Satu Kalimat Memusnahkan Good Mood

an hour ago I got a good mood. Knowing two of my friends have been selected for an exchange. I went to the boarding  house happily. When I arrived, I got lessons :

- Good mood can dissappear only because of a sentence
- different person will give different response

I passed the owner of the boarding house
"ada yg numpahin air di kursi itu siapa ya?"
"saya bu"
"kok bisaa?" nada kesel
"hehee tadi airnya di tas, tasnya ditaruh kursi. ternyata tumpah"
"hhh trus gimana itu? basah gitu. nanti mau ada yg ngaji"
*diem*
"pokoknya nanti dikeringin"

memang saya manusia yg masih lemah. Omongan, lebih ke nada yang tadi langsung bikin badmood.  Rasanya pengen mbantah "yaelah cuma gitu doang" tapi itu ga baik. jadi saya diem. Menyusun rencana.

Mrongkol bgt sih. good mood hilang seketika sih. Coba tadi ibunya bilangnya

"nanti kan mau ada yg ngaji, kasian nanti kalau basah. Tolong dikeringin ya."

Menurutku itu lebih enak diterima daripada nanyain "kenapa bisa?" (yang jelas2 kemungkinan besar itu ga sengaja) nanyain "itu gimana?" (dengan nada super gaenak di hati) mana setelah itu pas ketemu lagi ngucapin "nalaa nala, kursiku dibasahin" (padahal saya sudah ngeringin, kursinya juga udah kering). Yaudah lah yaaa beda orang beda respon. Kan beda sistem beda respon impulsnya (et dah ini apaan).

trus saya jadi mikir, sepertinya manusia itu cenderung memberontak jika kata-kata yang diberikan justru yang negatif. Apalagi dengan intonasi yang menyebalkan.

Trus saya jadi mikir juga. Jangan-jangan saya sudah terlalu sering bikin sebel. Jangan-jangan ibu kosan sebenernya ngempet hidup bersama kayak gini. Kalau dipikir-pikir kasihan juga sih.

Alhamdulillah di rumah orang tua saya, saya masih bisa bebas. Alhamdulillah orang tua saya mau mengerti saya. Alhamdulillah. Alhamdulillah

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan