Posts

Showing posts from 2024

Cerita Liburan ke Malang

Hi, everyone! Assalamu'alaikum.

Bertepatan dengan adik saya yang mengikuti ujian masuk universitas dan selanjutnya ada super long weekend, saya dan suami memutuskan untuk mengambil cuti dan liburan panjang di Malang. Hitung-hitung sebagai ganti lebaran kemarin dimana kami tidak jadi ke Malang terhalang posko lebaran Mas Darmo.

Selama beberapa hari tersebut kami cukup banyak jalan-jalan. Taman Safari, Camp Ground Bedengan, Kota Batu, dan Universitas Brawijaya si tempat tes tentunya. Ohiya tidak lupa perjalanan dari kota ke kota: Madiun - Kediri, Kediri - Malang, Malang - Madiun.

Urusan makan jadi rempong
Seringnya perjalanan ternyata menyadarkan saya bahwa urusan makan cukup rempong juga. Saya kan tipe ibu-ibu yang memilih bawa-bawa bekal buat anak daripada dia makan yang ga jelas nanti apa. Akhirnya harus rempong siap-siapnya, harus aware kapan jam makan Krucil, dan harus mau rempong menghentikan perjalanan untuk waktu makan Krucil.

Such a challenge terutama dengan perjalanan, rasanya waktu begitu cepat. Tiba-tiba saja ternyata dua-tiga jam sudah terlewati, sudah waktunya makan lagi. Berusaha jangan telat lagi daripada kejadian muntah-muntah Krucil terulang lagi.

Lari kayak Naruto
Pada kesempatan liburan ini kami baru tahu bahwa ternyata Krucil bisa seneng banget ketika dilepas di area yang luas. Anehnya, dia bisa tiba-tiba jadi berani mendekat ke orang lain. Dia sepertinya senang kalalu bisa lari-larian sambil tangannya ke belakang. Udah kayak Naruto. Tentunya hal ini membuat kami mengambil kesimpulan: disuruh punya rumah gedhe nih sama Krucil. Disuruh kaya.

Krucil's 1st Birthday

Saya dan suami berencana men-spesialkan ulang tahun Krucil dengan mengadakan pendakian pertama untuk Krucil. Nyatanya tidak bisa terealisasi tepat waktu karena (lagi-lagi) urusan kerjaan. Saya sendiri sebenarnya memiliki beberapa rencana untuk menggantikannya yang akhirnya juga wacana. Badan saya butuh istirahat. Sinyalnya sudah sejak berhari-hari yang lalu. Jadi hari libur ini saya banyak istirahat.

Jadi ceritanya ulang tahun Krucil ga ada apa-apanya. Di sisi lain, kami memang tidak berniat membudayakan ulang tahun harus dirayakan dan dikado. Ya biar yang spesial itu di dalam saja. Di luar biarin terlihat biasa saja.

Namun, ternyata tetangga saya malah heboh sendiri perkara ultah ini. Dia mesenin kue, ngajak jalan-jalan, beliin hadiah. Ya sebenernya itu dia nurutin pengennya anaknya sekaligus ngajarin anaknya berbagi kali ya. Tapi somehow di satu sisi malah bikin saya bad mood wkwkwk. Yang ultah siapa, yang bikin acara siapa. Saya kan jadi merasa inferior soalnya jadi ada tekanan mental "masa anaknya ultah ga diapa-apain". Tapi ya saya tenang-tenangin diri, memang beda value ya gimana lagi. Bad moodnya tambah-tambah karena jam jalan-jalannya di jam tidur Krucil.

Tapi melihat pengalaman ini, saya jadi mikir, sepertinya akan super challenging untuk mempertahankan value kami terkait makanan, screentime, cara menanggapi Krucil, dan budaya-budaya lainnya. But let's wish Allah will guide us all the way.

