Saya Pulang Lagi
Assalaamu'alaikum. Oraen mane!
I am on the train rite now keurigo I am gonna write about today's chaos and the prequel.
Sebenarnya saya baru sampai Bandung tiga hari yang lalu tapi hari ini saya pulang lagi ke kampung halaman. Rencana awalnya, saya ga akan balik hingga nanti wisuda. Saya mau menyelesaikan urusan-urusan kampus, dan tentunya melamar loker-loker. Sebenarnya melamar loker bisa dilakukan di rumah sih. Namun, saya adalah tipe orang yang kurang bisa melakukan pekerjaan seperti itu di rumah. Tiap liburan, rencana ingin belajar ini-itu, mengerjakan ini-itu, yang berhubungan dengan kuliah, pasti gagal. Di rumah, hampir tidak bisa membuka laptop, buka hp pun jadi lebih jarang. Banyak kegiatan dilakukan dengan berinteraksi langsung. Di rumah ya waktu buat sama keluarga. Mungkin itu yang tertanam di alam bawah sadar saya. Makanya, saya kemarin mikir mending saya cari kerja itu di Bandung biar fokus dan kalau ada panggilan pun mungkin akan lebih mudah, mengingat banyak loker yang menarik perhatian saya berlokasi kalau ga di Bandung, ya di Jakarta.
Saya juga sudah daftar buat jadi buddy for international student orientation. Sudah diterima. Harusnya kemarin jam 3 sore brifing dan hari ini hari pertama orientasi. Namun, sebuah kabar sampai ke saya. Ibu saya masuk rumah sakit. Saya ga tahu sih itu sakit parah atau engga. Bagi saya sakit yang sampai dibawa ke rumah sakit dan dioperasi itu ya serem regardless itu mengancam nyawa atau tidak. Saya diminta pulang, paling ga bantuin ngurusin rumah sama keponakan. Langsung saya batalkan kebersediaan jadi buddy, janji bantuin TA Zulfa, dan jalan-jalan sama Zulfa dan Cici. Urusan administrasi juga sebagian sudah diselesaikan. Sisanya tinggal minta bantuan teman seperjuangan, Mas Ikhlasul. Saya berencana pulang hari ini.
Kabar sudah menyebar ke beberapa oran. Eeeeeh sorenya dibilang, "ga usah pulang aja deh. Nanti kamu tetep geger balik lagi." Ya kalau ada yang perlu diurus ya balik kaleee. Tentu saja saya menolak! Hey! saya terlanjur membatalkan rencana jadi buddy yang saya pengen jadi kepanitiaan terakhir saya selama kuliah, sudah ngebut buru-buru ngurusin yang harus diurus, sudah nunda nonton ahjussi cakep si dokkebi, sudah mbatalin janji bantuin TA Zulfa -- kasihan dia, mbatalin acara seneng-seneng pula. Saya sudah mengorbankan itu semua dan dibilang ga usah pulang karena alasan sekonyol itu? Oh my God, sabarkanlah hati ini.
Nah akhirnya pagi ini saya jadi pulang. Naik kereta Lodaya yang saya kira saya pesan berangkat dari Stasiun Bandung. Setelah di check-in counter, saya baru sadar bahwa saya salah milih stasiun keberangkatan. Tiket itu dijadwalkan untuk berangkat dari Kiaracondong. Saat itu, waktu tinggal sekitar 30 menit. Daripada macet dan ada kemungkinan telat, saya pun mikir mending saya nglobby buat berangkat dari Stasiun Bandung. Toh cuma selisih satu stasiun. Atau kalau memang harus melalui pembatalan, gapapa bayar dikit, daripada harus menunda sampai sore ini kalau telat. Toh sebenarnya sama-sama membayar lagi kalau beli untuk sore ini.
Saya antri di loket keberangkatan langsung. Trus diminta mencoba ke penjaga boarding saja. "Sayang uangnya," kata mas petugas. Oleh penjaga boarding, saya diminta ke customer service, untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Di CS, mbak CS mencoba menghubungi CS di stasiun Kiaracondong namun di sana belum ada orang. Akhirnya ....
"Mbak, coba bawa ini ke petugas boarding dan naik kereta dulu saja. Nanti saya mintakan bantuan ke teman di Kiaracondong untuk men-check-in-kan dari sana."
I passed the boarding part. Saya menuju tempat duduk dengan hati yang masih gelisah. Gimana kalau CS di Kiaracondong ga dateng-dateng trus ga sempet di-check-in-kan? Walaupun gelisah, I am amazed, banyak bule di kereta ini. Ngarep banget bisa duduk sebangku sama bule yang enak diajak ngobrol trus ngobrol banyak. Kan seneng. Haha
Beberapa menit kemudian, saya ditelpon Mbak CS. Dia akan menyusul saya. Kami bertemu.
"Mbak, ini tadi saya salah. Ternyata tadi tiketnya saya batalin. Ini saya kasih Mbak tiket baru tapi pindah tempat duduk ke sini."
Masih ragu, saya sms si Mbak CS, apakah saya perlu melakukan pembayaran terkait pembatalan ini atau tidak. Tidak, katanya. Bahagiaaaaaaa.
Terima kasih PT KAI. Pelayanannya sangat baik sekali. Customer Servicenya baik sekali. Regardless today's experience, saya tetap bangga sama PT KAI karena banyak banget perbaikan dalam pelayanannya. Saya pengguna kereta api sejak tahun 2012, dimana tiket ekonomi kahuripan masih 38ribu, masih ada "pop mie, pop mie, kopi" dari luar stasiun bersliweran di dalam kereta; hingga sekarang yang sampek ada On Trip Cleaning, Check- in mandiri yang memudahkan pemesan onlen biar ga perlu ke CS buat nyetak tiket, hingga banyak pembangunan di stasiun-stasiun. Terima kasih KAI, kamu sangat berjasa mendukung perkuliahan saya selama ini.
Kok jadi kayak iklan yak -_-
I am on the train rite now keurigo I am gonna write about today's chaos and the prequel.
Sebenarnya saya baru sampai Bandung tiga hari yang lalu tapi hari ini saya pulang lagi ke kampung halaman. Rencana awalnya, saya ga akan balik hingga nanti wisuda. Saya mau menyelesaikan urusan-urusan kampus, dan tentunya melamar loker-loker. Sebenarnya melamar loker bisa dilakukan di rumah sih. Namun, saya adalah tipe orang yang kurang bisa melakukan pekerjaan seperti itu di rumah. Tiap liburan, rencana ingin belajar ini-itu, mengerjakan ini-itu, yang berhubungan dengan kuliah, pasti gagal. Di rumah, hampir tidak bisa membuka laptop, buka hp pun jadi lebih jarang. Banyak kegiatan dilakukan dengan berinteraksi langsung. Di rumah ya waktu buat sama keluarga. Mungkin itu yang tertanam di alam bawah sadar saya. Makanya, saya kemarin mikir mending saya cari kerja itu di Bandung biar fokus dan kalau ada panggilan pun mungkin akan lebih mudah, mengingat banyak loker yang menarik perhatian saya berlokasi kalau ga di Bandung, ya di Jakarta.
Saya juga sudah daftar buat jadi buddy for international student orientation. Sudah diterima. Harusnya kemarin jam 3 sore brifing dan hari ini hari pertama orientasi. Namun, sebuah kabar sampai ke saya. Ibu saya masuk rumah sakit. Saya ga tahu sih itu sakit parah atau engga. Bagi saya sakit yang sampai dibawa ke rumah sakit dan dioperasi itu ya serem regardless itu mengancam nyawa atau tidak. Saya diminta pulang, paling ga bantuin ngurusin rumah sama keponakan. Langsung saya batalkan kebersediaan jadi buddy, janji bantuin TA Zulfa, dan jalan-jalan sama Zulfa dan Cici. Urusan administrasi juga sebagian sudah diselesaikan. Sisanya tinggal minta bantuan teman seperjuangan, Mas Ikhlasul. Saya berencana pulang hari ini.
Kabar sudah menyebar ke beberapa oran. Eeeeeh sorenya dibilang, "ga usah pulang aja deh. Nanti kamu tetep geger balik lagi." Ya kalau ada yang perlu diurus ya balik kaleee. Tentu saja saya menolak! Hey! saya terlanjur membatalkan rencana jadi buddy yang saya pengen jadi kepanitiaan terakhir saya selama kuliah, sudah ngebut buru-buru ngurusin yang harus diurus, sudah nunda nonton ahjussi cakep si dokkebi, sudah mbatalin janji bantuin TA Zulfa -- kasihan dia, mbatalin acara seneng-seneng pula. Saya sudah mengorbankan itu semua dan dibilang ga usah pulang karena alasan sekonyol itu? Oh my God, sabarkanlah hati ini.
Nah akhirnya pagi ini saya jadi pulang. Naik kereta Lodaya yang saya kira saya pesan berangkat dari Stasiun Bandung. Setelah di check-in counter, saya baru sadar bahwa saya salah milih stasiun keberangkatan. Tiket itu dijadwalkan untuk berangkat dari Kiaracondong. Saat itu, waktu tinggal sekitar 30 menit. Daripada macet dan ada kemungkinan telat, saya pun mikir mending saya nglobby buat berangkat dari Stasiun Bandung. Toh cuma selisih satu stasiun. Atau kalau memang harus melalui pembatalan, gapapa bayar dikit, daripada harus menunda sampai sore ini kalau telat. Toh sebenarnya sama-sama membayar lagi kalau beli untuk sore ini.
Saya antri di loket keberangkatan langsung. Trus diminta mencoba ke penjaga boarding saja. "Sayang uangnya," kata mas petugas. Oleh penjaga boarding, saya diminta ke customer service, untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Di CS, mbak CS mencoba menghubungi CS di stasiun Kiaracondong namun di sana belum ada orang. Akhirnya ....
"Mbak, coba bawa ini ke petugas boarding dan naik kereta dulu saja. Nanti saya mintakan bantuan ke teman di Kiaracondong untuk men-check-in-kan dari sana."
I passed the boarding part. Saya menuju tempat duduk dengan hati yang masih gelisah. Gimana kalau CS di Kiaracondong ga dateng-dateng trus ga sempet di-check-in-kan? Walaupun gelisah, I am amazed, banyak bule di kereta ini. Ngarep banget bisa duduk sebangku sama bule yang enak diajak ngobrol trus ngobrol banyak. Kan seneng. Haha
Beberapa menit kemudian, saya ditelpon Mbak CS. Dia akan menyusul saya. Kami bertemu.
"Mbak, ini tadi saya salah. Ternyata tadi tiketnya saya batalin. Ini saya kasih Mbak tiket baru tapi pindah tempat duduk ke sini."
Masih ragu, saya sms si Mbak CS, apakah saya perlu melakukan pembayaran terkait pembatalan ini atau tidak. Tidak, katanya. Bahagiaaaaaaa.
Tiket paling berkesan
Terima kasih PT KAI. Pelayanannya sangat baik sekali. Customer Servicenya baik sekali. Regardless today's experience, saya tetap bangga sama PT KAI karena banyak banget perbaikan dalam pelayanannya. Saya pengguna kereta api sejak tahun 2012, dimana tiket ekonomi kahuripan masih 38ribu, masih ada "pop mie, pop mie, kopi" dari luar stasiun bersliweran di dalam kereta; hingga sekarang yang sampek ada On Trip Cleaning, Check- in mandiri yang memudahkan pemesan onlen biar ga perlu ke CS buat nyetak tiket, hingga banyak pembangunan di stasiun-stasiun. Terima kasih KAI, kamu sangat berjasa mendukung perkuliahan saya selama ini.
Kok jadi kayak iklan yak -_-
Comments
Post a Comment