Posts

Showing posts from October, 2016

Vanilla Twilight




Listening to Vanilla Twilight --- repeat mode hahaha

Vanilla Twilight by Owl City adalah salah satu dari sekian lagu yang spesial bagi saya. Dia membuat saya mengingat akan Afik, teman masa TPB (sekarang juga sih), Mas Lubis, dan PTI.

Dulu, Afik adalah salah satu teman yang menyukai Owl City. Suatu saat saya bilang kalau lagunya Owl City yang berjudul To The Sky bagus, dia setuju, malah menambahi "lebih bagus lagi yang Vanilla Twilight." Dan semenjak itu lah saya tahu lagu ini. Hahaha. Sekarang Afik sudah officially graduated. Dua hari yang lalu saya bertemu dia. Wajahnya bahagia. Sukses ya, Fik.

Btw, Lagu To The Sky sendiri membawa ingatan saya ke Sabuga, OSKM, dan Kak Tizar Bijaksana -- Presiden KM 2011-2012. Beliau yang mengenalkan saya pada lagu ini, juga pada kata woles. Waktu itu Kak Tizar menjadi sosok yang keren banget di mata saya yang masih mahasiswa yang waktu itu baru berusia beberapa hari.

Nah, lalu kenapa Mas Lubis dan PTI juga ikut-ikutan? Lagu Vanilla Twilight menjadi salah satu lagu favorit saya di semester 1. Selalu menemani saya saat mengerjakan tugas PTI. Dan saat mengerjakan tugas besarnya, saya selalu mengerjakannya di ruang bersama asrama, sambal ndengerin lagu ini. Makasih banget ya Mas Lubis, waktu itu kamu mau digangguin berminggu-minggu, hampir tiap hari di tengah malam (karena pulang PLE juga sudah malam), ditanyain ini itu, dimintai bantuan ini itu buat ngerjain tubes PTI. Thank you.

Saat ini, Mas Lubis belum juga lulus. Saya tak tahu dia sekarang di mana, apakah TAnya sudah selesai, kenapa dia belum kunjung mau lulus. Yang saya dengar, dia sudah bekerja. Sempat dengar itu berhubungan dengan Google. Tak tahu apakah dia bekerja di Google atau dia main-main bisnis yang melibatkan perusahaan itu. Entahlah.

Renungan



Aku ingin menjadi orang yang selalu bersyukur akan segala yang ada, sekecil apapun hal itu sehingga aku dapat menertawakan kesulitan yang menyerangku, dan aku dapat mengatakan "hey, kau bukan tandingan semangatku."


Wallpaper



Kemarin sore saya bertemu kakak tingkat saya. Tidak sengaja, dia melihat dektop saya dan berkomentar,
"Itu wallpaper?"
"Iya"
"Wow"

Beberapa teman yang melihat wallpaper saya komentarnya juga memberikan impresi bahwa mereka heran akan wallpaper saya. Memangnya aneh ya?

I like it. Membuat saya merasa bahwa dunia ini kecil. Hanya sebesar layar desktop saya. Membuat saya berpikir, ah Jepang deket kok. Eropa juga deket. Oooh ternyata Austria kecil banget ya. dll. Membuat saya semakin ingin keliling dunia.

Pengaruh Baik

Saya khawatir selama ini saya memberikan pengaruh buruk kepada orang sekitar saya. Saya lebih concern kepada teman sekamar yang intensitas bersamanya sangat tinggi. Khawatir lah kalau saya malah jadi pembawa hal buruk. Siapa sih yang mau  dicap jadi pembawa hal buruk.

Saya merasa selama ini saya sudah menulari teman saya untuk :
- Hobi ndengerin musik, berisik banget deh --> temen sekamar mengatakan bahwa sebenarnya dia sebelumnya memang sudah sering ndengerin musik kok. Sedikit lega. Tapi tetap saja saya sadar kalau hal itu bertambah saat saya menjadi teman sekamarnya.
- Ngebo. Saya juga sering banget males ngapa-ngapain --> temen sekamar mengatakan bahwa dia juga dari dulu suka tidur kok. Lebih tenang.
- Apalagi yaaa? Kok cuma ngrasa itu doang

Trus tadi pagi senang mengetahui ternyata saya juga menularkan hal baik kepada teman sekamar saya. Katanya, "umm aku semangat belajar Bahasa Inggris sejak kita sekamar loh. Sebelumnya ... huh benci banget sama Bahasa Inggris. Soalnya Bahasa Inggris kamu kan lebih bagus daripada aku jadi kalau aku salah-salah ada yang benerin."

Waaaah senang rasanya dapat memberikan pengaruh baik ke lingkungan sekitar -- halah cuma temen sekamar juga.

Kemana Internet Membawa Indonesia melalui Kota Pintar?

sumber gambar: smart.labcities.com
Seperti yang kita tahu, saat ini internet sangat marak di kalangan masyarakat Indonesia. Pada awalnya memang internet digunakan hanya sebatas untuk akses informasi dan sosial media namun semenjak populernya teknologi Internet of Things (IoT), internet digunakan untuk berbagai keperluan. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung sudah memanfaatkan internet untuk pembangunan kota pintar.

Kota pintar merupakan sebuah urban development yang mengintegrasikan ICT (Information and Communication Technology) untuk memberikan solusi untuk mengatur aset kota. Di Kota Bandung, dalam konsep smart city-nya, sistem pemerintahan dibuat lebih transparan, cepat dan mudah diakses. Sebagai contoh, penggunaan social media sebagai sarana komunikasi antara pejabat pemerintah dan masyarakat. Untuk mendukung sistem kota pintar ini, pemerintah kota Bandung memiliki Bandung Command Center yang merupakan pusat sistem teknologi informasi untuk mengawasi aktivitas kota Bandung. Di dalamnya terdapat berbagai aplikasi untuk mengawasi dan mengontrol kondisi kota, misal pengawasan kondisi lalu lintas melalui CCTV dan juga pengawasan kendaraan pemerintah seperti bus kota dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Agar lebih terbayang, pembaca dapat melihat video pengenalan BCC berikut.

sumber: youtube.com

Trend global menunjukkan bahwa pada 2050 dua per tiga dari penduduk dunia akan hidup di daerah kota sehingga besar kemungkinan bagaimana Indonesia nantinya akan banyak ditentukan oleh kota-kotanya. Saat ini kota-kota kecil di Indonesia mulai mengikuti tren kota pintar ini. Jika perkembangan positif internet terus terjadi di Indonesia, terutama dalam pemanfaatan teknologi kota pintar seperti ini, dapatkah pembaca membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan?

Mudahnya Akses Kesehatan

IoT dapat menghubungkan berbagai pihak yang berhubungan dengan kesehatan. Saat ini di Indonesia sudah dimulai dengan membuat pasien lebih dekat melalui sistem registrasi online. Di masa depan, tentunya teknologi berkaitan dengan layanan kesehatan akan semakin baik.

Coba bayangkan, di masa depan saat kita perlu berobat ke dokter, sebelum berangkat ke rumah sakit atau klinik yang kita belum tahu bagaimana kualitasnya, kita dapat membuka sebuah aplikasi clinic locator. Kemudian kita akan mendapatkan berbagai klinik dan rumah sakit yang ada di sekitar kita, lengkap dengan informasi seperti alamat dan reputasi atau ranking dari klinik atau rumah sakit tersebut berdasarkan feedback dari pelanggan sebelumnya. Lebih jauh lagi, kita dapat melihat list dokter yang tersedia lengkap dengan jadwal, keahliannya dan kualitas pelayanannya. Dengan begini, kita dapat mendapatkan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan kita. Dapat dibayangkan juga hal ini akan membuat setiap instansi akan berusaha sebaik mungkin meningkatkan pelayanan kesehatannya.

Di masa depan, bisa saja kita tidak perlu ke rumah sakit untuk check-up. Hanya perlu memasang sensor yang diperlukan pada tubuh dan data akan dikirimkan ke dokter untuk dianalisis. Hal ini juga sangat membantu pelayanan kesehatan di daerah yang kurang dokter spesialis. Dengan teknologi seperti ini dokter spesialis di ibukota dapat membantu dokter di puskesmas desa untuk menganalisis kondisi pasien dan membantu menentukan langkah selanjutnya.

Korupsi di Bidang Kesehatan? NO!

Saat ini masih banyak kasus penggelapan obat terjadi di Indonesia. Mengapa hal ini dapat terjadi? Pendataan yang masih buruk merupakan penyebab utama. Bayangkan di masa depan, semua dokter harus memasukkan data obat apa saja dan seberapa banyak yang diberikan ke pasien. Dengan sistem pengolah data yang baik, instansi yang lebih tinggi dapat memonitor dan menemukan suspicious activity jika terjadi keanehan antara suplai dan data pemberian obat. Dengan begini, adanya korupsi melalui penggelapan obat dapat ditekan.

Kemudahan Mobilitas dan Transaksi Memicu Produktivitas

Tentunya kita sangat berharap sistem transportasi di Indonesia menjadi semakin baik. Bersamaan dengan itu, sistem pelayanan transportasi juga harus semakin baik. Internet akan membantu hal tersebut.

Di masa depan, kita akan semakin mudah dalam bepergian. Mudah dalam hal persiapannya juga prosesnya. Saat ini kita sudah merasakan bagian persiapannya. Internet memudahkan kita untuk mempersiapkan perjalanan dengan lebih mudah. Kita bisa memesan tiket kereta api tanpa harus pergi ke stasiun. Namun di masa yang akan datang kita bahkan tak perlu membeli tiket. Dengan teknologi smart card kita hanya perlu memastikan kartu kita memiliki saldo yang cukup untuk perjalanan. Kalaupun harus mengisi, kita dapat melakukan top-up melalui gadget kita. Lebih dari itu, satu kartu itu dapat digunakan untuk membayar jenis transportasi yang lain, bus atau angkot misalnya, sehingga kita tak perlu lagi merasa sebal karena sopir angkot yang memberikan tarif terlalu mahal. Sebenarnya teknologi ini sudah ada di Negara maju seperti Singapura. Di Indonesia memang belum ada namun pasti akan ada dalam beberapa tahun ke depan.

Kemudahan dalam mobilitas ini membuat waktu menjadi lebih efektif dan memberikan kesempatan penduduk untuk lebih produktif. Tidak perlu membuang-buang waktu hanya untuk sekedar mengantre atau bertransaksi menggunakan cash.

Pemerataan Pendidikan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

Internet dapat mendekatkan yang jauh. Saat ini masih banyak daerah di Indonesia terutama daerah timur yang terbelakang dalam bidang pendidikan. Banyak hal yang membuatnya kurang dalam pendidikan, salah satunya karena kurangnya tenaga pendidik berkualitas. Dalam dua puluh tahun mendatang pasti akan ada peningkatan jumlah tenaga pendidik di daerah-daerah tersebut. Namun ditambah dengan pemanfaatan teknologi internet, kualitas pendidikan dapat digenjot lebih lanjut.

Bayangkan bagaimana pendidikan di Indonesia akan menjadi lebih bagus jika pendidiknya benar-benar berkualitas. Peningkatan kualitas tenaga pendidik ini dapat dilakukan dengan membuat pendidik belajar dari sumber yang terpercaya. Dengan Internet, pendidik di Papua dapat belajar dan berkonsultasi langsung dengan profesor di Jakarta. Tidak hanya itu, internet juga menghilangkan batas teritorial. Saat ini kita dapat mendapatkan ilmu yang setara dengan universitas-universitas terdepan di dunia dengan mengikuti online course.

Selain dengan online course yang dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk murid, peningkatan kualitas murid juga dapat ditingkatkan dengan memasukkan teknologi ke dalam kegiatan belajar mengajar. Bayangkan betapa menyenangkannya belajar jika saat di kelas siswa diajak berkonsultasi langsung dengan pakarnya walaupun secara virtual, atau dengan mengadakan kompetisi virtual dengan sekolah lain. Semua hal ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang berujung pada peningkatan kualitas penduduk.

