Menuju Negeri yang Jauh - Part 1

[Isinya curhat]

Baru-baru ini, ada isu agenda training terkait pekerjaan saya. Training ini akan dilaksanakan di kampung halaman sang vendor, di luar negeri. Meski tanggalnya sudah dipilih sejak sebulan sebelumnya, nyatanya persiapan tetap berdrama, tetap gedandapan.

Pada akhirnya kemarin semuanya sudah siap: tiket, penginapan, sangu, dan tentunya itinerary kasar. Kali ini saya tidak sendiri. Saya akan berpetualang bersama tiga kawan: Mas Nugroho, Mas Ervani, dan Mas Kridanto.

Tadi malam kami beranjak dari Madiun menuju ibukota. Tempat tinggal saya di Madiun paling dekat dengan stasiun tapi saya malah datang paling akhir hehehe. Pengalaman deh. Naik mobil ke stasiun ternyata lama. Kalau kondisi memungkinkan, mending jalan dikit untuk manggil tukang becak atau sekalian jalan saja ke stasiun.

Tiba di stasiun, saya lihat Mas Nugroho sudah menunggu. Langsung saya samperin tapi kemudian seorang anak kecil hampir nabrak saya. Ternyata anak itu anaknya Mas Nugroho. Menyadari bahwa itu anaknya Mas Nugroho, saya langsung menoleh mencari istrinya. Setelah menerima boarding pass dari Mas Nugroho, saya say hi dan salaman dengan istri Mas Nugroho. Selanjutnya saya juga dikenalkan dengan orang tua mereka. Ga tahu sih itu orang tua atau mertuanya Mas Nugroho. Saya belum menanyakan. Suasana hati saya saat itu berubah tidak enak.

Hari itu saya menyadari, saya merindukan hal seperti itu hahaha. Seumur hidup, saya tidak pernah pergi jauh diantar lengkap sekeluarga. Kebanyakan diantar bapak. Setelah bapak sakit, sering Om Bah yang mengantar, kadang Mbak, kadang Pak Jamik, kadang siapapun kerabat yang longgar.

Melihat Mas Nugrioho pamitan, terutama sama anaknya, hati saya makin ga enak. Ditambah saya juga lihat Mas Ervani diantar istri dan anaknya, makin ga enak. Refleks yang saya lakukan adalah menghindar. Menjauh. Tidak ingin melihat momen itu. Maaf ya, Mas-mas. Bukan apa-apa. I just can't handle my emotions. I don't want my tears come out. Untung saja Mas Kridanto sudah masuk area pemberangkatan. Tidak mengharuskan saya melihat jika dia diantar keluarganya. Hehe.

Saya iri kali ya wkwkwk. Saya rindu meski cuma diantar oleh bapak. Cuma diantar oleh beliau yang memberikan kesan tersendiri.

Sebenarnya ga cuma saat itu sih momen sedihnya. Siang saat makan siang sendiri, saya sempat terlarut hampir mbrebes juga mengingat akan pergi jauh. Perjalanan jauh selalu mengingatkan akan bapak. Dulu paling tidak, ada bapak yang melepas kepergian meski hanya via sms. Mengingatkan untuk berhati-hati, bersholawat, dan dzikir. Tak lupa mendoakan, dan selalu menanyakan keadaan. I miss him anyway haha.

Sudah sudah …

Tadi malam entah suhu pengatur Udara diset berapa oleh awak kereta. Dingin banget. Kata Mas Nugroho, itu gladi bersih kami wkwk. Tadi malam di kereta sudah kedinginan, di sana kayak apa …

Kami sudah tiba di Jakarta. Masih di mess menunggu waktu berangkat ke bandara. Semoga kami selamat sampai tujuan. Semoga yang kami usahakan berjalan lancar dan barokah.

Nongkrong pagi. Saya menyebutnya team building wkwk.

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan