Posts

Showing posts from November, 2016

Hidup

Ah saya jadi pengen nulis blog karena seorang teman. A friend of mine is in the "black hole" when I am writing this. Seems like a frustrated person. Dia bertanya, "gimana sih cara hidup dengan benar." (Idk if it's really a question since there's no question mark in the message haha)

Saya baru ngeh ada pertanyaan itu setelah saya menjawab pesannya. Saya jadi memikirkan pertanyaan itu dan tiba-tiba pikiran saya menemukan sebuah jawaban.

Gimana cara hidup dengan benar?
Dengan berusaha untuk bahagia dengan cara yang baik dan benar.

Setiap orang punya pemikiran sendiri tentang makna bahagia. Setiap orang juga punya cara masing-masing untuk mencapai kebahagiaan. Ada yang menurutnya bahagia adalah ketika dia mencapai impian terbesarnya. Ada yang bahagia hanya karena dapat memberikan bantuan pada orang lain. Ada orang yang bahagia untuk dirinya sendiri, maksud saya, dia hanya bahagia dalam dirinya karena pencapaiannya, tanpa menyadari apakah sebenarnya dia sudah membahagiakan orang lain dengan pencapaiannya itu. Ada juga orang yang bahagia untuk orang lain. Asalkan orang lain bahagia, dia akan bahagia. Ada orang yang bahagia karena dapat bersama teman dan keluarga. Ada juga yang hanya sendiri dan merenungi sekitarnya pun sudah bisa bahagia. Dan sebagainya dan sebagainya.

Bahagia itu tidak gratis. Hidup pun juga isinya tidak bahagia melulu. Makanya cara hidup dengan benar menurut saya adalah dengan berusaha untuk bahagia. Manusia akan selalu mengusahakan untuk bahagia, no matter how. Mana ada manusia yang betah-betah menjadikan depresi, putus asa, dan kondisi sulit lainnya sebagai zona nyamannya.

Namun perlu digaris bawahi, dibold sekalian, dengan cara yang baik dan benar. Dari sini saya menemukan beberapa poin dari baik dan benar, yaitu :
- cara yang halaalan thoyyiban,
- niatnya baik,
- tidak merugikan orang lain,
- tidak menyalahi norma, terutama norma agama dan susila,
- tidak membuatnya melupakan Tuhan, jika dia percaya Tuhan

Saya yakin, orang yang mengusahakan kebahagiannya dengan cara yang tidak baik sejatinya tidak merasakan kebahagiaan dalam hatinya.  Pasti ada ketidaknyamanan dalam hatinya. Sekecil apapun itu.

Poin terakhir perlu disoroti lebih lanjut. Frasa "mengusahakan bahagia" membuat seolah hidup ini selalu memandang ke depan. Selalu mengejar. Sebenarnya, ada kalanya kita perlu merenung. Percuma saja kita mengusahakan bahagia dengan cara yang sesuai dengan empat poin teratas namun membuat kita "menuhankan" dunia. Seolah kita tak berdaya tanpa dunia. Tak bisa hidup tanpa dunia. Dunia maksudnya ya segala sesuatu di dunia ini even if it's only a single and small thing. Poin ini yang akan menjadi rem kita.

Di sisi lain, di saat kita berada pada state negatif, poin terakhir tadi akan menjadi penyemangat kita jika kita mampu mengamalkannya. Akan membuat kita merenung kembali betapa beruntungnya kita dalam kehidupan ini, betapa banyak hal yang harusnya kita syukuri tapi malah terlupakan karena kita sebelumnya hanya terfokus meratapi nasib, dan menyadarkan kita bahwa masalah kita sesungguhnya masalah yang sangat kecil. Dengan begitu, kekuatan untuk bangkit menjadi terkumpul.

Jadi ... tidak ada cara saklek bagaimana menjalani hidup dengan benar. Hanya mengusahakan untuk bahagia dengan cara yang baik dan benar yang kemudian diturunkan menjadi milestones yang lebih spesifik. Jika sempat tersandung, usahakanlah lagi menjadi bahagia.

Ya semoga penulisnya ga omdo wkwkwk --> ini ngrusak flow banget deh hahahaa

Renungan





Will I be able to become someone who can do things for others?
-- Takashi Natsume, Natsume Yuujinchou



Ucapan Terima Kasih

Dulu, entah di kuliah tingkat berapa, saya sadar ternyata saya sangat kurang dalam berterima kasih. Dulu saya sering sekali lupa untuk mengatakan terima kasih atas segala hal baik yang diberikan orang lain kepada saya. Ya sekarang mungkin belum sebaik yang seharusnya sih (saya juga ga tahu harusnya seperti apa hahaa) namun saya merasa sekarang saya lebih mendingan dalam hal mengucapkan terima kasih. Terlepas dari bagaimana mengungkapkan terima kasihnya, at least, sekarang saya lebih sering ingat untuk mengucapkan terima kasih. Dan baru saja saya kepikiran sepertinya tugas saya saat TW43 berperan besar dalam hal ini.

Oke intronya sudah selesai. Intinya tentang berterima kasih. Sekarang, di postingan ini saya ingin mengajak pembaca untuk mencoba membiasakan berterima kasih dalam hal yang sangat spesifik : naik angkot.

Saya sih masih sering banget naik angkot. Entah sejak kapan saya memulai kebiasaan ini, belakangan ini saya hampir selalu mengucapkan terima kasih bersamaan dengan saat memberikan ongkos angkot. Seingat saya, waktu itu saya berpikir bahwa kerjanya pak sopir ini ga enak lhooo. Mereka beneran hampir bekerja sebagai sopir, literally sopir saja. I mean, sopir yang nyetir doang, yang komunikasinya cuma sebatas "kiri, pak" atau "kiri depan". Hampir tak ada yang ngajak ngobrol sekalipun tepat di sampingnya ada penumpang. Mereka ditinggal penumpang mainan gawai masing-masing. Nyesek ga sih? Entah kenapa kok saya ngelihatnya nyesek ya?

Hahaa pernahkah kalian bertanya bagaimana kehidupan mereka? Ya bukan kehidupan yang pribadi banget. Ya seputar profesinya sebagai tukang angkot lah. Tahukah kalian bagaimana sistem "bisnis" mereka? Bagaimana perasaan mereka ketika macet? Seberapa besar pendapatan mereka? dan bla bla bla ... Kalau kalian tahu, kalian pasti akan lebih mengerti bagaimana posisi mereka. Ya kadang memang perlakuan mereka nyebelin sih tapi kalau tahu jawaban pertanyaan-pertanyaan tadi, kemungkinan besar kalian dapat memakluminya.

Belum lagi, seperti yang pernah saya ceritakan di postingan CERITA ANGKOT bagian dicuekin, nyesek coy, ngeliatnya aja nyesek.

Makanya saya pikir, para sopir angkot itu perlu diapresiasi, bukan hanya dengan uang ongkos yang kita berikan. Uang ongkos kan memang kewajiban kita. Menurut saya, ucapan terima kasih dan senyuman ketika mengulurkan uang ongkos adalah salah satu bentuk apresiasi simpel yang eummm .... Kalau ada orang bilang terima kasih ke saya sih saya merasa seneng gitu. Saya pikir semua orang juga begitu, termasuk sopir angkot.