Cerita Saja (8)

Beberapa hari ini saya disadarkan akan sesuatu yang sebenarnya sudah saya tahu dari zaman dulu. Bukan hal yang baru namun mendapatkannya dari pikiran sendiri, melalui perenungan sendiri, rasanya sangat berbeda dengan hanya sekedar katanya atau mengetahuinya secara normatif.

Dimulai dari yang negatif dulu. Dulu ketika saya berinteraksi dengan yang berhubungan dengan kpop atau drama korea, entah itu fans beratnya atau hanya mendengar kisah seseorang melalui orang lainnya, respon saya adalah, "kok bisa sih sampek kayak gitu", "apa sih menariknya?". Saya super heran ketika mbak kosan saya cerita bahwa mantan penghuni mantan kamar saya dulu penggemar korea, sampek jarang kuliah, tiap malem dia ketawa-ketawa sambil nggebuk2 lantai kosan yang terbuat dari kayu. Karena jarang sekali keluar, orang sekitar khawatir dan digedor-gedor, sekalian dibilangin biar ga berisik malem-malem sih, bahkan sampai dosennya ngedatengin kosan karena dia jadi super jarang kuliah. Nah sekarang nih saya merasakannya, ternyata kecanduan korea itu memang nyata dan sulit berpalingnya juga nyata.

Ada juga beberapa hal positif yang saya dapat beberapa hari ini.

Melihat bagaimana fenomena sekitar saya, akhirnya saya sadar bahwa orang yang dulu remah-remah pun dapat menjadi keren dan menginsprasi orang lain. Dan ini dengan cara yang tak diduga-duga. Kakak tingkat yang saya ngefans, pengen kenalan properly tapi belum keturutan, dulu belum pernah kepikiran bisa programming. Dia dulu malah merasa sepertinya dia lebih suka yang berhubungan dengan hardware (sepenangkapan saya haha). Tapi ternyata Tuhan membawa jalan hidup dia untuk berteman dengan programming ketika Dia mengabulkan salah satu mimpinya. TAnya juga tenyata dibawa ke arah programming. Kerjaan yang didapatkan pun bukan posisi yang dia apply tapi posisi yang didapatkan karena departemen tempat dia sekarang bekerja tertarik dengan dia. Ada lagi yang lain, teman saya. Dia yang terlihat selalu tersenyum lemah lembut, rendah hati, bahagia dan belakangan terlihat mencapai sesuatu yang keren, ternyata dia dulu juga pernah terpuruk. Namun ternyata Tuhan membawa dia untuk mencapai sesuatu yang keren.

Saya akhirnya sadar, semuanya sudah digariskan, kalau Bapak saya mengingatkan saya sih katanya "sudah ditulis sejak zaman azali." Mau kita awalnya merasa akan passion di manapun, Tuhan akan memberikan jalan sedemikian sehingga yang sesuai dengan jalan takdirNya. Kakak tingkat saya yang tadi bisa jadi contohnya. Selain itu, saya sempat mengikuti sebuah seminar yang diadakan oleh sebuah perusahaan surat kabar. Saya tertarik dengan wartawan yang menjadi pembicara. Dia dulu kuliah jurusan arsitektur. Dia suka bidang itu. Namun ternyata Tuhan membimbing dia untuk bermanfaat melalui jalan menjadi penulis. Beliau sudah membuat sebuah -- mari kita bilang proyek tentang kebencanaan. Keliling Indonesia, mengulik pengetahuan masa lalu dan pengetahuan lokal tentang kebencanaan. Jadi kayak semacam National Geographic versi Indonesia. Namun beliau bukan benar-benar berpaling dari yang telah ditekuni sebelumnya, beliau masih senang melakukannya, as a hobby. Keren? Iya. Menginspirasi? Iya. Berguna? Iya. *menurut saya*

Setiap orang diberikan ujian sendiri-sendiri juga baru keluar dari pemikiran saya. Kenapa baru sadar sih kalau tiap orang diuji di bidang yang berbeda-beda. Saya merasa tersentuh dengan kenyataan itu. Ketika saya masih harus berperang lebih dengan diri saya sendiri, teman sekamar saya harus berperang menghadapi kenyataan lingkungan kerja dan keluarganya, memikirkan mimpi dan rencana ke depannya sebagai seseorang yang sudah lulus. Salah seorang teman yang lain harus berperang melawan diri dalam perspektif yang berbeda dengan saya. Contohnya sudah saja ya haha. Saya tersentuh, Tuhan benar-benar melihat kita secara individu. Tuhan mendidik kita dengan materi yang berbeda, dengan porsi yang berbeda. Tuhan benar-benar memperhatikan setiap diri kita. 

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan