A Chit-Chat

Beberapa hari yang lalu, salah satu anggota tim saya, Caro, ga masuk kerja karena sakit. Tinggallah saya dan Wicaksono mengerjakan tugas kami bersama. Karena pekerjaan sedang longgar, duduklah kami bersama dan ngobrol ke mana-mana. Banyak cerita.

Seperti biasa, saya malah banyak mendengar. Kan saya jarang mau cerita panjang lebar soal kehidupan pribadi saya.

Wicaksono bercerita tentang kisah hidupnya. I sincerely give my respect to him. Mendengar kisahnya, saya ingin merangkul dan nge-pukpuk dia tapi sayang sekali saya tak dapat melakukannya. The way he thinks, solves problems, manages time, and makes decisions show that he is much more matured than me even though he is 3 years younger. Kisahnya menyadarkan saya bahwa selama ini saya kurang bersyukur, bahwa selama ini saya tidak mengisi kesempatan yang saya dapat dengan maksimal. Saya malah berpikir, mungkinkah kesempatan yang saya dapat selama ini lebih pantas untuk diberikan kepada seorang Wicaksono? Segera diri saya yang lain menjawab, "Belum tentu. Ingat! Semua sudah direncanakan oleh Allah. Yang penting sekarang isilah hidupmu, live your life to the fullest."

Membicarakan perjuangan masa lalu, tak enak rasanya jika tak membincangkan rencana masa depan. Saya senang Wicaksono punya rencana yang jelas untuk hidupnya. Dia masih muda, masih banyak kesempatan untuk merancang kehidupannya. Dengan rencana yang jelas sejak dini, kemungkinan besar dia tak perlu berhenti di persimpangan karena bingung mau ke mana. Keep it up, Bro! Chase your dreams!

Beda dengan Wicaksono yang punya rencana yang jelas, saya bingung menjawab pertanyaan tentang rencana masa depan. Saya mau ke mana?

Comments

Popular posts from this blog

Es Wawan