Ketahanan Energi Nasional

Masih banyak daerah di Indonesia yang belum tersentuh listrik. Suplai energi utama di Indonesia sampai saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Padahal kebutuhan energi akan semakin meningkat dan seperti yang kita tahu, Indonesia mempunyai potensi alam yang sangat besar. Oleh karena itu, saat ini pengembangan energi terbarukan marak dilakukan.

Selain itu, di Indonesia juga sudah mulai berkembang konsep smart home dan green building dimana penggabungan keduanya akan menjadi tren masa depan Indonesia. Penggabungan kedua konsep ini akan menghasilkan hunian yang lebih ramah lingkungan dengan efektivitas penggunaan energi. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat penghuni dapat memonitor dan mengontrol penggunaan listrik di rumahnya.

Teknologi Feed-in Tariff dimana pihak swasta dapat menjual listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga mulai menjadi tren. Biasanya listrik yang dijual berasal dari energi terbarukan seperti matahari dan angin. Saat ini memang masih hanya perusahaan besar saja yang dapat melakukan feed-in tariff ini namun kedepannya sangat mungkin konsep ini akan berlaku untuk rumah-rumah. Jika setiap rumah mempunyai panel surya untuk membantu memenuhi kebutuhan listriknya, jika ternyata listrik yang dihasilkan berlebih, listrik tersebut dapat dijual ke PLN dan dapat disalurkan untuk digunakan di daerah lain yang membutuhkan. Mungkin satu rumah tak begitu besar listrik yang dapat disalurkan namun jika seluruh rumah di kota yang memberikan bisa saja listrik tersebut cukup untuk membantu menerangi daerah-daerah terpencil yang kesusahan listrik atau paling tidak mencegah terjadinya pemadaman listrik di area lain di kota tersebut.

Konsep smart home dan green building semakin mendukung kemungkinan sistem feed-in tariff ini. Dengan teknologi smart home, penghuni dapat menyalakan atau mematikan berbagai peralatan listrik di rumahnya melalui gadget sehingga penggunaan listrik dapat terkontrol walaupun sedang jauh dari rumah. Selain itu pengguna juga dapat memonitor seberapa besar penggunaan listrik bulan ini atau listrik yang dihasilkan beserta penghasilan yang didapatkan dari listrik tersebut.

Kombinasi dari teknologi-teknologi ini akan membuat Indonesia tidak bergantung pada bahan bakar fosil dan memanfaatkan potensi alam yang ada.

Peningkatan Ekonomi dan Ketangguhan Masyarakat dengan Munculnya Berbagai Usaha Kreatif

Internet membawa usaha manusia menjadi lebih kreatif. Berbagai usaha berbasis teknologi seperti GO-JEK, Tokopedia dll sudah dapat dinikmati saat ini. Kedepannya, pemanfaatan internet dalam pembangunan ekonomi akan semakin besar. Kemudahan yang diberikan internet membuat orang menjadi lebih kreatif untuk memecahkan masalah di sekitarnya. Hal ini akan mendorong orang untuk membuat usaha. Internet akan memfasilitasi usaha kreatif mulai dari sebagai media marketing hingga menjadi produk utama yang dijual. Akan semakin banyak usaha kreatif dan start-up di berbagai bidang berdiri di Indonesia. Hal ini akan memberikan dampak positif berupa terbukanya lapangan kerja yang lebih banyak, pemberdayaan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif. Fasilitas yang serba cepat dan mudah yang dihasilkan juga akan mendorong peningkatan kesejahteraan penduduk.

Selain itu, kreativitas ini membuat masyarakat tidak bergantung terlalu banyak pada pemerintah. Ketika masyarakat tidak bergantung lebih pada pemerintah, akan tercipta masyarakat yang tangguh dan lebih siap menghadapi kondisi yang buruk.

Integrasi Indonesia yang Lebih Baik

Kemajuan Indonesia tidak dapat dihasilkan oleh sebagian saja. Semua pihak harus dihubungkan. Internet dapat menghubungkan semua pihak dalam Negara : pemerintah, universitas, start-ups, dan berbagai pihak harus dihubungkan untuk menghasilkan perkembangan yang harmonis. Dalam hal ini, semua pihak akan mendukung satu sama lain. Misal saja start-up, dia akan berkembang lebih cepat dengan bantuan riset universitas dan dukungan pemerintah sementara universitas memerlukan dukungan pemerintah untuk menjamin keberlangsungan risetnya. Di sisi lain, pemerintah juga perlu diawasi oleh masyarakatnya secara langsung. Oleh karena itu, di masa yang akan datang, integrasi dari berbagai pihak adalah suatu kebutuhan yang mutlak untuk membangun Indonesia.

Itulah gambaran Indonesia di masa depan menurut saya, dilihat dari perspektif kota pintar. Kesemua hal tersebut tidak akan tercapai tanpa didukung penduduk yang juga smart. Generasi muda harus dibina agar menjadi smart citizens. Smart citizens bukanlah penduduk yang pintar mengakali pemerintah namun penduduk yang bijak dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk membangun daerahnya. 

Cerita Saja (8)

Beberapa hari ini saya disadarkan akan sesuatu yang sebenarnya sudah saya tahu dari zaman dulu. Bukan hal yang baru namun mendapatkannya dari pikiran sendiri, melalui perenungan sendiri, rasanya sangat berbeda dengan hanya sekedar katanya atau mengetahuinya secara normatif.

Dimulai dari yang negatif dulu. Dulu ketika saya berinteraksi dengan yang berhubungan dengan kpop atau drama korea, entah itu fans beratnya atau hanya mendengar kisah seseorang melalui orang lainnya, respon saya adalah, "kok bisa sih sampek kayak gitu", "apa sih menariknya?". Saya super heran ketika mbak kosan saya cerita bahwa mantan penghuni mantan kamar saya dulu penggemar korea, sampek jarang kuliah, tiap malem dia ketawa-ketawa sambil nggebuk2 lantai kosan yang terbuat dari kayu. Karena jarang sekali keluar, orang sekitar khawatir dan digedor-gedor, sekalian dibilangin biar ga berisik malem-malem sih, bahkan sampai dosennya ngedatengin kosan karena dia jadi super jarang kuliah. Nah sekarang nih saya merasakannya, ternyata kecanduan korea itu memang nyata dan sulit berpalingnya juga nyata.

Ada juga beberapa hal positif yang saya dapat beberapa hari ini.

Melihat bagaimana fenomena sekitar saya, akhirnya saya sadar bahwa orang yang dulu remah-remah pun dapat menjadi keren dan menginsprasi orang lain. Dan ini dengan cara yang tak diduga-duga. Kakak tingkat yang saya ngefans, pengen kenalan properly tapi belum keturutan, dulu belum pernah kepikiran bisa programming. Dia dulu malah merasa sepertinya dia lebih suka yang berhubungan dengan hardware (sepenangkapan saya haha). Tapi ternyata Tuhan membawa jalan hidup dia untuk berteman dengan programming ketika Dia mengabulkan salah satu mimpinya. TAnya juga tenyata dibawa ke arah programming. Kerjaan yang didapatkan pun bukan posisi yang dia apply tapi posisi yang didapatkan karena departemen tempat dia sekarang bekerja tertarik dengan dia. Ada lagi yang lain, teman saya. Dia yang terlihat selalu tersenyum lemah lembut, rendah hati, bahagia dan belakangan terlihat mencapai sesuatu yang keren, ternyata dia dulu juga pernah terpuruk. Namun ternyata Tuhan membawa dia untuk mencapai sesuatu yang keren.

Saya akhirnya sadar, semuanya sudah digariskan, kalau Bapak saya mengingatkan saya sih katanya "sudah ditulis sejak zaman azali." Mau kita awalnya merasa akan passion di manapun, Tuhan akan memberikan jalan sedemikian sehingga yang sesuai dengan jalan takdirNya. Kakak tingkat saya yang tadi bisa jadi contohnya. Selain itu, saya sempat mengikuti sebuah seminar yang diadakan oleh sebuah perusahaan surat kabar. Saya tertarik dengan wartawan yang menjadi pembicara. Dia dulu kuliah jurusan arsitektur. Dia suka bidang itu. Namun ternyata Tuhan membimbing dia untuk bermanfaat melalui jalan menjadi penulis. Beliau sudah membuat sebuah -- mari kita bilang proyek tentang kebencanaan. Keliling Indonesia, mengulik pengetahuan masa lalu dan pengetahuan lokal tentang kebencanaan. Jadi kayak semacam National Geographic versi Indonesia. Namun beliau bukan benar-benar berpaling dari yang telah ditekuni sebelumnya, beliau masih senang melakukannya, as a hobby. Keren? Iya. Menginspirasi? Iya. Berguna? Iya. *menurut saya*

Setiap orang diberikan ujian sendiri-sendiri juga baru keluar dari pemikiran saya. Kenapa baru sadar sih kalau tiap orang diuji di bidang yang berbeda-beda. Saya merasa tersentuh dengan kenyataan itu. Ketika saya masih harus berperang lebih dengan diri saya sendiri, teman sekamar saya harus berperang menghadapi kenyataan lingkungan kerja dan keluarganya, memikirkan mimpi dan rencana ke depannya sebagai seseorang yang sudah lulus. Salah seorang teman yang lain harus berperang melawan diri dalam perspektif yang berbeda dengan saya. Contohnya sudah saja ya haha. Saya tersentuh, Tuhan benar-benar melihat kita secara individu. Tuhan mendidik kita dengan materi yang berbeda, dengan porsi yang berbeda. Tuhan benar-benar memperhatikan setiap diri kita. 

Hayuk, Semangat!

"Pak, kalau gini-gini aja aku semangat ya. Kalau dapet susah dikit, langsung deh, negatif melulu."

"Lhooo, kamu harus selalu semangat. Kalau kamu yang sehat wal 'afiyat gitu ga semangat, rugi, kamu. Bapak aja yang kurang gini semangat kok. Bapak semangat loh. Semangat sembuh. Semangat doain kamu juga."

"Pak, kemarin pas Bapak bilang aku ga boleh melakukan keinginan yang itu, aku langsung ga semangat lo. Langsung down. Kok tiba-tiba sekarang dibolehin?"

"Ya hidup biasa lah, ada aja angin-angin yang menggoyahkan.  Tadi pas kamu sms nanyain tentang keinginan itu, Bapak langsung semangat lho. Sekarang Bapak udah semangat nih. Kamu juga harus semangat."

Belajar Bahasa

Menurut saya, belajar bahasa itu menarik. Setelah melalui beberapa waktu, saya menemukan bagaimana pola belajar bahasa yang saya alami. Pertama, saya akan belajar aksara dari bahasa yang berkaitan. Selanjutnya saya akan sangat bahagia dapat membaca tulisan yang disajikan walaupun masih ah eum ah eum. Proses ah-eum yang berkali-kali itu sungguh menyenangkan. Saya bisa ketawa-ketawa sendiri sambil melakukannya.

Selanjutnya, saya akan mencari-cari di situs yang dapat membantu saya. Untuk belajar Bahasa Korea, saya menemukan channel youtube yang cukup membantu. "Alat" ini memberkan pembelajaran dengan memberitahukan ungkapan-ungkapan terlebih dahulu. Untuk belajar Bahasa Jepang, saya memanfaatkan file audio-dan-teksnya yang disediakan sebuah radio. Dalam "alat" yang ini materi disajikan dalam percakapan yang selanjutnya diartikan per kata dan dijelaskan bagaimana teorinya. Ditambah juga pengetahuan tentang hal unik dari jepang. Kalau di edisi keduanya, dia memberikan fun fact kata tiruan bunyi. Satu pelajaran hanya sekitar sepuluh menit, sudah meliputi percakapan, pengartian, penjelasan dan fun fact. Sebenarnya saya juga menemukan hal serupa untuk belajar Bahasa Korea hanya saja setahu saya tidak ada buku teksnya seperti yang disediakan radio jepang tadi dan saya kurang nyaman dengan penyajiannya.

