Posts

Showing posts from March, 2021

Lagi, Lagi, dan Lagi

Berkali-kali diri perlu diyakinkan

Diingatkan kembali

Bahwa Allah yang membawa ke sini

Bahwa Allah yang memberi semua ini

Maka Allah pasti sudah siapkan solusi

Apapun yang terjadi di kemudian hari

Sudah Allah atur

Sudah Allah takar

Karena Allah begitu peduli

Begitu lembut

Begitu pengasih

Allah pasti beri yang terbaik

Maka diri juga harus beri yang terbaik

Juga berbaik sangka

Dan tak pernah lupa

Lagi

Lagi

Dan lagi

Adapting

Jadi gini.

Belakangan saya merasakan gejala yang mirip dengan masa-masa kuliah tingkat 3-4. Kayaknya tingkat 3 deh. Tingkat 4 udah parah.

Jadi belakangan malas dan ogah-ogahan lebih mudah hinggap. Ketakutan akan ketidakmampuan juga sering hinggap. Takut sekaligus sebal karena menyadari bahwa ternyata tanggungan cukup banyak sehingga membuat waktu untuk diri sepertinya harus dikurangi juga sering hinggap.

Kondisi yang mengakuisisi ini tidak bisa dihindari. Mau tidak mau saya yang harus beradaptasi. Ohiya sebenarnya ini tentang kerjaan.

I think I need to shift, to change, how I see work even the life impacted by it.

Awalnya saya berpikir bahwa bekerja ya seperti sekolah saja. Dapat tugas, kerjakan, kumpulkan, selesai. Plus ke kantor bertemu teman-teman seperti halnya anak sekolahan. Habis-habisan pun gapapa. Ya kayak zaman main-main di PSTK dulu lho.

Later on, saya mulai menyadari bahwa waktu saya sedikit dan saya perlu melakukan hal yang saya perlukan di luar pekerjaan, seperti berolah raga, memasak (kalau pas perlu), dan waktu untuk mencerahkan pikiran atas hal-hal penting lainnya. Akhirnya saya pun mulai membatasi waktu habis-habisan ini dan mengkotak-kotakkan waktu kerja dan libur. Kerja ya kerja, libur ya libur. Begitu.

Melihat bekerja seperti bersekolah memang masih berlangsung. Hanya saja jadi lebih sadar waktu. Lebih sadar bahwa ada kebutuhan diri yang lain yang harus dipenuhi.

Mungkin karena sering mengkotak-kotakkan waktu kerja dan libur, saya jadi kadang sebal kalau waktu libur saya terganggu. Jadi sebal kalau kebutuhan diri yang lain jadi ikut terganggu. Sebenarnya selain itu, juga belakangan kadang saya sebal kalau dikasih kerjaan yang mengalihkan saya dari fokus atau urgensi utama, atau kerjaan yang menurut saya sebenernya harusnya dikerjakan pihak lain. Padahal kenyataannya sekarang pekerjaan saya sedang butuh sedikit habis-habisan tadi. Perlu waktu dan semangat tambahan. Juga perlu membuat hati lebih ikhlas dan tidak malas-malasan.

Nah akhirnya pikiran saya perlu adaptasi lagi untuk mengubah bagaimana dia melihat pekerjaan dan kehidupan pribadi. Agar lebih semangat dan ikhlas sehingga kerjanya bisa barokah.

Mohon doanya.

Selanjutnya muncul pertanyaan, caranya gimana? Hahaha

Terakhir, berikut adalah salah satu stiker WhatsApp favorit saya.