Idul Fitri 1445 H

Setelah awal menikah kami mulai Idul Fitri di Malang, lalu tahun lalu kami tidak menikmati Idul Fitri karena abis lahiran dan masih di rumah sakit, tahun ini giliran kami merayakan Idul Fitri di Keluarga Kediri terlebih dahulu.

Kali ini pertama kali Krucil menikmati Idul Fitri. Banyak pengalaman baru bagi kami terutama Krucil. Jadi banyak perubahan yang harus saya alami, yang paling utama adalah harus fokus ngurus Krucil. Pada akhirnya saya jadi not really into the conversation and the silaturahmi moment.

Sayangnya, pada kesempatan ini kami hanya bisa mengunjungi keluarga Kediri. Mendadak Mas Darmo diminta untuk posko di Madiun membuat kami harus membatalkan agenda kunjungan ke Malang. H+1 lebaran malam harinya kami sudah beranjak ke Madiun. Keesokan harinya, Mas Darmo sudah posko.

Acara ini memberi saya kesempatan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu tanpa asisten selama 4 hari. Well, I can say ternyata ga mudah jadi ibu rumah tangga tanpa asisten. Tapi ya bukan berarti ga bisa terhandle. Dari pengalaman saya selama 4 hari itu, saya mendapat gambaran kayaknya kalau saya jadi ibu rumah tangga, perlu belajar lagi pengaturan jadwal kerjanya. Perlu dimanage lagi waktunya. Dan perlu menerima kenyataan bahwa ga semua pekerjaan harus selesai hari itu.

Seneng bisa get along lama sama anak literally 24/4. Bisa ngasih dia aktivitas yang saya mau, makanan yang saya mau, perlakuan yang saya mau. Sering kalau sama asisten tu jadi bingung ngatur aktivitas, makan, dan pola asuh (sesimpel cara nanggepi tangisan) gimana, sementara diri sendiri biasanya sudah sibuk dan energi udah terserap banyak buat kerjaan.

Yah, secara umum, pengalaman 4 hari kemarin enjoyable lah. Membuat saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya kira-kira akan mampu jika suatu saat nanti menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan