Nisfu Sya'ban
Assalamu'alaikum. Hi, everyone!
Malam ini tepat malam nisfu sya'ban. Mengingatkan saya bahwa ternyata sudah setahun suami saya pindah tempat kerja. This thing triggers me.
Kebingungan dan mungkin sedikit kesedihan yang muncul saat itu kembali rise up. Pikiran yang menyalahkan kehidupan kembali muncul. Ujungnya sih nyalahin diri sendiri dan berandai-andai. Andai dulu aku ga mengabaikan keraguanku, andai dulu aku ngomong aja, andai dulu aku ga ngeluh-ngeluh capek kerja. Andai. Halah, Nal, Nal.
Kalau dipikir-pikir LDM dalam kasus kami ga worth sama sekali sih. Consuming too much energy and of course money. Selalu berdoa semoga disegerakan untuk bisa bersama kembali. Ga tau gimana caranya.
Selanjutnya pikiran mendung datang dari mikirin masa depan Krucil dan keluarga saya. Tertrigger dari lihat story teman sih sebenernya. Pada akhirnya saya membandingkan betapa beruntungnya keluarga itu, betapa bahagianya keluarga itu bisa bersama, ibunya kepikiran hal-hal yang maudilakukan untuk anaknya, anaknya rajin diajakin ini-itu dan ke sana kemari. Malah saya sedih sendiri lihatnya. Berpikir jangan-jangan saya sudah mendzalimi anak saya karena tidak memberikan hal seperti yang didapatkan anak yang tadi di story.
Dalam har-hari biasa pun saya ga jarang mikir jangan-jangan saya mendzalimi anak saya dengan pilihan yang saya buat. Menyadari betapa sedikitnya wake windows dia yang saya bisa bersamai, ditambah melihat dia kadang lebih dekat dengan pengasuhnya dibanding dengan saya. Sedih menyadarinya.
Apalagi kami belum memutuskan ke depan mau bagaimana kan. Belum jelas kami mau tinggal di mana. Padahal ujungnya nanti ke pendidikan Krucil.
Ya Allah, kenapa kondisi yang kuhadapi sulit begini? Mungkin bagi orang lain tidak sulit, tapi baguku sulit, Ya Allah. Mohon petunjukMu.