But anyway. Cepat sekali Krucil sudah usia 1 tahun. Dia sudah jadi toddler. Sudah punya karep. Sudah menuju mandiri. Semoga hidup Krucil senantiasa diberkahi oleh Allah. Semoga Krucil senantiasa dilindungi oleh Allah, dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya, dijauhkan dari api neraka, lancar rezekinya, diberikan ilmu yang bermanfaat, menjadi berkah untuk orang tua dan lingkungannya. Aamiin.

Idul Fitri 1445 H

Setelah awal menikah kami mulai Idul Fitri di Malang, lalu tahun lalu kami tidak menikmati Idul Fitri karena abis lahiran dan masih di rumah sakit, tahun ini giliran kami merayakan Idul Fitri di Keluarga Kediri terlebih dahulu.

Kali ini pertama kali Krucil menikmati Idul Fitri. Banyak pengalaman baru bagi kami terutama Krucil. Jadi banyak perubahan yang harus saya alami, yang paling utama adalah harus fokus ngurus Krucil. Pada akhirnya saya jadi not really into the conversation and the silaturahmi moment.

Sayangnya, pada kesempatan ini kami hanya bisa mengunjungi keluarga Kediri. Mendadak Mas Darmo diminta untuk posko di Madiun membuat kami harus membatalkan agenda kunjungan ke Malang. H+1 lebaran malam harinya kami sudah beranjak ke Madiun. Keesokan harinya, Mas Darmo sudah posko.

Acara ini memberi saya kesempatan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu tanpa asisten selama 4 hari. Well, I can say ternyata ga mudah jadi ibu rumah tangga tanpa asisten. Tapi ya bukan berarti ga bisa terhandle. Dari pengalaman saya selama 4 hari itu, saya mendapat gambaran kayaknya kalau saya jadi ibu rumah tangga, perlu belajar lagi pengaturan jadwal kerjanya. Perlu dimanage lagi waktunya. Dan perlu menerima kenyataan bahwa ga semua pekerjaan harus selesai hari itu.

Seneng bisa get along lama sama anak literally 24/4. Bisa ngasih dia aktivitas yang saya mau, makanan yang saya mau, perlakuan yang saya mau. Sering kalau sama asisten tu jadi bingung ngatur aktivitas, makan, dan pola asuh (sesimpel cara nanggepi tangisan) gimana, sementara diri sendiri biasanya sudah sibuk dan energi udah terserap banyak buat kerjaan.

Yah, secara umum, pengalaman 4 hari kemarin enjoyable lah. Membuat saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya kira-kira akan mampu jika suatu saat nanti menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.

Nisfu Sya'ban

 Assalamu'alaikum. Hi, everyone!

Malam ini tepat malam nisfu sya'ban. Mengingatkan saya bahwa ternyata sudah setahun suami saya pindah tempat kerja. This thing triggers me.

Kebingungan dan mungkin sedikit kesedihan yang muncul saat itu kembali rise up. Pikiran yang menyalahkan kehidupan kembali muncul. Ujungnya sih nyalahin diri sendiri dan berandai-andai. Andai dulu aku ga mengabaikan keraguanku, andai dulu aku ngomong aja, andai dulu aku ga ngeluh-ngeluh capek kerja. Andai. Halah, Nal, Nal.

Kalau dipikir-pikir LDM dalam kasus kami ga worth sama sekali sih. Consuming too much energy and of course money. Selalu berdoa semoga disegerakan untuk bisa bersama kembali. Ga tau gimana caranya.

Selanjutnya pikiran mendung datang dari mikirin masa depan Krucil dan keluarga saya. Tertrigger dari lihat story teman sih sebenernya. Pada akhirnya saya membandingkan betapa beruntungnya keluarga itu, betapa bahagianya keluarga itu bisa bersama, ibunya kepikiran hal-hal yang maudilakukan untuk anaknya, anaknya rajin diajakin ini-itu dan ke sana kemari. Malah saya sedih sendiri lihatnya. Berpikir jangan-jangan saya sudah mendzalimi anak saya karena tidak memberikan hal seperti yang didapatkan anak yang tadi di story.

Dalam har-hari biasa pun saya ga jarang mikir jangan-jangan saya mendzalimi anak saya dengan pilihan yang saya buat. Menyadari betapa sedikitnya wake windows dia yang saya bisa bersamai, ditambah melihat dia kadang lebih dekat dengan pengasuhnya dibanding dengan saya. Sedih menyadarinya.

Apalagi kami belum memutuskan ke depan mau bagaimana kan. Belum jelas kami mau tinggal di mana. Padahal ujungnya nanti ke pendidikan Krucil.

Ya Allah, kenapa kondisi yang kuhadapi sulit begini?  Mungkin bagi orang lain tidak sulit, tapi baguku sulit, Ya Allah. Mohon petunjukMu.

Perdana Krucil Mudik

Dua pekan ini merupakan pengalaman mudik pertama buat Krucil. Pekan lalu saat long weekend libur natal, kami pulang ke Kediri naik mobil. Seru juga ternyata naik mobil bertiga. Long weekend pekan ini kami pulang ke Malang. Baru saja kami tiba di rumah Madiun. Kali ini menjadi pengalaman pertama Krucil naik kereta. Bikin mikir kalau travel naik kereta sama bocil baby gini jangan yang jauh-jauh. Kasian bocilnya jadi bosen dan bagi pengasuhnya asli capek banget.

Kedua pengalaman mudik ini seperti menjadi pengalaman pertama bagi Krucil merasakan suasana baru. Krucil terbiasa di lingkungan yang sepi. Hanya denganku dan rewang. Kadang main ke tetangga depan rumah. Jalan depan rumah kontrakan juga sepi. Oleh karenanya, melihat ramainya jalan raya dan banyak orang berkali-kali dalam waktu yang berdekatan, melihat banyaknya lampu jalanan, berinteraksi dengan orang baru, tidur di tengah kebisingan dan cahaya lampu, tentu hal seperti itu menjadi pengalaman yang sangat baru bagi Krucil.

Kurasa, Krucil banyak belajar dalam pengalaman perjalanan ini. Terutama tentang interaksi dengan orang lain terutama orang baru. Di Kediri kemarin dia hampir selalu nangis kalau ketemu orang baru. Mungkin juga ada faktor dia lagi tumgi sehingga suasana hatinya mudah berubah. Namun, di pengalaman ke Malang, dia bisa senyam-senyum bertemu orang baru di kereta. Masih ada sembunyi-sembunyi dan takutnya, tapi dia relatif lebih santai.

Pengalaman mudik ini juga membuat saya belajar bagaimana rasanya saat harus full-time mengasuh anak. Ini terasa banget pas di Kediri karena Krucil ga mau sama sekali lepas dari saya. Paling sama bapaknya sebentar. Saya bisa santai sebentar tu saat Krucil akhirnya terpaksa mau digendong mbak saya. Di Malang juga masih nempel-nempel saya melulu maunya tapi masih lebih mending dia masih mau diajak utinya jadi kalau diperlukan, saya bisa minta tolong mertua buat jagain Krucil.

Dan tentunya bikin mikir lagi, misal jadi ibu rumah tangga full-time kuat ga ya? Misal resign dari tempat kerja bakal gimana ya? Langkah yang tepat bukan ya? Yah pikiranku masih saja berkutat di persoalan mau lanjut kerja di sini atau engga.

Di pengalaman ini pun suami belajar gimana rasanya momong Krucil dalam rentang waktu yang lebih lama dari biasanya. Capek katanya. Apalagi kalau pas susah makan. Bikin stress katanya. BTW kasian dia cuma sekitar satu jam di rumah Madiun trus langsung caw ke Bandung. Udah gitu di rumah beres-beres dan bebersih pula. Semoga diberikan kekuatan ya, Mas Darmo. Lancar-lancar urusan dan rezekimu dan juga urusan dan rezeki seluruh keluarga kita. Amin.