Posts

Showing posts from February, 2015

Tak Dapat Restu

Belakangan ini hidup saya "besar pasak daripada tiang." Semakin hari kantong semakin menipis sementara tak enak hati minta ke orang tua while life must go on. Akhirnya saya memutuskan, saya harus mencari kerja. Saya berniat untuk mencari lowongan pengajar les privat. Saya pun browsing sana sini. Banyak tapi yang sedikit bermasalah hanya masalah akomodasi. Tapi saya mencoba mengesampingkan faktor itu. Yang penting ngajar dulu.

Akhirnya saya bercerita ke orang tua saya. Bapak saya sih awalnya fine2 saja. eh tiba2 beberapa menit setelah telpon ditutup, beliau menelpon lagi. Mengabarkan ibu tak setuju kalau saya nyambi kerja dengan alasan dikhawatirkan nanti malah lulusnya molor. Sebal sekali rasanya mendengar itu. Sebal. Sebal sekali. Tapi saya tak berani mengungkapkan terlalu jelas pada orang tua saya.

Saya sadar, maksud ibu baik. Nanti kalau kuliah molor trus jadi bayar sendiri nanti malah repot. Begitu katanya. Yah, tapi tapi tapi kemepetan keuangan biaya kehidupan ini juga membuat saya bingung juga. Saya cuma diam. Cuma bilang "faham".

Orang tua saya ternyata pengen saya lulus tepat waktu ya. Padahal yang menjalani selama ini malah belum terpikir untuk itu. Astaghfirullah.

Cerita Akhir Bulan

Tak terasa sudah satu bulan lebih kuliah. Wuuuu sekarang negara praktikum dan laporan pun menyerang. Hidup sepertinya akan monoton hahahaaa. Siklik. TP- Praktikum - Laprak - TP lagi bla bla bla. Hahahaa ya sudah nikmati saja.

Sepertinya semester ini jadi semester akademik doang. Huh, sebenarnya tak ingin hal ini terjadi. Saya masih diterpa iri ketika melihat teman - teman yang masih bisa punya kegiatan selain belajar. Hmmm masih harus scanning bisa ngapain aja untuk mengisi waktu.

Ternyata hidup kuliah doang membuat semuanya terasa hampa. Hahahaaa. Dan sepertinya perlakuan saya terhadap dunia perkuliahan tak berbeda jauh dengan ketika saya punya kesibukan lain. Masih saja deadliner. Kalau ga beda jauh kan mending diisi kegiatan lain.

untung saja teman - teman kosan setia menemani mengisi waktu. Lebih tepatnya menemani refreshing. Sekedar kumpul di ruang tivi dan mengomentari acara tivi dan membicarakan banyak hal cukup menghibur.

Namun semenjak hari minggu kemarin saya kesepian. Ditinggal teman kosan yang paling "bolo plek" kalau kata bapak saya. Si Umi pindah. hiks. Sekarang jadi bingunf kalay lagi ga jelas mau ke mana, cerita ke siapa. ohohoooooo umi dengan berbagai cerita dan sudut pandangnya membuat rasa kehilangan ketika pergi.

actually this is a random post (may be called random variable. Haduh the effect of communication system lecture). Want to write something but suddenly i forgot what point i want to write. okay dadaaah.

"Doa kuwi nek awamu gak maju ya ora mlaku."
Nasihat dari orang keren.

Brod! ^^



Lihat! Wajah mereka terlihat sangat bahagia! Senang sekali bisa melihat mereka bahagia.

Bodronoyo. Itu nama lain tokoh wayang. kalau tak salah Semar. Nama yang dipilih hampir satu tahun yang lalu. Oleh orang yang itu tuh, cowo yang ada di tengah para cewe, yang sekarang dapet sebutan Mas brod!

Tak terasa semua kisah mereka sudah satu tahun.

Ceritanya mereka adalah tim karawitan Tanggap Warsa 43 PSTK. Satu tahun yang lalu mereka bersama (sekarang juga bersama sih, but i mean together as a team). Jadi bernostalgia. Saya memang bukan bagian dari mereka. Tetapi saya bahagia bisa melalui tahun lalu bersama mereka. Saya bahagia bisa menjadi orang yang bisa peduli mereka menjadi orang yang bisa jadi dekat dengan mereka (maklum saya ceritanya dijadiin MSDM mereka hehe).

Perjuangan mereka bersama, melewati malam-malam latihan berjam-jam. Berjuang bersama. Capek bareng. Angkat-angkat gamelan bareng. Ngebully Brod (si pengendhang) bareng. Saling menghibur. Saling mengingatkan. Saling peduli. Saling menyayangi (eh). Memang ada yang belum bisa diajak susah seneng bareng di awal. Tapi akhirnya, Lihat! Mereka bahagia.

Ternyata impian saya masa TPB sampai sekarang pun masih belum hilang. Haha padahal sebelumnya saya menncoba membalas dendam dengan menjadikan anak didik saya yang main bonang pas TW. Tapi ternyata masih belum puas. Yaudahlah yaaa. Semoga saja bisa terpuaskan dengan anak didik saya yang sekarang juga main buat TW44. Dari dulu sampai sekarang pun saya juga masih iseng-iseng menyelinap di tim karawitan haha. Dulu saya sering isi alat yang kosong. Saya sampai bisa main semua gendhingnya.Ssekarang saya datang kalau lagi dibutuhkan buat ngajarin, kalau ada yang kosong saya juga main sih. Haha memang ya memang wkwkwk gimana ga pengen included. Tim karawitan itu selalu solid, seru, kekeluargaannya terasa banget. Apalagi dengan proses yang hampir menyita waktu satu semester. If I'm included, oh man, senangnya. Mungkin kuantitas senyum dan ketawa saya meningkat.

Ada rasa pengen included ke dalam tim mereka. Tapi tapi tapi. Ah biarlah. saya jadi orang yang care sama mereka saja. Ceileh.

Aaaa bangga sama kalian. Bahagia sudah pernah menjadi pelatih kalian. Bisa ngebantuin kalian. Bisa peduli sama kalian. Biisa merasakan susah dan senang bersama kalian. Bahagia sudah melewatkan waktu bersama kalian.

Tak terasa si Broders sekarang sudah punya adik. Kali ini adik-adik mereka pasti tak kalah dari mereka. Pasti juga keren. Nama adik mereka? Masih Allah dan pengendhang yang tahu.

Selamat menjalani kehidupan selanjutnya! Selamat menempuh jalan menuju ke-keren-an masing-masing. Yuk bantuin adik-adik kita menjadi orang keren. Yuk bersama mencari jalan menjadi orang keren walaupun memang tiap orang punya jalan sendiri untuk menemukan dirinya yang keren tapi bukan berarti kita tak bisa berjuang bersama. Eaaaa.

Hebatnya The Master of All Knowledge

Belakangan ini perhatian saya sempat tertarik pada hal-hal yang saya dan orang lain pelajari. Sejak awal kuliah semuanya terasa wow dan wah. Perkataan dari bapak saya yang menyadarkan bahwa semua ilmu yang dipelajari selama ini ya untuk keperluan manusia. Saya terkagum-kagum betapa hebatnya Allah menciptakan manusia hingga bisa mengembangkan pengetahuan sampai saat ini. Misal dari fenomena magnet biasa dan sekarang sudah dimanfaatkan di berbagai hal.

Beberapa kali saya juga tersadarkan bahwa apa yang saya pelajari sangat jauh berbeda dengan apa yang dipelajari beberpa teman saya. Wheland misalnya, dia jurusan teknik kimia. Yang dia pelajari hal-hal yang abstrak bagi saya, proses kimia, reaksi kimia, entahlah apa itu. Sebaliknya, sepertinya apa yang saya pelajari juga abstrak bagi Wheland. Begitu juga yang lain. Ada yang mempelajari perencanaan kota, seni bangunan, seni musik dan seni yang lain. Ada yang mempelajari tanah, bahkan tak hanya satu bidang yang mempelajarinya, mulai dari pertambangan, geologi, geodesi dan geomatika, teknik sipil, teknik lingkungan. Yang mempelajari air juga banyak. Ada juga yang mempelajari kehidupan sosial, mulai dari kelakuan manusia, perekonomian, psikologi, politik. Wow banyak banget. Ada juga yang mempelajari ilmu agama (maksud saya benar-benar special belajar itu). Itu pun juga masih terbagi-bagi mulai dari peradaban Islam, AL-Qur'an, banyak deh.

Saya sadar. Begitu banyak ilmu di dunia. Tapi kita, manusia punya keterbatasan. Saya sadar sepanjang yang saya temukan selama ini belum ada orang yang bisa menguasai semua keilmuan. Masing-masing mempunyai passion, interest dan keahlian yang unik. Saya tersadarkan bahwa memang Tuhan menciptakan manusia untuk saling tolong menolong. Simpelnya sih begitu.

Saya percaya, semua ini, bagaimana manusia bisa menjalani ini semua ya karena izin dan kehendak Allah. Dari semua renungan ini saya terpikir, sadar. Betapa hebatnya Allah. Kalau ciptaannya saja menmgetahui sesuatu hal. Dan tiap orang memahami hal yang berbeda. Bisa dibayangkan betapa Allah tahu segala sesuatu. Setiap ilmu yang dimilki-Nya, disebarkan sedikit ke manusia sehingga bisa menguasai sebuah bidang. Itupun kadang manusia masih tak mampu mendalami bidang itu, masih ada sub-sub baru yang muncul. Itu pun masih banyak sekali hal yang tidak diketahui manusia, bisa jadi belum mampu, bisa jadi memang tidak mampu.

Yang sudah diketahui manusia sepertinya masih sedikit jika dibandingkan dengan ilmu Allah. Masih banyak, banyak sekali misteri alam yang belum diketahui dan dipelajari manusia. Saya ingat sebuah kata-kata saat saya masih sekolah dasar dulu (saya mendapatkannya di sekolah diniyah sih hehe)

"Seluruh ilmu yang dipelajari oleh manusia itu jika dibandingkan dengan ilmu Allah hanya setetes air sementara ilmu Allah itu seluas lautan."

Saya bingung lagi bagaimana mengungkapkan kekaguman dan kesadaran saya. Hehe

Subhanallah. How great our Lord.

Wejangan Bapak Dosen

Kemarin saya kuliah Sistem Mikroprosesor. Dari jam 9-11 (sampai disebutin jamnya lah haha). Kemarin ceritanya dikenalkan dengan AVR. Yang saya ingat intinya mikroprosesornya bisa diprogram dengan bahasa C dengan bantuan software untuk mendownload program ke mikrokontrolernya. Hahaha. Sejak awal kuliah ini saya masih termlongo-mlongo. Ga ngerti sama sekali (sekarang juga masih sih haha). Kemarin bapak dosen mendemokan sebuah contoh how to program a microcontroller. Wuuuu bagi saya yang masih awam ini ya itu sesuatu yang waw lah yaaa. Lalu beliau memberikan exercise agar kami membuat kode agar sesuai dengan yang diinginkan saat itu (saat itu maunya lampunya jadi terlihat berjalan haha). Beliau memnag tipe yang suka nunjuk gitu. Untung saja bukan saya. Walaupun sudah terbayang penyelesaiannya, saya belum tahu how to implement it. Haha.

Sebenarnya yang ingin saya sampaikan bukanlah cerita yang sudah saya ceritakan (lhoh haha). Yang saya ingin ceritakan adalah wejangan yang disampaikan beliau sambil menunggu yang ditunjuk menyelesaikan pprogram di depan.

"Selama ini saya mengamati mahasiswa. Sebenarnya ga ada yang ga bisa. Adik-adik ini semuanya bisa. Hanya saja motivasinya berbeda. Ada yang motivasinya tinggi, ada yang rendah. Biasanya yang motivasinya tinggi itu yang hasilnya bagus. Nah, yang motivasinya kurang itu ya biasanya hasilnya pas-pasan atau bahkan kurang."

Jleb. Oh maaaan. Wejangan dari bapak dosen menyadarkan dan melapangkan hati. Membuat saya yakin saya pasti bisa, hanya perlu waktu. Tapi juga jleb, karena ya mengingatkan kembali pada yang telah lalu. Hahahaaaa

Terima kasih, Bapak. Sudah memberikan wejangan yang menyenangkan :)