Dari Bandara Zürich, kami naik kereta menuju Lyss via Bern. Pada kisah sebelumnya, saya sudah mengaktifkan paket data sehingga dapat melihat jadwal kereta. Untuk melihat jadwal kereta di Swiss, kami menggunakan SBB Mobile App. Meskipun ada aplikasi lain yang memungkinkan untuk melihat jadwal kereta, SBB Mobile ini yang digunakan nationwide. Memang SBB adalah perusahaan penyedia jasa kereta api nasional di Swiss, semacam KAI kalau di Indonesia. Jadi SBB Mobile adalah KAI Access di sana. Pembayaran sebenarnya dapat dilakukan via aplikasi tersebut dengan kartu kredit. Namun, karena sangu kami tidak dalam kartu kredit, kami membeli tiket fisik.
Tampilan SBB Mobile.
Sejenis kereta yang kami tumpangi
Suasana peron di stasiun Zürich Flughafen
Pemilahan sampah yang dilakukan: kertas - aluminium (kaleng) - botol plastik - sampah lainnya
Tiket kereta kelas 2 Zürich Flughafen - Lyss berharga 61CHF. Beda kelas 1 dan kelas 2 adalah tempat duduk. Kelas 1 mendapatkan kepastian tempat duduk, amat berguna untuk perjalanan jauh yang sering penuh. Sementara itu, tidak ada tempat duduk khusus untuk kelas 2. Selama ada tempat duduk kosong, dipersilakan duduk. Namun, selama perjalanan kami, selalu ada tempat duduk kosong cukup banyak kok. Setelah googling lebih lanjut, ternyata tempat untuk kelas 1 tempat duduknya lebih nyaman dan jendelanya lebih lebar. Di beberapa rute, kelas 1 dapat memperoleh meal on train. Untuk perjalanan antar-kota begini, kelas 2 menurut saya sudah cukup nyaman. Begini saja kami berempat sudah ber-wah ria.
Disediakan tempat koper. Belakangan saya pernah lihat di kereta Jakarta - Madiun (lupa kereta apa) juga sudah menyediakan tempat koper begini
Cukup lengang dan nyaman.
Agar saya selalu mengenang kebersamaan dan kedekatannya, saya rasa swafoto cukup perlu untuk dilakukan.
Model kami sedang sholat di kereta
Tiket fisik Zürich Flughafen - Lyss via Bern
Rute kami Zürich-Bern-Lyss. Tiba di Bern, kami berganti kereta. Saya pikir kami akan kebingungan. Ternyata fasilitas di sana membuat menemukan peron menjadi mudah. Maaf sekali saya hanya mendokumentasikan satu suasana di Stasiun Bern. Kami sudah rempong dengan barang bawaan.
Sebuah lorong menuju peron di Stasiun Bern
Dalam perjalanan Bern - Lyss
Kami tiba di Lyss sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Selanjutnya kami harus berjalan menuju hotel. Kami menginap di Hotel Weisses Kreuz -- dan beberapa hari setelahnya pindah ke hotel lain untuk selanjutnya kembali lagi ke hotel lama. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun Lyss. Banyak toko sepanjang perjalanan menuju hotel. Menulis ini, membuat saya ingat suasana sore itu. Menyenangkan sekali. Bahkan cuacanya masih terbayang.
Di depan Stasiun Lyss
Berikut saya lampirkan sebuah dokumentasi perjalanan menuju hotel agar pembaca yang budiman dapat terbayang indahnya sore itu.
Karena judulnya Menuju Lyss, Bern, kurang pas rasanya jika tulisannya dibawa ke mana-mana. Cukuplah hingga sampainya kami di Lyss, Bern saja. Akhir kata, akhirnya saya tiba di kamar hotel.
Btw Lyss adalah sebuah kota kecil di Canton of Bern. Orang Swiss asli menyebutnya village. Kami, dengan representasi village sendiri, tidak bisa menerima sama sekali bahwa area seramai itu disebut village. Bagi kami, tetap saja itu adalah sebuah kota.
Kemarin saya keluar dengan ibu dan adik saya. Ceritanya ibu mau membelikan kami pakaian baru dalam rangka mau lebaran (sebenarnya biasanya memang kami dibelikan pakaian baru pas mau lebaran doang sih haha). Setelah berjalan-jalan lihat beberapa toko, saya sudah mendapatkan apa yang diperlukan, tinggal adik saya. Akhirnya di toko terakhir, ibu saya mencarikan apa yang diperlukan adik saya. But they bought pentol and ice instead -___- katanya yang dicari ga ada, jadi beli jajan di depan toko saja. Tapi siapa sangka penjual pentol itu juga jualan Es Wawan. Penampakan Es Wawan itu seperti ini. Disebut Es Wawan karena di bungkus dan tempat menyimpan es nya ada tulisan "Wawan" yang merupakan merk es ini. Sudah lama sekali saya tidak menemui orang jualan es ini. Terakhir saya beli harganya masih Rp600,00 (zaman MTs kalau ga salah), kemarin harganya sudah Rp1500,00 hahahaa jauh sekali. Es ini punya banyak rasa. Dulu waktu zaman saya masih TK, seingat saya cuma ada rasa cok...
Comments
Post a Comment