Nah di luar itu, karena saya sering nonton anime dan belakangan sedang terjebak suka nonton drama korea, dan sebenarnya juga mendengarkan lagu korea, secara tak langsung ini melatih listening. Dan saya menemukan ungkapan-ungkapan yang saya mengerti tujuan pengungkapannya meski belum tahu bagaimana pengejaannya. Tak apa, ini menambah pengetahuan haha. Kalau tak begitu, saya menemukan sebuah kata yang tiba-tiba jelas di kuping saya, membuat saya penasaran artinya apa. Oleh karena itu perlu punya kamus. Agar praktis sih, saya menggunakan Google Translate. Kan ga perlu banyak-banyak kamus haha.

Ada hal lain juga yang dilakukan, yaitu donlod aplikasi untuk belajar bahasa yang bersangkutan. Biasanya aplikasi seperti ini membantu memperkaya vocabulary. Nonton juga bisa kok memperkaya vocab hahah.

Ini sebenernya bukan berniat menyarankan kalian yang udah gede bagaimana belajar bahasa ataupun ingin mengatakan bahwa cara belajar bahasa saya baik tapi tadi sore saya kepikiran sesuatu. Gini. Saya tidak tahu bagaimana sistem pembelajaran bahasa asing (biasanya Bahasa Inggris) di Sekolah Dasar di daerah kota, saya hanya tahu bagaimana sistem di daerah tempat tinggal saya yang notabene daerah desa. Dan tentunya saya banyak tahunya di zaman saya sekolah haha.

Setahu saya, sistem mengajarkan bahasa asingnya di sekolah dasar hanya menggunakan buku saja. Hanya teks yang kemudian akan diikuti oleh beberapa pertanyaan. Juga ada penjelasan bermacam-macam grammar yang sampai saat ini pun saya juga ga ngerti -- saya menggunakan bahasa inggris sampai sekarang ya seenaknya saja, kalau kalimatnya dirasa enak ya udah gunakan saja -- ini juga bagaimana saya mengerjakan sebuah tes bahasa inggris hahaha (pengetahuan tentang grammar juga cukup membantu sih haha). Saya pikir, hanya dengan metode seperti itu akan membuat bosan dan melelahkan karena membuat terlalu sering membuka kamus.

Saya baru pertama kali dikenalkan dengan yang namanya listening di kelas 8 (ga tau ya kalau sekarang). Itu pun di selanjutnya hanya ketemu listening di try out UN dan UN di kelas 9. (10 Okt : Dan saya baru ingat ternyata UN SMP zaman saya ga ada listeningnya. Berarti saya baru dapet listening lagi pas SMA haha)

Nah, kenapa tidak sejak awal belajar bahasa di sekolah dasar dibuat fun? kenapa listening tidak diberikan sejak pertama kali belajar bahasa? saya ga tau sih kalau saja di sekolah dasar di suatu daerah sudah melakukannya. Saya merasa, dengan memberikan listening sejak dini, siswa menjadi lebih terbiasa dengan pengucapan dan mungkin juga aksen bahasa asing tsb. Apalagi jika metode seperti yang digunakan oleh radio jepang tadi digunakan. Sambil mendengarkan, siswa dapat menyimak melalui bukunya sehingga siswa tahu yang diucapkan itu apa. Ditambah dengan pengartian dan penjelasan lebih lanjut akan membantu memperkaya vocab anak sekaligus membantu memahami teorinya. Bukankah prosesnya menjedi lebih cepat dan menyenangkan? Kalaupun bukan audio, bisa saja diberikan video cerita,dan jangan lupa subtitle disertakan. Namun sayangnya cara ini hanya membuat anak tahu apa yang diucapkan, belum tentu mengerti maksudnya. Lagipula, belum semua sekolah di Indonesia, bahkan daerah Pulau Jawa, mempunyai fasilitas proyektor kan? Jadi menurut saya menggunakan audio dan buku teks dengan guru yang berkorban sedikit untuk membawa peralatan, misal tape, adalah pilihan yang bagus.

Yaaah, itu hanya opini saya berdasarkan fenomena yang saya ketahui di dekat saya. Banyak kenyataan di luar sana yang belum saya ketahui. Kalau toh ternyata apa yang saya opinikan sudah dilakukan, baguslah.