Buku dan Perjalanan

Sudah tak perlu ditanya lagi atas sukanya saya terhadap buku dan perjalanan, terutama solo travelling. Yah meski minat baca naik-turun kayak iman, perjalanan jauh pun juga jarang, tapi jauh di dalam lubuk hati, saya suka.

Buku sudah seperti teman. Hampir tiap ngga ngapa-ngapain yang kepikiran selain main hp cuma baca buku. Paling sering sih sebagai pengantar tidur. Buat bantal juga enak haha. Saya suka ketika saya bisa tenggelam di dunia yang dibuat penulis. Benar-benar tenggelam hingga mau menyudahi rasanya berat sekali, pantang berhenti sebelum habis. Benar-benar tenggelam hingga perlu berhari-hari untuk move on ke buku yang lainnya.


Saya suka ketika menemukan "oh iya ya" atau "wah bener juga" dan kawan-kawannya. Menemukan insight baru yang sedikit demi sedikit tertanam dalam jiwa. Terkadang menohok tapi itulah sebuah lecutan untuk memperbaiki diri. Menyemai perubahan dimulai dari diri sendiri. Halah


Belakangan saya menemukan teman baru karena buku. Gara-gara buku, saya bisa sok akrab dengan teman kantor yang sebelumnya cuma berinteraksi via WA dan cuma urusan kerjaan. Buku membuka pertemanan, membantu meng-overcome urusan socially awkward, mendorong keberanian untuk berbasa-basi wkwk. Karena basa-basi ini, saya jadi merasa lebih dekat dengan mereka. Saya bisa lebih kenal mereka dari buku-buku yang mereka baca pun dari tulisan-tulisan mereka (ternyata mereka juga gemar menulis).


Menyenangkan sekali menemukan orang-orang yang menyukai buku ataupun tulisan.


Lanjut. Perjalanan.


Hal yang paling saya suka dari perjalanan adalah excitement yang muncul. Umum sih ya, orang suka sesuatu karena excitement yang muncul atas sesuatu tersebut. Gimana ya, saya ga tahu excitement itu lebih tepatnya muncul karena apa. Saya suka saja ketika melihat sekeliling, benar-benar melihat. Saya suka ketika harus nekat melakukan sesuatu, misal bertanya pada orang asing. Saya suka sensasi berdebar ketika melakukan perjalanan pertama kali. Saya suka obrolan-obrolan dengan orang baru. Terkadang banyak insight yang didapat dari obrolan itu. Pun kadang juga mendapat teman baru. Syukur kalau bisa bertahan lama. Saya juga suka bahwa diam dalam perjalanan mengingatkan akan pesan bapak, "Jika nganggur di perjalanan, jika ga ada yang ngajak ngobrol, mending dzikir." Travelling mengingatkan banyak kenangan akan bapak karena banyak perjalanan yang diliputi oleh peran beliau. I just love anything in travelling.


Hampir setiap minggu saya melakukan perjalanan pulang-pergi Kediri-Madiun. Suatu hari di perjalanan rutin ini, saya bertemu seorang pemuda yang terlihat kebingungan. Rupanya dia hendak pulang ke Lampung. Itu rantauan pkali pertamanya kembali pulang ke kampung. Ini rantauan pertamanya, mudik pertamanya juga. Dia kebingungan. Saya coba bantu dia semampu saya. We exchanged number tho. Katanya kalau dia bingung nanti bisa ngubungi saya. Alhamdulillah dia sampai Lampung dengan selamat meski kabar buruk menyapanya sebelum tiba.


Dalam perjalanan itu, saya juga berinteraksi dengan seorang bapak-bapak yang ternyata guru sekolah luar biasa. Sampai saat ini, beliau bisa jadi teman perjalanan jika bertemu di perjalanan rutin Kediri-Madiun. Banyak kisah dan ilmu terutama tentang anak berkebutuhan khusus dari beliau.


Ada lagi ... Dulu dalam perjalanan pulang Madiun-Kediri, saya pernah berjumpa dengan sepasang sahabat yang juga menuju Kediri. Saat oper angkutan, kami sempat akan naik mobil sewaan bersama karena bus yang ditunggu tak kunjung datang. Belum sampai kuota mobil sewaan itu terpenuhi, bus Harapan Jaya Surabaya-Trenggalek sudah datang. Kami melarikan diri. Wahai bapak yang menyewakan mobil, maafkan kami.


Beberapa hari yang lalu saat saya naik bus Nganjuk-Madiun, tiba-tiba seorang mbak-mbak samping saya bertanya,

"Sampean orang Kediri kan?"
"???"
"Dulu yang mau naik mobil ga jadi itu bukan ya?"
Setelah sekian detik, "Lhooo kok masih inget saya, Mbak?"
It's amazing to be remembered. But it's more amazing that she still remember me.

Ada lagi ada lagi ... Hampir 4 minggu yang lalu, dalam perjalanan Kereta Gajayana Malang-Madiun, saya duduk bersebelahan dengan seorang cowo. Saya tak pernah menyangka obrolan kami bisa semenyenangkan itu sampai saya tak membiarkan diri saya tidur bahkan membaca buku pun urung. It's just so fun to talk to him. Kami bertukar ilmu dan cerita tentang pekerjaan dan kehidupan masing-masing. Kebanyakan kisah masa kuliah. Pertemuan itu sungguh membekas di hati. Semoga Tuhan mempertemukan kami kembali. Amin.


Itu cuma cerita baru-baru ini. Banyak cerita perjalanan lain yang mungkin selewat saya lupa. Lagipula tak mungkin ditumpah-ruahkan semua di sini.


Dua hal yang menyenangkan: buku yang sudah seperti teman, dan perjalanan yang membuka pertemanan, semoga menjadi salah satu media menuju jalan yang lurus.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan