Teman

Barusan saya menghabiskan waktu dengan seorang teman seperjuangan, Astuti namanya. Saya bilang seperjuangan karena kami pernah berjuang di beberapa institusi yang sama. She wasn't my close friend, yet she is, I think.

Punya teman itu sangat menyenangkan, apalagi teman seperjuangan atau teman dekat. Mereka bisa menjadi tempat berdiskusi, saling memberi, berbagi, dan menguatkan. Orang yang berperan banyak menyisipkan memori tak terlupakan.

Dalam definisi saya, teman dekat adalah teman yang saya dapat dengan senang hati mencurahkan hampir segala cerita dan isi hati saya. Benar-benar hampir segala yang saya alami. Kalau teman seperjuangan, ya teman yang mengalami hal yang sama jadi bisa berbagi tentang hal tersebut.

Saya sangat bahagia, malam ini bisa bertukar cerita dan pikiran dengan Astuti. Mulai dari keluh kesah, pemikiran-pemikiran yang muncul hingga hal-hal konyol. Karena kami pernah mengalami hidup di institusi yang sama, kami pun banyak menguak cerita-cerita masa lalu yang terjadi pada kami. Seru sekali. Membuat kami banyak menertawakan betapa konyolnya kami dahulu. Merefresh sejenak pikiran dari ketegangan memikirkan masa kini dan masa depan.

Btw ternyata ga cuma saya yang mikir bahwa masa paling indah adalah masa MTs. Astuti juga berpikir begitu. Kalau saya sih, masa MTs itu paling indah karena saya punya geng, dan saya ngerasain kekonyolan asmara abg. Di SMA, saya ga bisa bilang punya geng, dan juga saya ga ngrasain yang namanya demen sama cowo. Lagian, saya bisa bilang, saya sekolah di SMA yang tidak saya inginkan. Ga bisa bilang itu karena kemampuan saya (karena saya belum mencoba) tapi karena alasan lain. Padahal banyak orang bilang masa paling indah adalah masa SMA. For me, NO! MTs is the best! 

Saya jadi pengen ngiming-ngiming, membujuk-bujuk adik saya biar nanti lanjut sekolah di MTs tempat saya sama mbak saya sekolah dulu. Hahaha

Terima kasih kepada :
+ Hidayah, Hasna, Rahma, Jazilah, dan Agustian atas segala kisah, terutama selama dua tahun kita satu kelas ;
+ Teman-teman satu kelas 7H sampai 8H  yang menambah warna kisah kami. Tapi sejujurnya yang paling kerasa itu pengaruh Wartet Kwek-Kwek : Sadewo, Nasarullah, Dhiya' Udin, dan Ali, dengan segala kekocakannya;
+ Dia (yang namanya tidak saya sebut di sini -- malu coy) yang menjadi tokoh utama kisah romansa abg alay saya wkwk.
+ Dan tentu tak lupa angkot yang kami sebut len (huruf e nya dibaca kayak bilang huruf "n"), berperan serta membantu kisah romansa abg saya wkwk;

Kalian terbaik! Terima kasih telah membuat masa MTs saya begitu berkesan.

Maaf sekali teman-teman kelas 9, masa paling berkesan bagi saya selama MTs memang saat kelas 8 karena sudah training hidup bersama teman-teman yang sama di kelas 7. Sementara di kelas 9 saya harus berpisah dengan teman satu geng dan beradaptasi ulang dengan teman-teman baru.

Namun, bukan berarti kalian terlupakan. Kenangan dengan kelas 9C mayoritas adalah kenangan belajar karena banyak ujian, try out dan fokus UAN. Saya masih ingat, menyetujui kalian mengunci pintu dari dalam kelas untuk guru (yang katanya) paling killer sehingga beliau ga bisa masuk buat ngajar mungkin adalah tindak "kriminal" pertama yang saya lakukan kepada guru secara terang-terangan.

Terima kasih semuanya. Kalian membantu saya bertumbuh hingga seperti saya yang saat ini. Kalian membuat masa MTs saya benar-benar seru dan berkesan.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan