Keterangan AKG

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan