Posts

Showing posts from September, 2016

Cinta

Tuhan,
Aku tak tahu cinta itu sebenarnya seperti apa
Aku tak tahu bagaimana aku harus mencintai
Pun aku tak tahu bagaimana keadaanku saat ini
Apakah aku sedang mencinta?

Tuhan,
Terkadang aku berpikir
Sudah keraskah hatiku?
Hingga tak dapat merasakan indahnya puisi
Hingga tak dapat merasakan indahnya alam
Hingga tak dapat terenyuh melihat kenyataan di luar sana
Hingga tak dapat merasakan kasih sayang yang datang padaku

Tuhan,
Dengan aku yang seperti ini,
Dengan keadaanku yang seperti ini,
Dengan sifat dan kelakuanku yang seperti ini,
Apakah aku termasuk sudah mencintaiMu?
Apakah aku termasuk orang yang Engkau cintai?
Ataukah aku sudah terlalu terjebak cinta yang lain?

Terima Kasih

Saya barusan baca-baca file yang saya tulis di masa lampau. I found this. I intended to post it but for several reason I postponed it. Somehow I want to post it now (of course with comments) wkwkwk. It was written on Feb 17, 2016

***

lu·rah[1] n 1 kepala pemerintahan tingkat terendah; kepala desa; 2 kepala atau pimpinan suatu bagian pekerjaan

Ketua PSTK punya sebutan Lurah. Berarti ini keempat kalinya saya merasakan sebagian proses bagaimana pemimpin di unit saya terpilih. Barusan hearing calon lurah PSTK di Labtek VI. Terima kasih hearing, kalian memfasilitasiku juga untuk bertemu kawan-kawan dan melupakan “sakit hati” yang baru melanda (barusan disindir anak muda. Nau’dzubillaahi min dzaalik. Semoga tak terjadi lagi dan semoga anak cucuku nanti berbudi pekerti yang baik). *BTW saya lupa ini sakit hatinya karena kejadian yang mana wkwk* Setelah sekian lama, akhirnya hari ini saya ketemu Mita, Mince, Tata dan Brod  yang jarang ke sekre. Wahaaa akhirnya tadi saya ketawa. Alhamdulillaah.

Yang nyalon namanya Imung. Itu lhooo keluarga bonang, anak EL’14. Somehow, I proud of him. Dia sudah melangkah jauh untuk menjadi orang keren versi dia. Seperti biasa, pemilu begituan ada timses kan ya. Nah, timsesnya ditanyain nih sama senior, sama angkatan saya maksudnya, kenapa mau bantuin? Keluarlah jawaban yang tentunya (menurut saya) bukan default. Feels like it came from their heart. And I wonder, Do I have that kind of friend? *apaandahNal

Pas mau pulang, Mince, Tata, sama Candra ngomongin Imung. Saya nimbrung. Sungguh ini sepertinya terlalu berlebihan dan terlalu membesarkan hati.

C : “Ciee, Nala.”
M : “Nal, kayaknya semuanya "jadi" deh, Nal. Anak-anak didikmu. Yang satunya sebenernya "jadi" juga kan ... Cuma kemarin ada masalah.”
T : “Cie, best couple PLE.”
N : “Teman-teman, kan dia bisa jadi gitu karena dia sendiri. Dia mau belajar.”
C : “Kan kamu first impression-nya mereka di PSTK, Nal.”

Well, saya sungguh bangga, “anak-anak didik” saya bisa jadi orang keren. But sometimes, it makes me envy them hahaaa. Penyakit hati yang masih sulit dihilangkan -_-

***

Sebenernya ga cuma Imung yang keren. Saya merasa semua yang pernah saya ajarin main bonang sudah jauuuuh lebih keren daripada saya. Mereka sudah jadi ini-itu, sudah ikutan ini-itu, sudah berkarya ini-itu, sudah menjadi pribadi yang hard working, pokoknya udah yang keren-keren deh.

Guys, terima kasih atas kebersamaan selama ini. Saya bahagia dapat mengenal kalian. Saya bahagia dapat menjadi bagian dari "hal pertama" kalian di dunia kampus. Terima kasih sudah memberikan contoh yang baik, terutama untuk saya. Terima kasih sudah pernah mengisi momen bahagia saya :)

--OOT
BTW saya jadi kepikiran untuk membuat semacam rubrik khusus berisi ucapan terima kasih untuk orang-yang-saya-ingin-mengucapkan-terima-kasih-kepadanya. Dibikin ga yaaa? wkwkwk

Ngaca

-- INI GA PENTING --

Saya barusan bikin esai. Ada bagian yang membuat saya harus mengingat masa SMA saya. Saya teringatkan dan tersadarkan kembali, dalam sebuah perspektif, saya mengalami yang namanya degradasi karya dan degradasi mental. Mengapa hal ini dapat terjadi? Biarkan saya merenung

Biji

Barusan saya kepikiran sesuatu saat melihat isi buah pear. Saya jadi tersadar (atau mungkin juga teringatkan kembali) semua di dunia ini seperti biji, termasuk manusia. Setiap yang ada di dunia ini pasti akan berkembang baik atau dapat kita katakan bermanfaat jika ditempatkan dalam kondisi yang sesuai. Dan saya yakin, adanya sesuatu tersebut di dunia ini pasti juga sudah disediakan tempat yang memang diberikan untuk dia.

Renungan


For so long I've been denying
But now I feel like I'm flying
I'm alive, I'm alive, I'm alive
Now nothing seems impossible
With You I feel unstoppable
I'm alive, I'm alive, I'm alive

-- I am Alive by Maher Zain


Tertohok deh sama lirik ini. Kapan ya bisa merasa kayak yang dibilang liriknya?

(Telat) Puber

Belakangan ini saya dan teman sekamar sedang berada dalam sebuah fasa yang mirip. Beberapa kali kami membicarakannya, kami berkesimpulan bahwa puber kami telat dan belakangan kami malah menebak kami mengalami puber kedua. Wkwkwk. What the hell are u talking about, Nal?

Sebelumnya nih ya, saya dan teman sekamar saya setipe : tipe ganteng yang disukai adalah ganteng imajiner -- gantengnya anime gitu deeeh, sama sekali heran sama orang yang suka drama korea apalagi kecanduan kpop, ga terlalu ngeh deh kalau masalah asmara-asmara dunia nyata yang versi temen seumuran.

Gejala keranjingan Korea
Sesungguhnya keinginan menulis ini dimulai dari drama korea. Suatu hari ...

"Um, kok tiba-tiba aku pengen nonton drama korea ya? Dulu pas di asrama sering banget nonton drama korea ih."

Eh ternyata Umi juga sedang mengalami hal yang sama. Dari situlah kami berdua bertemu dengan drama Let's Fight Ghost yang membuat teman sekamar "kecantol" sama tokoh utamanya. Dan dari situ pula belakangan ini kami nonton beberapa drama korea. Kalau kata temen Umi mah, "Kamu nih, itu drama tahun kapaaan, kamu nontonnya kapan."

Ngerti orang ganteng (masa iya?)
(saya yakin cewe lainnya juga mengalami hal semacam ini)
Selama saya nonton drama bareng Umi, kami selalu komentar-komentar pemerannya ganteng atau engga. Kalau sudah bilang ganteng, yang lain bilang ga ganteng pun tetep keukeuh. Hahaha. Astagaaa gejala apa ini.

Menemukan "Oppa"
Yah gara-gara nonton drama korea nih Umi jadi (kayaknya) super ngefans sama salah satu anggota 2PM padahal menurut saya biasa aja. Tapi yang menurut saya ganteng dan membuat saya ketagihan youtube-an malah dibilang Umi biasa aja. Ya memang selera orang beda-beda.

Dan saya, fitri dan lovila sepakat yang belakangan membuat saya jadi youtube-an terus ini memang ganteng. Yes! Senang banget ada yang berpikiran sama. Memang dia ganteng. Suaranya bagus pula. Wuuuu

Baper pengen nikah (katanya)
INI BUKAN SAYA.

Yah begitulah. Kami berdua yang sudah umur segini baru-baru ini ngomongin mana orang ganteng. Kayaknya sampe ngefans juga. Di luar hal yang berhubungan dengan drama dan sejenisnya, obrolan juga sering nabrak bahasan yang namanya nikah since my roommate is 2 years older than me -___- makanya jadi keluar kalimat, "Nal, kok kayaknya kita pubernya telat ya. Biasanya anak-anak masa-masa beginiannya udah sejak TPB lalu."

Teman :)

Saya heran deh. Kenapa belakangan ini saya gampang banget masuk ke kurayami? Sesungguhnya itu sangat menyebalkan. Saya ingin keluar dari sana tapi tapi tapi ... yah begitulah.

Tiba-tiba tadi malam saya kepikiran Amel, teman sebangku saya pas SMA. Akhirnya saya telfonan sama dia sekitar jam 11 malam. Hahaha. Ternyata kami mengalami hal yang sama. Hanya saja dia sudah melewatinya beberapa hari yang lalu.

Tuhan baik sekali membuat saya kepikiran untuk mengontak Amel. Dengan gaya bicara Amel yang menggebu-gebu dan memang dia lebih dewasa dibandingkan saya, bikin saya seneng ndengerin ceritanya. Hahaha.

Pelajaran dari obrolan tadi malam : Keluarlah! Tuhan akan mempertemukanmu dengan orang-orang yang akan membantumu. Mungkin tidak membantu masalahmu secara langsung, bisa jadi mereka dikirim untuk menghibur hatimu yang sedang gundah.

Ahaaa. Amel tadi malam mention kami dulu juga bisa melewati kesulitan masa SMA, kali ini pasti bisa. Ah jadi inget, ucapan saya dan Amel (tapi Amel lupa) pas di masjid SMA bahwa suatu saat kami akan berangkat bersama, naik kereta yang sama, saya ke Bandung dan dia ke Yogyakarta. Dan itu menjadi kenyataan dengan ketidaksengajaan. Hahaha

Bleach

*ga penting*



Huaaaaa sudah lama sekali ga ngikutin Bleach. Tiba-tiba saja kemarin teman sekamar mengabarkan kalau Oda (pengarang One Piece) memberikan selamat atas tamatnya cerita manga Bleach. WHAT??? UDAH SELESAI???

Oh maaaan, saya wacana melulu mau ngikutin manganya. Genre action, adventure gitu lebih seru dinikmati dalam bentuk anime, jadi males juga baca manganya. Hahaaa

Jadi kangen nonton Bleach. Itu anime favorit saya sampai zaman SMA -- Saya baru menyelesaikan nonton animenya pas SMA hahaha. Saking senengnya, Ichigo pernah jadi bahan saya ngerjain tugas Bahasa Inggris padahal temen yang lainnya ngebahas tokoh di dunia nyata. Sayang sekali animenya hanya sampai episode (kalau ga salah) 366. Selanjutnya cuma manga saja.

Haaaa, kangen Toshiro Hitsugaya dan Byakuya Kuchiki yang ganteng, juga Kon yang lucu bangets, dan tentunya Ichigo yang keren (tapi lebih ganteng Toshiro)  >_<


Anyway, selamat ya, Tite Kubo. Akhirnya Bleach selesai setelah 15 tahun ^^