Renungan untuk Menjadi Tanah, Api, ataupun Air.
Saya yakin, malam in menjadi malam yang mengesankan bagi saya dan
teman-teman Calon Panitia OSKM ITB 2013. Bagaimana tidak, mala mini kata “calon”
telah dicoret dari status kami, dengan diterimanya kami di divisi-divisi
lapangan OSKM ITB 2013. Pengumuman divisi ini sangat menarik. Acara ini berupa
renungan, sembari menutup mata dalam posisi rileks, kami merenungi perkataan
yang dikeluarkan.
”Dengan posisi rileks, dan mata terpejam, yang membekas di ingatanku adalah
:
tanyakan pada dirimu, apakah pantas kamu di sini? Untuk apa kamu di sini? Apa
tujuanmu di sini?
Lakukan segala sesuatu dengan kurung dan kuring yang menyatu. Tak ada rasa
congkak.
Bagaimana bisa kamu melakukan semua itu dangan aku? Sementara ada dua orang
yang telah menghilangkan ke-aku-annya selama ini hanya untuk memenuhi
keinginanmu. Aku adalah rasa congkak dan kamu, kamu adalah kuringmu.
Seorang pemimpin menjadi teladan, panutan, ing ngarsa sung tuladha. Seorang
pemimpin, seorang pemimpin memberikan semangat kepada orang-orang di
sekitarnya, ing madya mangun karsa. Dan mendorong orang lain, tut wuri
handayani.
Jadilah kamu yang prasaharja, yang lenggawa, yang gemi nastiti.”
Begitu panjang penjabaran tentang hal-hal itu, dan di tengah-tengahnya,
suara kemeresek terdengar, suara langkah kaki juga terdengar. Dan tiba-tiba
seseorang mengikatkan sesuatu di kepalaku.
Renungan tutup mata selesai. Kami membuka mata, semua telah memakai ikat kepala, kuning, merah, biru. Sesuai instruksi,
mengikuti ke arah cahaya. Seseorang berorasi dengan membawa suatu lambing yang
kutahu itu bagian dari lambang OSKM 2013.
”aku adalah tanah. . . . . . . . . .
. . jadilah taplok yang rendah hati seperti tanah . . . . .”
Lalu cahaya berganti dari sisi lain.
”aku adalah api. Api yang berkobar,
. . . dan bergelora. Api, simbol keamanan. Karena dengan kobarnya, . . . . . . . . . . . . .”
Lalu cahaya berganti ke sisi selanjutnya.
”aku adalah air. . . . . . . . . .
. . . air, lambing divisi medic, . . . . . . .”
Cahaya pun berganti ke spot selanjutnya.
”aku adalah angin. aku membawa lambang tanah, api, dan air. Aku memang tak
terlihat, tapi akulah sumber kobar api, aku bisa membuat omabak besar, dan aku
bisa menghancurkan bumi. Aku ingin setiap dari kalian memiliki angin. Bukan untuk
menghancurkan, tapi angin yang . . . . .
. (intinya memberi sesuatu yang baik)”
NB : perkataan itu hanya garis besar dan seingat penulis.
saya senang, setelah saya tanyakan kepada teman sebelah saya, apa warna slayer yang ada di kepala saya? merah. ya, api. itulah saya.
Comments
Post a Comment