Renungan
Pama wong pasa, iki wis arepe maghrib ngono kae kok arepe mokel. Kudu diempet, dipertahankan. Diluk engkas maghrib gek ndang buka.
Pama wong pasa, iki wis arepe maghrib ngono kae kok arepe mokel. Kudu diempet, dipertahankan. Diluk engkas maghrib gek ndang buka.
Saya pernah bilang bahwa saya akan menulis review hidup setahun yang lalu kan ya? Niatnya mau ditulis akhir Februari tapi kok eummm ... sudah pengen nulis.
Last year was tough. Even I think it was the toughest year of my life (hingga detik ini). Jika sebelumnya toughest time in my life adalah zaman SMA, namun saat itu sebenarnya hanya cipratan dari tough times nya orang tua saya. Nah kalau yang sekarang, ini saya yang mengalami sendiri. Bukan cipratan lagi, ini mah udah keguyur.
Awal tahun lalu, karena dekat dengan akhir tahun sebelumnya, dimulai dengan berakhirnya B300. Apa itu B300? B300 adalah bagian dari Bseries yang merupakan bagian Desain. Bseries sendiri merupakan dokumen pengembangan proyek yang terdiri dari proposal pengembangan, spesifikasi, perancangan, implementasi dan pengujian. Semua dokumen ini adalah dokumen-dokumen untuk tugas akhir di program studi saya.
Sayangnya, satu semester berlalu bersama teman satu tim sudah mulai memunculkan konflik yang ternyata semakin parah di waktu selanjutnya. I can say, saat itu saya mulai menjadi seorang penakut, termasuk takut untuk bersosial. Awal Januari, ada kegiatan ekskursi jurusan saya. Itu merupakan kesempatan besar untuk bersenang-senang sebagai "last moment" seangkatan sekaligus untuk memperbaiki kondisi psikologis saya terkait hubungan sosial. Namun, bodohnya saya tidak ikut. Alasan utama saya adalah saya takut. Saya takut akan sendirian di tengah keramaian. Bodoh memang. Ya memang saya bodoh.
Setelah B300 dikumpul di akhir semester sebelumnya, maka tanggungan saat itu adalah B400 (implementasi) dan B500 (pengujian). I am not a fast learner. Salah saya juga sih semester sebelumnya tidak segera belajar bahasa pemrograman terkait dan segera memahami sistem sebelumnya. So, I can say, saya sangat tertinggal.
Di minggu akhir bulan Januari saya mulai curiga atas keadaan di rumah. Saya curiga atas pesan yang dikirimkan mbak saya. Dan benar saja. Beberapa hari setelah itu, saya tahu dari Om Bahrul bahwa bapak saya jatuh sakit. Dan sakitnya masih berlanjut sampai saat saya menulis ini namun saat ini sudah sangat jauh lebih baik dari setahun yang lalu. Down? Iya.
Saat itu saya juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti YSEP periode September 2016. Halah mempersiapkan diri, cuma ikutan tes TOEFL doang kok. Jadi ceritanya, waktu itu rencana saya adalah lulus sidang Juni, September ke Jepang buat YSEP gitu. Namun Tuhan berkata lain.
Anyway, YSEP (Young Scientist Exchange Program) adalah program pertukaran pelajar yang diadakan oleh Tokyo Institute of Technology, Jepang. Ada dua jenis : selama satu tahun dan satu semester. Keduanya isinya sama, kuliah, riset dan kegiatan yang bervariasi seperti kunjungan industri.
Saat itu, saya tak lupa mempertimbangkan kemungkinan mengulang untuk rencana YSEP ini (berkaca dari tahun sebelumnya dimana saya harus menerima kenyataan bahwa saya mengulang 2 matkul, dan baru saya bayar di semester ganjil 2015/2016). Jadi saya ada 2 atau 3 plan gitu. Haha ternyata plan A gagal. Saya harus menerima kenyataan bahwa saya harus mengulang mata kuliah Rekayasa Termal dan Mekanika Fluida. Membuat saya masih mempunyai beban 22 SKS di semester 8. Down? IYA. Bisa sih diambil 22 SKS, ga menyalahi aturan. Namun, melihat kelakuan dan sifat saya, saya memutuskan memecahnya menjadi dua. Saya memilih untuk molor satu semester. Hilang sudah mimpi saya ikutan YSEP yang periode satu tahun. Selain itu juga karena hasil tes TOEFL keluar telat sih.
