Balik Kampung Dadakan

Tuhan tidak membiarkan saya serta-merta bahagia begitu saja sehingga beberapa hari yang lalu saya memutuskan pulang kampung cukup mendadak. Adek sudah ga kuat, Bang. Ada banyak hal menarik selama perjalanan pulang, mulai dari obrolan dengan Pak Rahmat tentang perasaan orang tua terhadap anaknya. Sempet ke terminal paling keren yang pernah saya datangi sampai saat ini. Pelajaran dari kernet bus : (sepertinya) kebanyakan orang hanya akan baik pada kalian jika kalian memberikan sesuatu yang menguntungkan dia, jika tidak merugikan dia pun bisa saja dia pergi. Melihat kehidupan di bus, saya menyadari banyak laki-laki Indonesia yang ga gentle, khususnya yang sempat satu bus jurusan Solo-Surabaya dengan saya.

Sekitar dua jam setelah sesampainya saya di rumah, Amel datang ke rumah saya. Sama kedua orangtuanya. Itu mendadak banget. Saya belum sempet nyiapin apa-apa. Bersih-bersih, nyapu2 gitu aja belum -_- Tanggal 6 nanti InsyaAllah kami akan berangkat bareng. Kalau dulu kami naik kereta bareng sebagai awal kami menuju kampus masing-masing, semoga kali ini menjadi penutup tanggung jawab kami di kampus. Semoga setelah keberangkatan ini, saat kami kembali lagi, tanggungan kami sudah tuntas semua. Tolong, Tuhan, tolong ... Tolong buat happy ending yang indah banget untuk kehidupan kampus kami.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan