Posts

Showing posts from October, 2015

Barakamon

Halo, Dunia!

Saya barusan nonton sebuah anime. Judulnya Barakamon. Pertama ngopy dari temen, dari judulnya kebayang filmnya isinya semacem Ksatria Baja Hitam kalau ga gitu kayak Doraemon gitu eh ternyata real nya sangat jauh dari itu. Tapi ga menyesal kok. Animenya menyenangkan. Kocak, tapi kadang ada mello-mello-nya gitu dan banyak pelajaran kehidupan.


Barakamon bercerita tentang "pembuangan" Seishuu Handa oleh ayahnya (kalau ga gitu direkturnya. Lupa) ke sebuah pulau *masih berpenghuni* gara-gara Handa nonjok direkturnya di pameran sebelumnya. Ceritanya Handa ini seorang seniman gitu, seniman kaligrafi. Awalnya saya merasa aneh sih dengan karyanya. Kenapa cuma tulisan gitu aja. Setelah saya pikir-pikir, ohiya kaligrafi arab kan juga ada. Berarti ini mirip-mirip lah sama kaligrafi arab yang biasa saya temui.

Si Handa ini disuruh ayahnya untuk ke pulau itu, untuk mencari inspirasi katanya. Tapi ternyata di Pulau itu, si Handa ini belajar banyak tentang kehidupan. Ya intinya Barakamon bercerita tentang Handa yang kuper dan kurang bersosialisasi menjadi belajar bagaimana kehidupan sosial, merasakan bagaimana kebersamaan dan kekeluargaan.

Dari gambaran besar ceritanya kayaknya kelihatan mello-mello gimana gitu kan? Tapi pencapaian goal itu melalui cerita yang kebanyakan konyol dengan adanya tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pembelajaran ini. Ada Naru Kotoishi, Anak kecil umur (kalau ga salah) 6 tahun. Banyak pelajaran kehidupan dan tentang indahnya masa kecil yang diberikan melalui tokoh ini. Ada juga Miwa Yamamura, Tamako Arai, Hiroshi Kido dan banyak penduduk desa yang baik hati. Segala jenis kepedulian dan kehidupan di desa itu membuka kesadaran betapa indahnya jika kita saling membantu dan menghormati dalam kehidupan (itu menurut saya). Yang paling penting, suasana desa itu bikin kangen rumah wkwk.

Ohiya, Handa di desa ini dipanggil dengan sebutan Sensei. Saya lupa kenapa haha. Pas nonton, saya merasa seneng banget ketika Sensei menemukan suatu keindahan atau pelajaran kehidupan. Mungkin karena saya merasa life lesson yang didapatkannya cocok untuk menjadi motivasi yang saya butuhkan. Iya. Pelajaran tentang bagaimana menerima apa adanya, tentang bersyukur, tentang pentingnya teman, tentang bagaimana kepedulian itu dapat membahagiakan orang lain, tentang optimisme, hingga tentang betapa indahnya masa kecil. Hahahaa

Selama season ini, di desa ini Sensei mendapat beberapa inspirasi dalam pembuatan karyanya. Jadi ada beberapa inovasi gitu. Paling seneng kaligrafi Sensei yang ini. Kaligrafi dari inspriasi yang didapat saat terperosok jatuh ke hutan (hutan atau kebun ya?) dan tak sengaja menemukan betapa indahnya langit malam dengan hiasan bintang-bintang uuu~ Kaligrafi ini (kalau dari nonton animenya) artinya "Stars", setelah saya cari di Google Translate ternyata bacanya Hoshi.


Kabar-kabarnya nih Barakamon ada season duanya tapi saya cari-cari belum ada. Tapi kabarnya dia udah rilis. Haa ga sabar pengen nonton.

Cerita Hari Ini | 27 Oktober 2015

Well, blog ini mulai mirip catatan harian wkwk. Ada kejadian mengandung pelajaran kehidupan hari ini. Sebenarnya setiap kejadian sepertinya mengandung pelajaran kehidupan sih, hanya saja tak semuanya disadari sebagai pelajaran kehidupan.

Pelajaran kehidupan di ujian SKD

Hari ini isunya ujian Sistem Kendali Digital. Peluang benarnya sangat mendekati 1 sih. Tapi hari sebelumnya eh malam sebelumnya saya tak mempersiapkannya, malah nonton Barakamon yang bikin ketagihan. Saya pengen nulis tentang Barakamon di satu postingan sendiri hahaa saya merasa banyak pelajaran kehidupan di sana. Oke, kembali ke topik. Akhirnya saya (sebenernya) ga siap tapi entah kenapa hati saya terasa tenang-tenang saja. Dalam hati dan pikiran saya selama ini "Kenapa harus minta-minta ujian ke dosen dah? Bukannya ujian itu lebih "murni" kalau (sedikit) dadakan? ya maksudnya suka-suka dosennya gitu wkwk." Ya saya mikirnya pengajar jadi benar-benar tahu kondisi anak didiknya seperti apa. Ya walaupun bilang dulu juga menguntungkan bagi saya haha.

Well, saya sudah siap di sekitar kelas sebelum dosen datang. Dosen mata kuliah ini, sebut saja Pak Iyas. Pak Iyas pun datang, membawa kertas. Ini beneran ujian lah.

Masuk kelas, Pak Iyas memaparkan data presensi saat kami di-php buat ujian. Kami bisa 100% datang saat ada isu-isu ujian. Beliau mengusulkan ujiannya diphp terus aja biar yang datang banyak terus. Kami diminta memilih, ujian hari ini tapi memberikan jaminan selanjutnya bisa datang 100%, atau ujiannya ditunda dulu. Jadinya kayak MBC dah. Hahaha.

Well, saya nangkepnya sih sebenernya itu karena Pak Iyas sayang sama kami. Beliau tak ingin kami cuma datang saat ujian saja. Ga dapat esensi kuliahnya sih kalau menurut saya. Kuliah kan bukan sekedar kita bisa mengerjakan materi itu tapi kita juga belajar tentang etika, komitmen, integritas dan tanggung jawab. Melatih kita untuk tidak durhaka menghargai orang lain (dosen sih sebenernya). Menguji komitmen dan tanggung jawab akan kuliah dan berbagai tugasnya. Tentunya juga menguji integritas kita dalam melaksanakan berbagai prosedurnya.

Sayang sekali, saya ngomong begitu tapi kenyataannya masih begini-begini saja. Belum bisa menepatinya.

Pada akhirnya saya ngikut saja sama yang lain, yang pengarepnya minta ujian saja. Tapi ujiannya open book coba. Gimana Pak Iyas ga sayang sama kami? Beliau ingin kami paham, bukan cuma bagus nilainya dalam artian bisa pas ujian doang.

Hmm pengen cerita tentang pandangan saya yang mirip-mirip sama kasus tadi tapi nanti jadinya ngalor-ngidul kemana-mana jadi semoga saja saya bisa menuliskan dan mempostingnya.

Sebenarnya masih ada pelajaran kehidupan yang saya dapatkan dari seorang teman tapi sepertinya kurang enak kalau saya tulis di sini haha.

Cerita Hari Ini | 25 Oktober 2015

Halo, apa kabar dunia? Semoga kau masih menganggapku ada.

Well, Saya ingin kembali bercerita. Mungkin ini keluhan tapi saya ingin bercerita. Lebih dari dua minggu ini saya “tak berjumpa” dengan seorang teman. Gara-gara masalah ini emosi saya kacau. Emosi-emosi negatif menginap dalam diri saya. Berefek pada kehidupan. Saya mencari pelampiasan dan jadilah berbagai film animasi yang menemani dan membantu saya melupakan segala kenegatifan itu. Tapi tanggung jawab saya jadi terancam. Yah, itulah yang terjadi.

Tapi sebenarnya saya lebih ingin menceritakan apa yang saya alami hari ini. Well, hari ini saya dimintai tolong Imung untuk ngelatih PLE. Jadwalnya sih jam 3. Waktu saya masuk RLB, saya malah menemukan latihan wayangan. Akhirnya saya iseng ikutan. Seru. Sayang sekali latihannya seminggu dua kali. Saya sudah terikat latihan Rahwana. Kalau ditambah waktu dua kali seminggunya latihan wayangan rasanya tidak memungkinkan dengan melihat keadaan tugas akhir wkwk.
Di tengah latihan ada obrolan tentang gaya dalang. Sebuah pikiran muncul :

“Apakah beberapa tahun lagi masih ada orang yang bisa main wayangan kalau anak-anak mudanya seperti ini?”

Saya jadi khawatir sendiri. Bahkan saya merasa belakangan saya bisa dibilang tak pernah nguri-uri budaya (jika apa yang saya lakukan dulu termasuk nguri-uri budaya). Jadi kawan, cobalah iseng ngintip di youtube atau di manapun tentang budaya Indonesia. Paling tidak kalian pernah melihatnya.

Sayang sekali hari ini latihan PLE dibatalkan saking sedikitnya peserta yang datang. Akhirnya saya nimbrung di forum obrolan kecil itu. Obrolan ngalor-ngidul hingga sampai di topik tentang bahagianya masa TPB. Terjadi obrolan yang kurang lebih seperti ini :

“Kalau banyak tugas pas latihan kepikiran tugas, Mas. Jadi mending ga dateng latihan.”
“Ya ngapain kamu pas latihan mikirin tugas? Pas latihan itu ya main aja, refreshing. Biar refreshing-nya beneran jadi refreshing. Kamu harus benar-benar membedakan kapan refreshing dan kapan belajar.”

Mengingatkan saya pada “Fokus”

“Fokus” yang menjadi wejangan yang saya dapatkan dari mas dan mbak PSTK saat saya dikader dan saya berikan kepada adik-adik saat saya mengkader mereka. Gara-gara obrolan ini saya sadar, belakangan ini saya tidak mengaplikasikan apa yang sudah saya dapatkan padahal saya menasihati adik-adik saya untuk melakukannya. Manajemen “Fokus” yang terabaikan membuat apa yang saya lakukan menjadi tidak efektif, terutama pas kuliah (Hahaaa ujung-ujungnya kuliah juga, ya emang kehidupannya masih kuliah).

Barusan saya menemukan postingan seorang teman tentang exchange yang saya inginkan. Dia menceritakan bagaimana proses apply exchange itu. Juga ada cerita sedikit tentang bagaimana dia mempersiapkannya. Membuat saya berpikir, saya belum mempersiapkan seniat dia. Saya malah belum mempersiapkan apa-apa. Saatnya introspeksi.


Ayo cari lagi dimana semangat itu.

Merindukanmu (?)

Kamu kenapa?
Kami bingung memikirkanmu
Hah. Kami?
Atau mungkin sebenarnya hanya aku?
Tapi tak bisa dipungkiri
Kami membutuhkanmu

Kami merindukanmu
Atau barangkali sebenarnya hanya aku?
Relativitas
Relativitas yang membuatku merindukanmu
Ah tidak
Itu sebenarnya hanya mirip seperti Hukum Newton saja
Hukum Kelembaman
"Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya
dan benda yang mula-mula bergerak akan mempertahankan geraknya"

Beberapa waktu lalu
Tiba-tiba saja
Frekuensi interaksi kita meningkat
Kesempatan besar bagi kami untuk mengenalmu lebih dalam
Kesempatan besar bagi kita untuk melewati tantangan bersama
Tiba-tiba juga
Frekuensi itu turun drastis
Mendekati nol

Ya,
(kami) merindukanmu seperti hukum kelembaman

Khawatir
Apakah kamu sedang terjebak dalam emosi yang kian rumit?
Atau kamu sedang terjebak dalam labirin kehidupan?
Atau kami telah menyakitimu?
Atau kamu sedang kurang kerjaan dan berakhir mengerjai kami?

Kami mencarimu
Kami merindukanmu
Kami sangat berharap kita bisa bertemu
Dengan wajar
Dengan keadaan yang lebih baik
Dengan bahagia

Atau mungkinkah itu bukan kami?
Tapi hanya aku?
Entahlah

(kami) funta

Banyak cerita terlewatkan. Banyak kejadian yang luput dituliskan di sini. Sebenarnya sudah pengen nulis entah dari kapan tapi gagal melulu karena sering lupa karena ini dan itu.

Kehidupan saya belakangan ini penuh dengan warna-warna suasana tugas akhir. Orang-orang yang (sepertinya) sering saya temui berpindah dari Fitri, Lovila, anak-anak PSTK, menjadi seorang Squidward dan Patrick wkwk.

Hari ini deadline pengumpulan Dokumen B100, B200 dan Video. Saya mau cerita. Kami sempat kebingungan menyusun dokumen-dokumen itu. Bingung karena topik kami (menurut kami) terlalu umum. Setelah minggu lalu mendapat sindiran karena di waktu itu kami baru membahas analisis bisnis akhirnya kami saat itu juga brainstorming mau kami apakan si teman baru kami. Wal hasil sekarang kami memutuskan untuk menjadikan teman baru kami pelayan restoran. Sampai saat ini kami masih berkutat dengan dokumen-dokumen itu hahahaa semangaat guys.

Setelah sekian lama, akhirnya kelompok kami punya nama juga. Beberapa hari yang lalu dengan  (setengah n) + 1 kami memutuskan nama kami funta. Ada ceritanya kenapa namanya itu. Tapi tidak akan diceritakan di sini haha. Well, apakah kami masih adaptasi? iya. Menyenangkan sekali bisa mengetahui apa yang selama ini saya belum tahu tentang mereka.

Sebenarnya di post ini saya mau fokus menceritakan anggota kelompok kami tapi kok ternyata pendahuluannya cukup panjang. Oke. Mari kita mulai.

Funta terdiri dari saya, Squidward dan Patrick. Setelah berinteraksi dengan mereka selama ini, saya menemukan betapa sangat berbedanya kepribadian kami hahaha.

Squidward
Saya memang sudah punya pengalaman "bersama" Squidward sejak semester 4. Semakin sering bareng di semester 6 dimana kami bersama di tiga dari empat praktikum. Itu pun karena satu praktikum itu memang tidak berkelompok. Meski begitu, ternyata banyak hal yang belum saya tahu dari seorang Squidward. Banyak. Bahkan beberapa kali saya dikagetkan oleh beberpa ekspresi dan reaksi yang dikeluarkan oleh Squidward. Hahaha. Squidward tergabung dalam kelompok kami juga karena saya yang (bisa dibilang) sedikit memaksa untuk bergabung. Saya iri sama Squidward. Saya melihat semangat juangnya jauh lebih besar daripada saya. Pembawaannya santai tapi gimana ngejelasinnya ya, dia rajin gitu sih kelihatannya. Entah dia sudah sit-in berapa kuliah. Setahu saya dua matkul haha.

Squidward sering menyebalkan dengan bagaimana ia menanggapi sesuatu. Itu menurut saya sih. Misal nih ya, kejadian ini. Saat itu kami mau ketemu di MIC. Masih saling nunggu dulu. Patrick masih di CC Timur. Squidward masih otw kampus. Saya menunggu di depan TU STEI. Sibuk ngapa-ngapain sama laptop sambil nungguin Squidward dateng untuk selanjutnya menghubungi Patrick kalau Squidward sudah datang. Akhirnya muka Squidward nongol juga naik tangga. Saya nyapa.

"Hai, Squidie." Selanjutnya saya masih lanjut lihat laptop. Ya lumrahnya orang kalau lihat kelompoknya nyamperin dulu lah yaaa, paling engga nanyain Patrick mana, gitu. Eh, dia nylonong aja tanpa njawab sapaan. Itu nyebelin dah hahaa.

Tapi kalau sudah akrab kayaknya dia seru gitu sih orangnya.

Patrick
Oke selanjutnya Patrick. Dia ngajakin saya buat sekelompok beberapa menit setelah saya ngontak Squidward buat jadi sekelompok. Mungkin Tuhan memang merencanakan kami akan menjadi kelompok yang super keren nantinya bahkan sampek ngajakin aja di waktu yang bisa dibilang bersamaan. Apaan sih Nal?

Well, Patrick orangnya lebih sedikit nyebelinnya daripada Squidward yang respon terhadap sesuatu langsung bikin diem. Patrick banyak ngomong juga walaupun masih banyak saya sih hahaa. Dia suka Bola. Suka banget sama sebuah klub sepakbola dari Italia. Haduh saya mah ga ngerti begituan. Squidward juga ga terlalu suka bola. Kalau anime, Patrick paling sukanya Naruto sama Conan. Dia ngomong gini ke saya pas saya nonton Boboiboy

P : "Haduh, Sponge. Inget umur."
Sp : "Lhah emang kenapa? Salah kalau aku nonton Boboiboy? Seru tau."
Sq : "Iya, Trick. Kenapa dah? Urang juga biasa nonton Boboiboy. Seru coy." (kurang lebih omongan Squidward begitu)

Yaaa Patrick dan Squidward suka Naruto, saya masih pengen nonton tapi belum keturutan. One Piece, saya sama Squidward yang ngikutin. Bola yang suka dan ngerti sih Patrick sama Squidward.

Kalau saya lihat sih Patrick yang paling panikan diantara kami. Panik itu perlu sih. Tapi kadang saya merasa bersalah kalau saya ga panik juga, kepikiran jangan-jangan saya kurang peduli. Di antara kami dia juga yang paling jarang pulang. Salut deh sama Patrick yang kuat jauh dari rumah untuk waktu yang lama.

Well itu sekilas tentang kelompok saya. Hahaha akhirnya keturutan nulis tentang mereka. Masih banyak hal-hal yang belum saya ceritakan. Banyak hal yang belum saya tahu tentang mereka :D Semoga saja mereka ga baca postingan ini. Kan saya ngata-ngatain mereka gitu.

Behind the Scene Video TA

Kami (funta) sepertinya memang berjiwa deadliner dengan mengabaikan sisi inisiatif dan konflik haha. Jumat, 9 Oktober 2015 deadline dokumen B100+Video dan B200 TA. Dan kami baru benar-benar mengerjakan video J-6 00.00 hari Jumat hehehe.

Saya sebenernya bingung. Pengen ngepost ini di blog TA tapi kok isinya gini banget. Yasudah saya post di sini saja.

Well, mari kita mulai. Awalnya kami meminta tolong teman saya, sebut saja Basreng. Namun ternyata karena saya belum ngomong lagi sama basreng jadi kami ga jadi minta tolong. Tinggallah kami bertiga, mahasiswa dengan jiwa seni yang mungkin kurang. Brainstorming saat itu juga, gambar-gambar yang kami ingin basreng buat mau digantikan dengan apa. Yang pertama adalah restoran. Entah kenapa saya kepikiran Krusty Krab yang di Spongebob Squarepants. Dengan pembicaraan ini itu akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan sebagian episode Spongebob Squarepants : Patty Hype dan untuk menambah nuansa alay, kami tambahkan episode yang ada marching band nya. Jadilah video super alay. Mungkin orang yang nonton mikir, ini salah upload kali ya. Engga kok. Itu saking kami kurang kreatifnya.

Tapi tugas video ini berhasil membuat momen pertama kami menghabiskan waktu malam bersama sampai jam 1 pagi. Dan juga mempertemukan kami dengan adiknya Hilmi yang ternyata mirip banget sama Hilmi.

Tapi sebenarnya bukan itu poin yang mau saya ceritakan. Gara-gara ide spongebob maka kemungkinan sangat besar kami jadi nonton Spongebob. Dan itu terjadi, kawan. Emmm saya kan orangnya gini, gampang ketawa. Saya nonton Spongebob sampek ketawa-ketawa hingga muncul perbincangan yang kurang lebih begini. Biar lebih susah nebaknya mari kita samarkan namanya

P : Lihat deh, default mukanya Spongebob sama Squidward beda banget lho. Spongebob gini, Squidward gini (Silakan imajinasikan wajah Spongebbob dan Squidward).

P : Kayaknya di kelompok kita ada satu Spongebob deh. Yang dua Squidward :v
Kalian tahu kan siapa yang dimaksud P?

Sp : Hahahaaa kan Squidwardnya udah dia (Nunjuk Sq)
Gara-gara status di timeline fb nya Sq tentang squidward -_-

Sq : Haha, maneh apa, P? Patrick?

Wkwk kok kalau saya pikir-pikir cocok juga. Sp emang paling banyak ketawa di funta. Dikit-dikit ketawa. Sq, sumpah dia nyebelin banget kayak Squidward. Kadang nanggepinnya langsung mematahkan semangat. Bukan yang sampai down gitu sih. Tapi bikin diem aja haha. Nah Si P banyak makannya sih hahahaaa jadi cocok-cocok aja kalau image Patrick ditempel padanya wkwk.

Trus saya jadi kepikiran nanti di "tentang" blog TA (yang sampai saat ini masih mendekam di level draft) perkenalannya ada Spongebob, Squidward sama Patrick gitu. Tapi emmm ya sudahlah nanti lihat apa kata mereka hahahaa

Oh iya, bagi yang ingin melihat video pertama kami (yang super ga jelas) silakan lihat di sini.

Goodluck, Guys!