Terima Kasih
Saya barusan baca-baca file yang saya tulis di masa lampau. I found this. I intended to post it but for several reason I postponed it. Somehow I want to post it now (of course with comments) wkwkwk. It was written on Feb 17, 2016
***
lu·rah[1] n 1 kepala pemerintahan tingkat terendah; kepala desa; 2 kepala atau pimpinan suatu bagian pekerjaan
Ketua PSTK punya sebutan Lurah. Berarti ini keempat kalinya saya merasakan sebagian proses bagaimana pemimpin di unit saya terpilih. Barusan hearing calon lurah PSTK di Labtek VI. Terima kasih hearing, kalian memfasilitasiku juga untuk bertemu kawan-kawan dan melupakan “sakit hati” yang baru melanda (barusan disindir anak muda. Nau’dzubillaahi min dzaalik. Semoga tak terjadi lagi dan semoga anak cucuku nanti berbudi pekerti yang baik). *BTW saya lupa ini sakit hatinya karena kejadian yang mana wkwk* Setelah sekian lama, akhirnya hari ini saya ketemu Mita, Mince, Tata dan Brod yang jarang ke sekre. Wahaaa akhirnya tadi saya ketawa. Alhamdulillaah.
Yang nyalon namanya Imung. Itu lhooo keluarga bonang, anak EL’14. Somehow, I proud of him. Dia sudah melangkah jauh untuk menjadi orang keren versi dia. Seperti biasa, pemilu begituan ada timses kan ya. Nah, timsesnya ditanyain nih sama senior, sama angkatan saya maksudnya, kenapa mau bantuin? Keluarlah jawaban yang tentunya (menurut saya) bukan default. Feels like it came from their heart. And I wonder, Do I have that kind of friend? *apaandahNal
Pas mau pulang, Mince, Tata, sama Candra ngomongin Imung. Saya nimbrung. Sungguh ini sepertinya terlalu berlebihan dan terlalu membesarkan hati.
C : “Ciee, Nala.”
M : “Nal, kayaknya semuanya "jadi" deh, Nal. Anak-anak didikmu. Yang satunya sebenernya "jadi" juga kan ... Cuma kemarin ada masalah.”
T : “Cie, best couple PLE.”
N : “Teman-teman, kan dia bisa jadi gitu karena dia sendiri. Dia mau belajar.”
C : “Kan kamu first impression-nya mereka di PSTK, Nal.”
Well, saya sungguh bangga, “anak-anak didik” saya bisa jadi orang keren. But sometimes, it makes me envy them hahaaa. Penyakit hati yang masih sulit dihilangkan -_-
***
Sebenernya ga cuma Imung yang keren. Saya merasa semua yang pernah saya ajarin main bonang sudah jauuuuh lebih keren daripada saya. Mereka sudah jadi ini-itu, sudah ikutan ini-itu, sudah berkarya ini-itu, sudah menjadi pribadi yang hard working, pokoknya udah yang keren-keren deh.
Guys, terima kasih atas kebersamaan selama ini. Saya bahagia dapat mengenal kalian. Saya bahagia dapat menjadi bagian dari "hal pertama" kalian di dunia kampus. Terima kasih sudah memberikan contoh yang baik, terutama untuk saya. Terima kasih sudah pernah mengisi momen bahagia saya :)
--OOT
BTW saya jadi kepikiran untuk membuat semacam rubrik khusus berisi ucapan terima kasih untuk orang-yang-saya-ingin-mengucapkan-terima-kasih-kepadanya. Dibikin ga yaaa? wkwkwk
***
lu·rah[1] n 1 kepala pemerintahan tingkat terendah; kepala desa; 2 kepala atau pimpinan suatu bagian pekerjaan
Ketua PSTK punya sebutan Lurah. Berarti ini keempat kalinya saya merasakan sebagian proses bagaimana pemimpin di unit saya terpilih. Barusan hearing calon lurah PSTK di Labtek VI. Terima kasih hearing, kalian memfasilitasiku juga untuk bertemu kawan-kawan dan melupakan “sakit hati” yang baru melanda (barusan disindir anak muda. Nau’dzubillaahi min dzaalik. Semoga tak terjadi lagi dan semoga anak cucuku nanti berbudi pekerti yang baik). *BTW saya lupa ini sakit hatinya karena kejadian yang mana wkwk* Setelah sekian lama, akhirnya hari ini saya ketemu Mita, Mince, Tata dan Brod yang jarang ke sekre. Wahaaa akhirnya tadi saya ketawa. Alhamdulillaah.
Yang nyalon namanya Imung. Itu lhooo keluarga bonang, anak EL’14. Somehow, I proud of him. Dia sudah melangkah jauh untuk menjadi orang keren versi dia. Seperti biasa, pemilu begituan ada timses kan ya. Nah, timsesnya ditanyain nih sama senior, sama angkatan saya maksudnya, kenapa mau bantuin? Keluarlah jawaban yang tentunya (menurut saya) bukan default. Feels like it came from their heart. And I wonder, Do I have that kind of friend? *apaandahNal
Pas mau pulang, Mince, Tata, sama Candra ngomongin Imung. Saya nimbrung. Sungguh ini sepertinya terlalu berlebihan dan terlalu membesarkan hati.
C : “Ciee, Nala.”
M : “Nal, kayaknya semuanya "jadi" deh, Nal. Anak-anak didikmu. Yang satunya sebenernya "jadi" juga kan ... Cuma kemarin ada masalah.”
T : “Cie, best couple PLE.”
N : “Teman-teman, kan dia bisa jadi gitu karena dia sendiri. Dia mau belajar.”
C : “Kan kamu first impression-nya mereka di PSTK, Nal.”
Well, saya sungguh bangga, “anak-anak didik” saya bisa jadi orang keren. But sometimes, it makes me envy them hahaaa. Penyakit hati yang masih sulit dihilangkan -_-
***
Sebenernya ga cuma Imung yang keren. Saya merasa semua yang pernah saya ajarin main bonang sudah jauuuuh lebih keren daripada saya. Mereka sudah jadi ini-itu, sudah ikutan ini-itu, sudah berkarya ini-itu, sudah menjadi pribadi yang hard working, pokoknya udah yang keren-keren deh.
Guys, terima kasih atas kebersamaan selama ini. Saya bahagia dapat mengenal kalian. Saya bahagia dapat menjadi bagian dari "hal pertama" kalian di dunia kampus. Terima kasih sudah memberikan contoh yang baik, terutama untuk saya. Terima kasih sudah pernah mengisi momen bahagia saya :)
--OOT
BTW saya jadi kepikiran untuk membuat semacam rubrik khusus berisi ucapan terima kasih untuk orang-yang-saya-ingin-mengucapkan-terima-kasih-kepadanya. Dibikin ga yaaa? wkwkwk
Comments
Post a Comment