Saat itu, ceritanya saya juga lagi bokek parah. Melihat kenyataan bahwa keadaan di rumah sedemikian rupa : bapak sakit, saya tak tega meminta kiriman dari rumah. Kok saya merasa itu datangnya bertubi-tubi ya. Bokek, bapak sakit, ngulang, molor satu semester, ga bisa daftar YSEP, stress karena partner TA. Sedih pula, orang tua sakit malah saya dibilang ga usah pulang. Mau pulang tanpa bilang-bilang juga lagi bokek sih.
Salah satu hal buruk dalam diri saya adalah saya terlalu memikirkan sesuatu. Belum bisa menjadi pribadi yang bisa "dibawa santai aja".
Ah, cuma gitu doang, Nal.
Hidup saya selanjutnya masih berlanjut kok. Karena saya terlalu lemah untuk terguyur berbagai hal tadi, saya agak menyingkirkan TA. Pikiran saya teralihkan untuk mencari-cari kerjaan sampingan. Saya tak bisa fokus mengerjakan TA. Hahaa tiap buka TA, kepikiran lagi bokek dan harus cari kerja. Baru dapet pas akhir bulan Februari kalau ga salah. Sejak saat itu, saya nyambi ngajar di daerah ... lupa namanya pokoknya deket Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Nah, tadi sudah saya singgung kan, saya tertinggal dalam hal TA dan kondisi tim saya sedang tidak baik. Saya baru bisa settle down akhir Februari. Waktu itu deadline B400 adalah 11 Maret. Mepet banget. Dan lagi, I am not a fast learner dan saat itu, karena faktor ini dan itu, saya cuma bisa mengerjakan TA malam hari. Apa yang terjadi? Gak nutut. Saya tidak memasukkan bagian saya di B400 versi 1 waktu itu. Saya inget banget waktu itu salah satu partner sampai nulis "INI MANA WOY" di gdocs bagian dokumen saya. Kami biasa mengerjakan dokumen bersama di gdocs, selanjutnya saya yang merapikan setelah semua terkumpul. Sejak saat itu saya semakin takut pada partner yang satu itu (mari sebut partner 1, ga berani sebut Patrick atau Squidward haha). Dan alasan saya mengerjakan TA malam hari semakin bertambah : biar ga ketemu partner 1 (takut banget ketemu dia) dan kalau malem biasanya ada partner 2. Bentar. Ini kalian tim atau bukan sih?
Tanggal 1 Mei, saya akan mengingat tanggal itu, sehari sebelum saya wawancara rekrutmen di Xtremax, ada chat di grup TA. Itu adalah pertama kalinya saya mendapatkan chat yang kontennya seperti itu. Saya dan partner yang satunya langsung down. Waktu itu saya drama banget. Sampek nulis di diary, berimajinasi kalau itu surat buat partner yang ngasih chat tadi. Surat yang akan saya berikan saat dia wisuda. Tapi tenang, itu hanya mengendap di laptop kok. Namun kejadian itu membawa berkah juga ternyata. Selanjutnya hubungan kami menjadi lebih baik hingga sidang Juni kemarin. YAAAAAY.
BTW ngerjain TA bareng partner 2 dan teman-teman yang ada di lab malam hari sangat menyenangkan. Banyak berbagi makanan, banyak ketawa, saling bantu, curhat, ngisengin. Seneng deh pokoknya.
Anyway, partners, maaf ya, I spoiled dark stories publicly.
Ingat! Ini adalah perjuangan. Tidak ada ceritanya perjuangan itu mudah dan enteng. Pasti ada tantangan dan hambatan.
Jikalau Neil Armstrong dapat menancapkan bendera di permukaan bulan, siapa yang sanggup menancapkan iman di dalam hati, tempat yang jauh lebih dekat, kecuali Dia Yang Membolak-balik Hati?