Budaya (Minta) Traktiran

Di lingkungan saya, biasanya kalau ada seseorang yang dianggap patut merayakan sesuatu, paling sering sih ultah, teman-temannya akan minta traktiran. Ultah, dimintai traktiran. Dapet peringkat satu, dimintai traktiran. Jadian, dimintai traktiran. Semua-muanya aja traktiran wkwk.

Sebelumnya, saya merasa wajar saja dengan budaya ini. Tapi setelah ngobrol dikit dengan orang-yang-saya-lupa-namanya pas saya di Korsel, pikiran saya jadi berubah. Kenapa kalau ada yang ultah malah kita "palak" minta traktiran? Kenapa ga temen-temennya yang urunan nraktir dia? Bukankah jadi lebih ringan daripada satu orang harus mentraktir sekian banyak orang? Lagipula, siapa tahu orang yang sedang ultah ternyata sedang seret.

Tentang hal selain ultah juga begitu. Mungkin dia dapat rezeki, tapi siapa tahu rezeki itu benar-benar sedang dia butuhkan? Siapa yang tahu kalau rezeki itu untuk biaya rumah sakit misal. Eh malah kita "palak".

Kalau si dia dengan inisiatif sendiri mau sedekah, itu beda kasus. Terima saja dengan senang hati hahaha. Tapi kalau kita yang membuat dia "sedekah" dengan permintaan atau sindiran kita, menurut saya kok kurang pantas.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan