Cerita Saja (6)


Halo halo, minna-san. Akhirnya judul post Cerita Saja kembali muncul. Kini sudah versi ke 6 (udah kayak buku aja -____-)

Beberapa bulan yang lalu saya apply internship di sebuah perusahaan. Sebut saja perusahaan A. Teman saya ada yang sudah kerja part time di sana. Karena merasa sudah lama dan tidak ada kabar, saya minta tolong ke teman saya tadi untuk menanyakan ke HRD hasil yang kemarin bagaimana. Tepat sekali waktu itu ternyata aplikasi batch yang saya ikuti sedang diproses. Tiba-tiba saja nih sore atau besoknya gitu saya dapet email buat interview. Saya sangat berharap itu bukan karena teman saya yang nanyain tapi memang perusahannya yang tertarik.

Datanglah saya untuk interview. Saya pesimis waktu itu jadi saya mencari kesempatan lain. Tanya ke perusahaan lain, sebut saja perusahaan B, apakah ada kesempatan magang di sana. Karena email itu, saya sampai tiga kali ditelpon perusahaan B menanyakan kelanjutan dari saya. Bingung deh. Secara saya sedang dalam rekrutmen perusahaan A.

Wal hasil saya berhasil hingga ke interview kedua perusahaan A. Dan saya memutuskan bilang terus terang ke perusahaan B kalau sebenarnya saya sedang dalam proses rekrutmen perusahaan lain dan merasa ga enak kalau terlanjur mengirim berkas ke perusahaan B dan pada akhirnya diterima di perusahaan A. Tapi perusahaan B meminta dikirim saja dulu. Ya sudah, saya kirim saja berkas-berkas yang diminta hari itu juga.

Dan jeng jeeeeeng. Di hari yang sama, saya dapat email dari kedua perusahaan. Saya gagal di perusahaan A :( tapi diterima di perusahaan B. WOW. ga nyangka sih masih diterima di perusahaan B, secara saya sudah bilang terus terang gitu.

Kok saya merasa poin yang pengen saya sampaikan belum berhasil tersampaikan ya. Tapi gimana nyampeinnya ya? Intinya sih saya merasa, apa yang kita usahakan pertama, prioritas kita, bisa jadi bukan yang terbaik untuk kita (ya iyalah). Dan kalau Tuhan memang meridhoi maksud kita, Dia akan memberikan jalan.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan