Posts

Showing posts from April, 2021

Bising

Sebenarnya dari dulu sudah saya pahami bahwa dunia tidak semulus, sebaik, dan seideal yang saya bayangkan. Namun, melihat kenyataannya tetap saja membuat saya amazed sendiri. Manusia ternyata begitu kompleks.

Yang paling membuat saya terheran-heran adalah bagaimana manusia cenderung lebih memilih untuk berasumsi dan menaruh prasangka buruk. Mengapa kita tidak melihat sisi baik segala sesuatu saja? Mengapa malah memilih untuk menggunjingkan dan memberikan label miring atas banyak hal? Mengapa kita malah cenderung membisingkan dunia dengan prasangka dan cara melihat dunia yang merendahkan? Mengapa? Mengapa? Mengapa?

Tidak bisakah kita berfokus pada hal-hal baik? Mencari-cari kebaikan beyond the flaws. Bukankah dengan melihat kebaikan kita jadi lebih mudah menghargai? Kupikir menghargai jauh lebih hemat energi daripada sebaliknya. Mengapa kita sering ikut campur urusan orang lain? Kalaupun ikut campur, sepatutnya kita ikut campur dengan cara yang baik. Mengapa harus membuat bising space orang lain?

Sejujurnya saya merasa betapa saya begitu polos dan bego melihat kenyataan dunia yang seperti itu. Saya terlalu naif.

Rindu

Kosakata yang menyerang kepala tepat saat ini adalah Rindu. Rasanya ada yang kurang. Saya rindu beberapa bagian diri yang dulu. Saya rindu bagaimana dia bisa tenggelam dalam dunianya, merenungi dunia dalam pikirannya. Saya rindu bagaimana dia bisa bertahan dalam berbagai kesulitan, keterbatasan, dan ujian. Memang tetap banyak keluhan keluar darinya. Namun, dia dengan mudahnya kembali mendekat dan mengisi hatinya.

Saya rindu pada diri yang dari suatu sisi jauh lebih independen dibandingkan diri yang sekarang. Dulu dia mudah saja menyimpan banyak hal sendiri. Dia dulu relatif lebih mudah dalam mencari hal-hal yang membuatnya content. Tidak seperti sekarang yang seringnya dia harus mencari tempat sampah berbentuk manusia.

Satu hal lagi yang saya rindukan. Saya rindu teman dekat perempuan yang bisa saya ajak diskusi hal-hal yang bagi orang lain mungkin agak nyebelin. 

Sebenarnya dulu bapak sering mengingatkan untuk jangan merasa kesepian karena Allah selalu menemani. Tapi emang dasar ya manusia lemah. Rasanya tetap saja saya perlu teman dekat. Sayang sekali lingkungan saya mayoritas cowo. Saya rindu sentuhan wanita.

Marhaban Ya Ramadhan 1442 H

Kantor buru-buru sepi sore ini. Semua orang ingin segera pulang. Megengan, katanya. Jalanan pun ramai luar biasa. Lebih sibuk dan padat daripada biasanya. Mungkin orang-orang juga punya alasan yang sama: Megengan.

Hari ini memang spesial karena malamnya sudah masuk 1 Ramadhan 1442 H. Malam ini sudah boleh menunaikan ibadah sunnah sholat tarawih. Esok dini hari sudah disunnahkan untuk sahur.

Kali ini saya menyambut Ramadhan dalam sepi. Hanya seorang diri. Ibu kos sedang mengunjungi anaknya, Mbak Kos sedang pulang, sementara Alfio, seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, memang sudah jarang sekali pulang ke kos. Antara setrong dan kasian beda tipis ya haha.

Cepat sekali waktu berlalu. Saya bahkan seperti tak sadar akan datangnya bulan ini. Tidak ada gemreget penyambutannya. Namun demikian, saya sangat berharap Ramadhan ini akan menjadi bulan yang saya benar-benar maksimal ibadahnya, maksimal tobatnya, maksimal memperbaiki dirinya.

Sekian.

Wassalaamu 'alaikum